Episode 11

25.7K 1K 14
                                    

Sepulangnya dari jalan jalan di mall, aku pulang di antarkan shanty sampai rumah. Sekarang baru jam 3 sore. Tapi rasanya lebih melelahkan saat aku pulang kerja di malam hari.

Hari ini sungguh hari terberat dalam hidupku. Bahkan saat aku kehilangan kedua orang tuaku untuk selamanya pun rasanya tidak seberat ini.

Tapi aku merasakan sedikit lega karena sudah menceritakan semuanya kepada Shanty, tadi. Walaupun rasanya sungguh memalukan.

Aku bersyukur memiliki sahabat seperti shanty. Dia masih mau menerimaku, dan tidak menjauhiku dengan keadaanku seperti ini. Aku tidak tahu apa reaksi Ifan saat dia tahu keadaanku seperti ini. Apa dia masih mau berteman denganku atau malah menjauhiku, nanti.

Saat aku baru memasuki rumah, tiba tiba ibuku datang dari arah dapur dan langsung menamparku.

"APA INI HAH." teriak ibu sambil menunjukan testpack tepat di depan wajahku.

Aku langsung terpaku seketika melihat benda itu ada di tangan ibu.

Ah,, aku ingat, kemaren waktu aku tau hasilnya positif aku melempar benda itu di kamar mandi. Mungkin ibu menemukannya.

"JAWAB JALANGG!!!" bentak ibuku lagi

Aku tidak menjawab bentakan ibuku.

Aku takut, aku bingung.

Aku takut dengan kemarahan ibu yang pasti akanlll mengusirku. Itu sudah pasti

Aku malu karena hamil di luar nikah. Kalau sampai tetangga tau, mereka pasti akan nyinyir ibu nantinya.

"JAWAB!! APA KAMU BISU HAH. INI PASTI PUNYA KAMU KAN?" ibu meninggikan suaranya. Tetangga yang lewat depan rumah sampai memberhentikan langkahnya karena merasa penasaran dengan apa yang tengah terjadi di rumahku.

"Aku.. a-aku." Jawabku terbata bata karena takut.

"Aku apa hah?" Bentak ibu menurunkan nada bicaranya.

"Ini punya kamu kan?" Tanya ibu lagi "ini ga mungkin punya Tanti. Apalagi punya saya." Ucap ibu dingin.

Aku menganggukkan kepalaku sebagai jawaban. Sedari tadi aku terus menundukkan kepalaku sambil menangis tanpa suara.

Sekarang ini sungguh aku merasa sangat sangat ketakutan.

Aku merasakan satu tamparan keras mendarat di pipi kananku.

"Dasar jalang. Apa kamu ini bodoh atau apa. Harusnya kamu itu lebih pintar. Gimana caranya supaya kamu ga kebobolan kaya gini. MAU BIKIN SAYA MALU HAH." Ucap ibuku marah. Aku tidak menjawab ucapan menyakitkan ibu, aku hanya menundukkan kepalaku dalam.

"Lelaki mana yang sudah menghamilimu?" Tanya ibuku sengit.

Aku hanya menggelengkan kepalaku sebagai jawaban.

Ibuku langsungng memukul pundakku sangat keras.

"Haah, saya pikir kamu ini perempuan baik-baik. Ternyata kamu itu seorang jalang." Ucapan ibuku sungguh menohok. Hatiku rasanya sungguh sakit.

"Saya tidak Sudi kamu berada di rumah ini." Ucap ibu dingin.

"PERGI KAMU DARI RUMAH INI." teriak ibu mendorong tubuhku ke arah pintu.

"Bu Anggi mohon Bu, jangan usir Anggi." Ucapku memohon dan sedikit menahan langkahku.

Mau pergi ke mana aku.

"Saya tidak Sudi kamu berada di rumah ini." Bentak ibuku terus mendorong tubuhku.

"Anggi mohon Bu, jangan usir Anggi. Mau tinggal di mana nanti." Ucapku terus memohon sambil menangis.

Incidents Of HAPPINESS (END)✓✓ [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang