Episode 4

26.2K 845 12
                                    

Aku ingin sekali membuka mata saat sebuah cahaya menyilaukan menerpa wajahku. Tapi mata rasanya lengket sekali. Aku ga peduli kalau nanti aku di marahin, di caci maki, di sembur sama ibu, yang jelas sekarang aku merasa sangat berat untuk meninggalkan kasurku ini. Badanku rasanya remuk, sakit semua.

Aku terus melanjutkan tidurku, entah sampai jam berapa. Yang jelas sekarang aku masih berbaring meringkuk di kasurku saat tiba tiba pintu kamarku di gedor gedor dengan brutalnya dari luar.

'Mampus Lo gi. Siap siap di sembur ama ibu, Lo.' ucapku dalam hati mengagetkanku.

Aku langsung bangun berdiri dari pembaringan ku. Tapi seketika rasa sakit di pangkal pahaku menggerogoti ku.dan langsung mengingatkanku akan kejadian semalam. Dan kenyataan ini langsung menyadarkan ku, bahwa kejadian semalam ternyata bukan mimpi.

Aku langsung terduduk di atas kasurku, seketika tanpa aba aba air mata langsung merosot jatuh membasahi pipiku. Namun gedoran di pintu kamarku langsung mengembalikan ku pada tujuan awal ku bangun dari pembaringan ku. Aku langsung bergerak cepat kearah pintu, sambil menahan sakit tentunya. karena gedoran di pintu kamarku semakin keras dan brutal, aku takut nanti pintu kamarku bisa bisa jebol lagi.

Saat aku membuka pintu kamar, seketika rasa lega melandaku. Ternyata orang yang menggedor pintu kamarku adalah sahabat karibku Shanty yang sekarang sedang memasang wajah panik bercampur rasa lega saat melihat ku.

"Lama amat si buka pintunya." Ucap shanty ketus sambil nyelonong masuk ke kamar ku.

"Maaf." Ucapku lemah tak bersemangat

"Semalem kamu pulang jam berapa? Aku panik banget pas tadi pulang dari Bandung langsung ke butik, terus pas aku tanya kamu, si Jumi bilang kamu ga masuk. Gw langsung panik gi. Gw pikir elo di culik pas pulang dari butik karena baju pesenam Tante Cristin udah aman. Lo ga papa kan gi?" Ucap sahabatku panjang lebar dengan satu tarikan napas dia sangat menghawatirkan ku. Aku tersenyum kecut mendengar ucapan shanty.

"Ga usah lebay, aku ga papa ko. Aku cuman bangun kesiangan doang mangkanya ga masuk kerja." Ucapku menenangkan shanty

"Terus lo semalem balik ke rumah jam berapa?" Tanya shanty menuntut

"Balik jam 10." Jawabku bohong

"karena kecapean gw jadi kebablasan tidur. Terus tumben banget ibu ama ka Tanti ga bangunin aku?" Lanjutku berusaha mengalihkan pembicaraan shanty supaya tidak membahas tentang semalam.

Iya ya ko aku baru sadar kalo hari ini aku bisa bangun siang kaya gini, aku menengok jam dinding di kamarku, sudah jam setengah 11.

" Ibu Lo lagi kondangan keluar kota, berangkat tadi subuh subuh ama rombongan ibu ibu pengajian. Terus Ka Tanti dah berangkat kerja." Jelas shanty

"Ko kamu tau, emang kamu di sini dari subuh ya?" Tanyaku bingung

"Tadi gw di kasih tau ama Bu umi tetangga sebelah kuy. Lagian gw dah assalamualaikum berkali kali ga ada yang jawab." Ucapnya sewot sambil melengos dariku

"Ya maaf, gw kan jarang jarang bisa bobo cyyantik se panjang ini. Di tambah lagi mimpi indah bareng oppa Jun suk yang bibirnya cipokeble banget" jawabku mencoba meredakan kekesalan sahabat tersayang ku ini.

"Serah Lo dah, serah. Tapi Lo beneran ga papa kan? Tu muka Lo kusut gitu, mata bengkak merah kaya apaan ih." Ucapnya bergidik ngeri.

Bodi amat lah ama bentukan penampilanku sekarang, wat ever cegeh Ari kata anak zaman now mah. Yang jelas aku ingin melupakan kejadian semalam, dan mencoba untuk hidup seperti sebelum kejadian kelam itu menimpaku. Dan kejadian itu cukup aku Dan Tuhan saya yang tahu. Yang lain jangan!.

"Woi, Napa ngelamun si?" Bentak shanty sambil menggeplak tanganku. Aku meringis mendapatkan perlakuan tak manusiawi dari shanty.

"Udah buruan sana mandi! Terus kita jalan yu?" ucap shanty

"Ga ah, hari ini aku mau di rumah aja mumpung ibu lagi ga ada. Aku pengen istirahat aja. Aku capek san." Ucapku lemah dan lirih

"Ada apa gi, cerita sama gw. Jangan di Pendem"

Shanty memang selalu tau keadaanku, aku ingin sekali cerita, tapi aku malu san. Aku malu sama diri aku sendiri, aku malu sama kamu kalau harus menceritakan tragedi menjijikan yang semalam menimpaku itu.

"Ga papa ko. Aku cuman capek." Ucapku lirih. Aku langsung merebahkan badanku di kasur singgel ku dan langsung menyelimuti seluruh badanku dan menyisakan kepalaku untuk bernapas.

Shanty langsung keluar dari kamarku tanpa mengatakan apa apa lagi. Dia memang selalu mengerti aku. Dia tau kalau aku lagi butuh sendiri. Hari ini aku hanya ingin tidur dan rebahan di kasurku tersayang ini. Aku ingin bermalas malasan selagi ada kesempatan. Kapan lagi aku bisa kaya gini, jarang jarang loh. Aku berharap bisa melupakan semuanya.

___________________

Sekarang aku berada di tempat kerjaku butik DAISY. Setelah 2 hari bolos kerja, sekarang aku mulai menjalankan aktivitasku seperti biasa, seolah olah tidak pernah terjadi apa apa kepadaku.

"Hari ini, karena hari ulang tahun aku, nanti pulang kerja aku bakal nlak
kalian semua makan di victory, jangan lupa Dateng ya." Ucap mba keith riang. Aku langsung menghampirinya dan mengucapkan selamat ultah pada mba keith, dan langsung di ikuti oleh semua pegawai Daisy yang lainnya.

_____________

Sepulang kerja, semua pegawai DAISY langsung meluncur ke restoran yang di maksud oleh mba Keith untuk acara traktiran. Aku berangkat di bonceng oleh Fina menggunakan motornya.

"Wah, ga papa kan kalo aku ikut gabung." Ucap Shanty tiba tiba muncul entah dari mana. Dia langsung duduk di kursi di sampingku.

"Ya ga papa lah Shan, santai aja kali." Ucap mba Keith.

Setelah itu kami semua makan malam dengan canda tawa dan obrolan obrolan yang sama sekali aku tidak tahu, karena aku tidak menyimaknya sama sekali.

Aku sibuk sendiri dengan kegiatan melamunku sambil memakan makanan yang terasa hambar dilidahku. Sementara yang lain sibuk dengan obrolan dan candaan mereka.

"Woii. Napa si lo, ngelamun Mulu?" Sentak Shanty mengagetkanku. Aku langsung menjingkat kaget karena sentakannya.

"Hah_mm iya aku mau." Ucapku ngawur. Aku melihat semua orang yang berada di meja ini menatapku dengan bingung.

"Lo kenapa si gi? Aneh banget deh hari ini." Ucap Indah. Dan aku lihat, Jumi, Fina, maya dan mba Mela menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Indah.

"Emang aku kenapa? Aku baik baik aja ko." Ucapku meyakinkan kepada mereka semua

"Kamu lagi ada masalah gi?" Tanya mba mira, menatapku khawatir.

"Iiihh. Kalian yang kenapa? Orang aku baik baik aja ko, emang ga boleh apa kalo aku sehari aja pen jadi cewek alim dan pendieum gitu, biar ada cowok yang naksir." Jelasku menggebu gebu.

"Iya percaya gi. Buktinya sekarang Lo tadi ngomong ga jelas kaya gitu. Percaya deh gue." Ucap Fina masa bodoh dan langsung melanjutkan memakan makanannya di ikuti yang lainnya.

Mereka tuh kenapa si? Tadi nanya nanya aku kenapa lah, aku ini lah, aku itu lah. Giliran di jawab malah di cuekin. Ini lagi, sahabat macam apa si, malah ikutan ngacangin lagi.

Akumah masa bodo, mending lanjut makan. Mempeng gratis. Walaupun sekarang makanannya terasa hambar di lidahku. Tapi aku tau kalau makanan di restoran ini selain mahal juga enak enak.

*****

Semoga ada yang mau baca cerita Abal Abal ku ini. 🤗🤗🤗

Incidents Of HAPPINESS (END)✓✓ [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang