Episode 18

20.9K 815 29
                                    

Pagi ini rasanya badanku sangat segar dan bersemangat. Tadi malam tidurku sangat nyenyak. Aku masih belum percaya bahwa aku sekarang sudah berstatus sebagai suami dari sahabat sepupuku yang dulu selalu di jaganya dengan ketat supaya tidak bisa aku dekati.

Setelah mandi dan berpakaian setelan kantorku, aku berniat menuju dapur untuk membuat kopi sendiri. Karena ini masih terlalu pagi untuk berangkat kerja jadi aku memutuskan untuk membaca koran di temani segelas kopi pahit di teras belakang rumah, sambil menunggu sarapan siap tentunya.

Saat aku sudah sampai di dapur, aku tidak melihat bi umi sama sekali. Aku malah melihat wanita cantik yang saat ini sedang sibuk di depan kompor sambil mengaduk sesuatu di wajan. Posisi wanita itu sekarang membelakangiku.

Aku langsung berdiri di depan meja panty dan memperhatikan perempuan itu dengan lekat. Sejak kapan di rumah ini ada perempuan muda seperti ini. Setahuku perempuan di rumah ini cuman bunda dan bi umi saja. Dan aku sudah mengenal betul postur tubuh mereka.

Aku masih memperhatikan perempuan yang saat ini tengah serius memasak. Sampai tiba-tiba dia membalikan tubuhnya dan menatapku dengan wajah kagetnya. Benar benar cantik.

Perempuan itu masih menatapku kaget. Aku tersenyum melihatnya. Tapi seketika wajah kagetnya berubah menjadi datar.

"Mau apa kamu di sini?" Ucapnya datar dan dingin. Dia menatapku tidak suka.

"Aku mau kopi hitam pahit." Jawabku santai. Perempuan itu masih menatapku tajam. Dia langsung mengambil cangkir di rak atas. Dia langsung berjalan ke arahku dan menaruh cangkir itu di meja pantry di depan kami.

Dia menuangkan jus yang berada di dalam blender ke dalam cangkir itu. Aku menatapnya bingung. Aku kan bilangnya kopi hitam pahit, kenapa malah di kasih jus. Jus apa lagi itu, warnanya merah begitu. Aku bergidik ngeri menatap jus itu.

Dia menaruh blender di wastafel dan segera meraih cangkir berisi jus itu.

"Aku kan minta di buatin kopi pahit hitam. Kenapa malah di kasih jus?" Tanyaku bingung menunjuk cangkir berisi jus itu.

"Loh emang siapa yang mau ngasih jus ini ke situ. Orang ini buat saya sendiri." Ucapnya cuek dan langsung menyeruput jus itu.

Aku melongo menatap perempuan di depanku. Bener bener, dia niat banget PHPin orang pagi pagi. Dan sejak kapan orang minum jus pake cangkir. Bener bener ngerjain gw.

Aku langsung menuju rak di atas kompor dan mengambil sebuah cangkir. Aku membuat kopi dalam diam. Punya istri bukannya di layanin, malah di cuekin.

Selesai membuat secangkir kopi. Aku kembali berdiri di meja pantry tempatku semula. Di depan perempuan yang saat ini tengah menenggak habis jusnya. Setelah cangkirnya kosong perempuan itu langsung melengos ke arah wastafel dan segera mencuci cangkir dan blender bekas jusnya. Setelah selesai perempuan itu langsung melengos berjalan melewatiku begitu saja tanpa mau melirik atau menyapa sedikitpun.

Aku menatap punggung wanita itu. Apa dia sebegitu bencinya sama aku, Sampai melirikku pun tidak.

Setelah punggung wanita itu hilang di balik pintu kamarnya aku langsung berdiri dan meraih kopiku. Aku berjalan menuju meja makan. Tadi aku melihat di dapur, samping kompor terdapat semangkuk besar nasi goreng yang setahuku di buat oleh perempuan jutek yang sekarang berstatus sebagai istriku.

Saat aku tengah sibuk membaca koran pagi, tiba tiba seseorang menaruh sesuatu di atas meja makan. Aku mengalihkan pandanganku sejenak dari kota ku dan melihat bi umi yang sedang menyiapkan meja makan.

"Tumben mas gara udah sten bay di meja makan pagi pagi begini?" Tanya bi umi keheranan kepadaku. Sekarang memang masih jam 6.25 pagi.

"Bangunnya ke pagian bi." Ucapku cuek tidak mengalihkan pandanganku dari koran yang sedang ku baca.

Incidents Of HAPPINESS (END)✓✓ [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang