Semenjak pulang dari solo, sikap Gara jadi berubah. Gara menjadi sosok yang berbeda dari Gara yang biasanya. Sikapnya jadi berubah dingin, irit ngomong dan cuek.
Gara jadi orang pendiam, ngomong seadanya itupun juga kalau ada orang yang mengajaknya bicara. Sikapnya kepada Anggi juga jadi berubah. Gara seperti menghindar saat melihat Anggi.
Di saat Anggi mencoba untuk berdamai dengan masa lalunya, dan mulai mencoba untuk lebih mendekatkan diri dan menerima suaminya, suaminya malah menjauhinya. Gara selalu menghindarinya dan terlihat enggan untuk melihatnya. Kenapa kejadiannya jadi kebalik kaya gini ya?
"Kalian ini kenapa si? Perasaan ayah, semenjak pulang dari solo kalian kaya menjauh. Kalian lagi berantem lagi ya?" Tanya ayah Bima tiba tiba Karen melihat sikap anak dan menantunya yang terlihat mulai merenggang lagi.
Hening. Itulah situasi saat ini di meja makan. Tidak ada yang berniat menjawab pertanyaan dari ayah Bima. Baik itu Anggi maupun Gara, mereka hanya diam sibuk dengan kegiatan mereka menyantap makan malam masing-masing.
"Iya, mamah juga ngerasa gitu." Ucap mamah sambil melihat menantunya yang saat ini duduk di sebelahnya dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.
"Gara buat ulah lagi ya gi?" Tanya bunda penuh selidik kepada Anggi.
Gara yang mendengar ucapan bundanya Langsung menghentikan kegiatannya yang hendak menyendok makanannya. Dia menatap wajah Anggi dengan lekat.
'Cih. Gw bikin masalah? Yang ada menantu kesayangan bunda tuh yang bermasalah. Cewek uler ko di belain' ucap kata hati Gara dengan sinis.
"Engga ko bunda. Kita baik baik aja ko. i_ iya kan_ mas?" Ucap Anggi gelagapan dan sedikit ragu ragu saat menyebut kata 'mas' di akhir kalimatnya Karen saat akan mengatakan kata 'iya kan mas'' Anggi mendapati Gara yang tengah menatapnya dengan tajam yang membuatnya gugup dan sedikit ketakutan.
Gara yang mendengar Anggi memanggilnya dengan 'mas' Langsung merubah ekspresi wajahnya dengan ekspresi kaget.
'Apa tadi dia bilang? Mas? Gw ga salah denger kan?' ucap Gara dalam hati. Dia merasakan jantungnya berdetak dengan kencang saat mendengar Anggi menyebutnya dengan sebutan 'mas'. Tapi Gara Langsung merubah ekspresi wajahnya lagi dengan cepat.
'Inget gara dia itu cuman perempuan ular. Dia itu cuman lagi ekting doang!!' peringat hati Gara supaya tidak luluh dengan ucapan Anggi.
"Kita emang lagi ga berantem ko Bun. Aku juga ga pernah buat masalah sama mantu kesayangan Bunda." Ucap Gara datar dan langsung bangkit dari kursinya dan langsung meninggalkan ruang makan, meninggalkan makan malamnya yang belum habis.
"Anak kamu kenapa si yah, Ko jadi berubah dingin gitu?" Tanya Bunda indah menatap suaminya dengan wajah bingung.
"Mana ayah tau. Ga pernah di kasih jatah kali sama istrinya, mangkanya ngambek." Ucap ayah Bima sakratis sambil menatap Anggi dengan wajah jahil. Sementara orang yang di tatap malah menatap mertuanya itu dengan wajah bingung.
"Iiihh dasar. Ayah bisa aja." Ucap bunda memukul bahu suaminya dan tertawa geli mendengar pendapat suaminya itu. Anggi yang melihat mertuanya tertawa tidak jelas begitu malah makin kebingungan.
"Kenapa sih Bunda?" Tanya Anggi bingung dan menatap heran wajah mertuanya secara bergantian.
"Suami kamu lagi ngambek, gara gara ga pernah kamu kasih tengok anaknya." Ucap bunda penuh makna yang sama sekali tidak di mengerti oleh Anggi.
"Udah lah Bun, mantu kamu itu ga bakalan ngerti. Si Gara itu emang brengsek udah nidurin perempuan polos kaya Anggi." Ucap ayah Bima menatap wajah istrinya dengan geli, yang langsung di setujui oleh istrinya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Incidents Of HAPPINESS (END)✓✓ [TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK]
RomanceSUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOK Rank: #23 15052018 #27 29042018 #30 22042018 #32 20042018 #36 01032018 #46 22022018 Anggi Wulandari bekerja di sebuah butik milik ibu dari sahabatnya. Di perkosa oleh orang yang tidak ia kenal dan menyebabkan dirin...