saya terbangun, dan melihat Ibuk, Bapak yang msih mengenakan seragam dinasnya nampak tengah bicara dengan dokter yang ada diruangan putih dan ada tirai dan beberapa alat kesehatan ternyata saya berada di rumah sakit..
saya : " buukk" kataku dengan suara lemas
ibuk : "ehh rizal udah bangun, gimana nak masih sesak dadanya?" ibu berucap dengan menangis sambil memeluku..
saya hanya diam, berusaha mengingat,saya ingat dan saya menyesal mengingatnya, saya masih takut, sampai sekarang saya tidak akan pernah lupa perasaan takut itu, dan rasa ngilu, lemas, dan dingin di sekujur badan kala itu..
saya "emmmmm" hanya diam, saya tidak berani mengatakanya. sama sekali tidak berani..
Ibuk : " rizal,, apa yang terjadi nak?"
saya : "egak tau buk, badan rizal dingin" kataku lemah sambil menggeleng..
bapak mengelus kepalaku pelan sambil berkata
Bapak : "rizal anak bapak, sekarang gapapa ya, bapak sama ibuk jgain rizal terus, ya "
Saya : "Rizal takut pakkk, Rizal gak mau sendiriann dirumah, rizal gak mau !!" saya mulai menangis karena teringat kejadian tadi sore,
Bapak : "Bapak janji nak, udah Rizal sekarang tidur lagi aja ya, masih lemes kan badanya?"
Saya : "iya pak, tapi janji jangan tinggal Rizal lagi " kataku sambil mengusap air mata yang membanjiri wajah"
Bapak : janji nakk, bapak janji..
......
entah kenapa saya cepat sekali tertidur, mungkin pengaruh obat penenang.. jam 00.30, saya melihat kalender di dinding yang bertahun 1995, ahhhh ternyata saya sudah dipindah ke kamar khusus.. Bapak tampak tertidur sambil duduk dan menungguiku, dan ibu tidur dibwah dengan alas kasur lipat...
saya kembali melihat sekeliling, dan kamu tau? ternyata tidak hanya dirumah saya dapat melihat makhluk2 itu, di pojokan kamar saya melihat ....... "aaaaaaa bapakkkk ibukkkkk, RIzalll takut pak, buk bangun" teriaku sangat keras, cukup keras mungkin untuk membangun kan kamar sebelah... bapak bangun, dan berusaha memeluku, tapi saya masih melihat makhluk itu,, berbeda dengan siang tadi, saya melihat sosolk dengan wajah hanjur, seperti mukanya pernah terparut, penuh dengan luka codet, tampak diwajahnya seperti ada nanah atau darah yang mengering, diwajahnya nampak hanya rongga mata tanpa ada bola matanya, mulutnya mingkem. tapi hanya bagian atas, karena bibir bawahnya tidak ada dan memperlihatkan giginya yang jarang2 dan menghitam, seluruh tubuhnya dari ujung keujung dibalut kain putih kotor ! mungkin kalian menyebutnya Pocong!, saya meronta-ronta, berusaha lari bahkan membuat jarum infus ditangan saya lepas dan melukai tangan saya sampai sobek, bapak dan ibu yang masih terkejut berusaha memegangi saya tapi saya tetap takut, karena hanya saya yang melihatnya! ibuk memencet bel yang ada di dekat kasur, mungkin utk memanggil dokter, saya meronta, berusaha kabur, saya melihat jendela yang terbuka saya nekat melepaskan diri dari pegangan bapak, saya memanjat jendela, saya loncat, dan.. buggg saya terjatuh, cukup keras, harusnya saya menangis terjatuh dari ketinggian 1 meter, tapi karena sangat takut saya tidak pedulikan darah yang mengalir dari tangan dan pelipisku yang entah terbentur apa, baru saja saya berdiri, yaa baru saja berdiri saya melihat ......
banyakk.... mereka da puluhan ! tidak tidak mungkin ratusan! mereka seperti memperhatikanku ! mereka melihatku! dan mereka menuju kearahku! saya berteriak histeris sejadi-jadinya, tampak ada yang mendekapku dan mengangkatku, saya kaget ternyata itu bapak, beliau mengangkatku menjauh, beliau berlari entah saya au dibawa kemana, saat digendong saya masih melihat mereka, seperti tidak cukup menakutiku, tawa lengking mereka bergema mungkin hanya saya yang mendengarnya, mereka mengejarku! saya meronta lagi, berusaha lepas dari bapak, untuk berlari sendiri! saya merasa tidak aman walaupun sudah ada orangtuaku yang saat itu terlihat sangat panik melihat kelakuanku, saya terlepas dari gendongan bapak, buggg, untuk kedua kalinya say terjatuh, kali ini bagian mukaku terjembab lantai, hidungku berdarah, untuk ukuran anak 6 tahun, banyak sekali lukaku malam itu, say tidak peduli saya coba lari lagi, mereka malah memanggil namaku "kamuuuu, akan ikut kami, dan bersama kami terus, Rizalll, kemariii" kata seorang makhluk dengan wujud perempuan berleher panjang. "TidakkkkkRizal gak mau!!!" happpp bapak menangkapku kali ini menggendongku dengan pegangan sangat kuat, saya masih melihat mereka, dan saya tiba di sebuah ruangan, saya dibaringkan, walau meronta saya mencoba melawan, tapi apa daya, bapak adalah seorang Tentara, yang kala itu berpangkat Sersan Mayor, orang dewasa pun akan sulit lepas dari pitinganya, ada yang mengikatku di kasur, seorang berbaju putih memegang tanganku yang kaku, dan menusuku dengan suntikan, saya masih meronta setelah disuntik, tapi makin melemah, badanku terasa lemas, dan entah sejak kapan saya tertidurrr.......
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Tahun setelah aku mati
Horror"Kita hidup di dunia yang sama dengan mereka, kita hanya berbeda dimensi dengan mereka, percayalah.. mungkin mereka ada disampingmu sekarang" By: WN kulon.kali (KASKUS)