Dingin...
hal yang palin terasa sejak saya turun dari pesawat, jam menunjukan pukul 5 pagi waktu melbourne, telinga saya masih sedikit sakit karena landing pesawat tadi,
maklum ini adalah kali pertama saya naik pesawat, dan pertama kalinya saya pergi sejauh ini.
bulan agustus adalah waktu musim dingin di melbourne, walapun tidak ada salju disini tapi jangan ditanya dinginya..
brrrrrrrr, mungkin sekitar 7 derajat celcius, cukup membuat orang uang terbiasa di cuaca tropis seperti saya mengigil kedinginan..
saya mengencangkan resleting jaket tebal saya dan mencoba menutup telinga saya dengan kupluk yang saya bawa, saya melihat kearah 10 orang teman baru saya,
tampaknya mereka merasakan hal yang sama, kami masih berada di melbourne airport sambil menunggu mobil yang akan menjemput kami ke kota monash, tempat dimana kami akan
mendapat beberapa pembekalan terkait kehidupan di melbourne sebelum tahun ajaran baru dimulai bulan oktober, dan sore nanti kami harus menghadiri jamuan di KBRI
perjalanan yang jauh benar2 membuat kami lelah dan ingin segera beristirahat.
kami hanya duduk2 di lobi depan sambil meminum kopi yang di pesan oleh kru Kemendiknas.
saya celingukan ke kiri dan kanan mencoba mengetahui diarah mana saya menghadap,
saya kemudian bertanya kepada mas Yacob, salah satu temanku yang mendapat pendidikan master disini..
"mas, tau arah barat kemana gak ya?"
mas yacob :"mana ya??, gak tau zal, masih bingung arah juga aku" jawab mas yaqob
saya :"oke deh gapapa mas"
saya :"emm.. excusme sir, can you show me a westward?" tanyaku pada seseorang yang duduk dibelakang rombongan kami.
"of course, over there" kata bapak2 itu sambil menunjukan arah barat kepada saya.
saya :"many thanks sir "
"with pleasure "
.
saya selalu ingat kuajiban saya sebagai seorang muslim, dan saya tidak ingin melewatkan sholat subuh saya dimanapun saya berada, saya yakin saya akan kesulitan mendapat
tempat untuk sholat, jadi saya memutuskan bertayamum dan sholat di tempat duduk saya.
"kamu ngapain zal?" suara mas yaqob membuat kekushyukanku terganggu, saya masih diposisi atahiyat akhir, saya mencoba kembali fokus dan menuntaskan ibadahku.
"alhamdulillah" gumamku setelah selesai sholat,
saya :"maaf mas yaqob tadi aku lagi sholat subuh"
mas yaqob :"loh kok sholatmu beda zal?, harusnya kan berdiri kan? dan ada aturanya juga kan?" mas yaqob bertanya bingung, wajarlah karena mas yaqob
beragama khatolik, saya kemudian menjelaskan tentang shalat saya barusan dan aturanya, mas yaqob tampak memperhatikan penjelasanku.
mas yaqob :"ohh gitu.. sipp2 lah, emang harus gitu. apapun agamanya harus inget sama Tuhan"
saya :"iya mas, sudah menjadi kuajiban setiap orang yang beragama" jawabku pelan..
10 orang yang mendapat pendidikan disini terdiri dari 5orang dari lulusan SMA sepertiku dan 5 orang lagi dengan lulusan s1 yang akan meneruskan gelar S2 disini.'
sekitar 30 menit kami menunggu dan mini bus yang menjemput kami akhirnya tiba, setelah semua barang dmasukan kamipun berangkat menuju kota monash,
yang terletak sekitar 25km dari melbourne Airport. saya duduk di deretan kursi tengah bersama Wayan, salah seorang teman baruku yang berasal dari bali.
disepanjang jalan suara riuh dari antusasme teman2ku terdengar gaduh, kami merasa sangat senang akhirnya kami sudah sampai di kota dengan predikat salah satu kota paling layak huni di bumi.
jalanan yang bebas macet, bersih dari sampah, polusi yang bisa dikatakan hampir tidak ada, dan hawa dinginya membuatku seolah sedang berada di sebuah film yang biasa saya tonton.
saya merogoh saku dan mengeluarkan telpon PDA bermerek O2 yang di inventariskan kepada kami, kami juga sudah dibekali dengan kartu seluler lokal untuk memudahkan komunikasi,
saya membuka Yahoo masanger , ahhhh risa sedang offline, kira2 jam berapa ya sekarang dijogja? tanyaku dalam hati..
saya hanya duduk sambil memandang keluar jendela, melihat pemandangan jalanan di benua ini, rumah2 dengan gaya khas dan pohon2 yang berjajar rapi membuat saya kagum,
benar2 tata kota yang cantik, gumamku pelan..
mini bus kami berhenti disebuah rumah besar yang berada disebuah kompleks perumahan, tampaknya kami sudah sampai dihunian sementara kami..
"selamat datangg" itulah ucapan pertama yang kami terima dari banyak orang yang menyambut kami saat turun dari mini bus..
yaa kota monash ini adalah kota yang paling banyak dihuni oleh warga negara Indonesia, baik yang bekerja dan yang studi seperti kami..
.
.
.
.
beberapa minggu sudah kami lewati dan hari minggu seperti kali ini banyak dimanfaatkan teman2ku yang lain untuk jalan2, ya karena memang kami masih merasa penasaran dengan
tempat tinggal baru kami jadi teman2ku masih getol dengan yang namanya jalan2,
kecuali saya, saya malah terserang flu berat karena cuaca yang tidak menentu disini, jadi saya memilih tinggal dirumah sambil chating dengan risa..
perbedaan waktu yang cukup panjang dengan di indonesia membuatku tidak bisa berlama2 salih bertukar pikiran dengan risa yang harus segera istirahat,
tidak baik juga membuat risa begadang setiap hari.
huahh.. bosan juga menghabiskan waktu sendirian saya memutuskan untuk berjalan-jalan juga mungkin disekitaran kompleks untuk mengusir rasa bosanku.
saya mengambil jaket di kamar dan tak lupa kupluk untuk melindungi kepalaku dari terpaan angin dingin juga saya kenakan,
baru saja membuka pintu lalu tiba2 bresssssshhhhhhhh...
hujan.. sialll ahh, batinku sambil menutup pintu..
mau ngapapain nih kegiatan hari ini, gumamku sambil menyeka ingusku yang tidak berheni keluar karena pilek..
saya cuma duduk2 di balkon sambil melihat hujan yang turun dengan derasnya..
"cuacanya aneh ya?, mau teh panas gak?" suara seseorang mengaggetkanku..
saya :"eh Dewi, kamu gak ikut sama yang lain?"
dewi :"egakkk zal, kamu mau teh egak?, aku buatin nihh"
saya :"wahhh pas banget, mau dong "
dewi :"wait a second "
saya :"of course, less sugar for me"
dewi pun berlalu menuju dapur, dewi salah satu temanku yang berasal dari jakarta, orangnya tinggi, mungkin sekitar 175cm, lebih tinggi dari risa dan sedikit lebih pendek dariku,
orangnya supel, tapi tidak terlalu banyak omong, dan selama masa karantina dan pembekalan disini dewi selalu menjadi teman satu kelompoku.
dengan kulit bersih, rambut lurus sebahu yang sering dia biarkan tergerai, cantikk, saya yakin semua orang akan sepakat kata itu tepat untuk menggambarkan dewi..
dewi :"diminum zal, lumayan lah biar gak adem2 banget" dewi menyerahkan teh panas yang masih mengepul kepadaku,
saya :"makasih wi, kamu darimana aja tadi kok gak keliatan?, kirain ikut rombongan" kataku sambil menyruput teh buatan dewi.
dewi :"aku dari tadi tidur zal, hehe, lagi males jalan2 aku, dari kmaren begadang terus jadi pilih tidur aku"
kami banyak ngobrol, mengomentari apa yang ada di melborne dan membandingakan dengan daerah kami, dewi ternyata anaknya lucu celotehanya sering membuat saya tertawa terpingkal,
dari obrolan dan jokes yang dia lontarkan keliatan betul kalau dewi adalah anak yang cerdas, bukan2 dlebih tepatnya jenius, pantas lah kalau dia mendapat beasiswa seperti ini
kami masih ngobrol sampai menjelang pukul 18.00, tiba2 di depan saya sekitar 20 meter melayang sesosok makhluk menyeramkan memakai gaun yang dengan pelan melewati kami sambil melihat saya.
saya sontak berdiri...
mencoba mengawasi makhluk dengan sosok perembuan blonde itu,
dewi juga berdiri, pandanganya juga sama sepertiku, menatap makhluk itu sama sepertiku,
anehh...
saya :"dewi kamu juga???"
Dewi :"ha??, rizal kamu apakah kamu???"
kami berbicara bersamaan
kamii saling bingung, saya ingin menanyakan apakah dia juga melihat apa yang saya lihat, tapi saya ragu, saya takut jika malah dia salah paham..
dewi :"zall.. kamu dulu
saya :"ahh egakkk cuma ada yang aneh aja, emang kamu tadi mau omong apa?"
dewi :"zal, aku bisa tau kalau seseorang lagi boong, kmu bohong kan?" dewi menyelidik
saya menatap wajahnya, saya melihat matanya, tidak ada keraguan di sorot matanya, apakah dia istimewa sama sepertiku??
apakah dia juga sama dapat melihat makhluk2 itu sama sepertiku?
jika benar saya memang tidak sendiri, saya bukan satunya yang memiliki indra 2 alam...
auranya juga tampak tenag tidak ada fluktuatif seperti pada kebanyakan orang..
auranya sama sepertiku dan jauh berbeda dari aura2 orang pada umumnya..
ragu....
saya masih ragu dengan anggapan saya, tapi akhirnya saya mengaku juga karena saking penasaranya,
saya :.. emmmm aku tadi lia, hanu perempuan blonde wi" jawabku dater,
saya kembali melihat dewi, mencoba melihat bagaimana tanggapanya selanjutnya, dia tidak menjawab, dahinya berkerut seperti sedah berpikir..
dewi :" apa kamu bisa lihat "mereka" sama sepertiku??
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Tahun setelah aku mati
Horror"Kita hidup di dunia yang sama dengan mereka, kita hanya berbeda dimensi dengan mereka, percayalah.. mungkin mereka ada disampingmu sekarang" By: WN kulon.kali (KASKUS)