Patr 47

1.5K 57 0
                                    

Saya memicingkan mata untuk memastikan bahwa itu adalah Daisy, dan ya ternyata benar, mata batinku tidaksalah. itu adalah sosok daisy yang mendatangiku.. mata merahnya berkilat-kilat di gelapnya malam, suaranya menggeram seperti menahan dahak yang tertahan, aura yang tidak enak menghinggapi tubuhkuyang mulai terasa dingin...
Kuat... daisy adalah sosok yang kuat, mungkin karena umurnya yang tua.. jin berbeda dengan manusia yang akan semakin lemah saat tubuhnya menua, bangsa jin seperti daisy akan semakin menguat seiring umurnya yang semakin tua, dan daisy mungkin umurnya sudah ribuan tahun,
Daisy belum bergerak dari tempatnya melayang, pisau yang dia bawa membuat nyali saya menciut, pisau yang dia bawa bukan seperti pisau dapur, itu lebih seperti sebuah golok yang bernoda hitam, dan yang jelas itu bukan pisau yang secara fisik bisa dipegang dan dilihat manusia biasa.
Saya mencoba berfikir jernih disituasi seperti ini, apa yang bisa saya lakukan menghadapi jin sekuat daisy...
Saya menyaut cincin galih kelor yang tergeletak di meja, dan buru-buru memasangnya di jari, saya memfokuskan pikiran dan raga untuk bersiap dengan kemungkinan yang terjadi..
Saya berdoa kepada Allah untuk perlindungan sejati... dengan langkah ragu saya mendekati kaca jendela..

“apa maumu? , kenapa mengusiku? “

Tidak ada jawaban dari daisy, yang ada hanya geraman seperti seseorang yang sedang menahan amarah. Mataku kembali mengamati sosok daisy, wajahnya sangat tidak sedap dipandang, ditambah rahangnya yang seperti hancur mulai terbuka dan menjulurkan lidahnya yang seperti terpotong..

“Daisy... kenapa kamu mengikuti anak adam?” ucapku setelah mengumpulkan keberanian.

“hyahahahahaha”
Dia menjawab dengan tawa lengking yang menggema ... saya merasakan kaca jendela didepanku bergetar, mungkin jika suaranya dapat didengar manuia biasa pasti akan membangunkan orang2 di kompleks perumahan ini..
Saya merasa khawatir dengan ledakan tawanya yang menyeramkan, dan mengintimidasiku ,
Seolah daisy mengancamku.

daisy mulai memainkan tanganya yang kurus dan keriput.. menggapai-gapai udara, seperti ingin meraih sesuatu..

Saya membaca beberapa amalan, untuk melindungi diri, dan .....
Wushhhh .... Daisy menghilang dalam sekejab, Daisy menghilang begitu saya membuka amalan pertama... aneh, ya ini terlalu mudah. Dia terlalu mudah untuk diusir, sesuatu yang tidak wajar saat daisy dengan sengaja menunjukan eksistensinya tapi langsung kabur dengan gertakan pertama.

Saya duduk di kasur, menyeka keringat yang bercucuran seberar biji jagung,
Daisy ....Ada pa denganya? ..
Saya sedang menenggak air putih saat pintu kamarku berderit pelan ..
“zal kamu gak apa apa?. Ada apa tadi?”
Itu adalah dewi yang tanpa permisi masuk kekamarku, tampaknya dia juga merasakan kehadiran daisy diluar rumah..

“Daisy .... dia datang “

“Daisy??.. maksudmu makhluk yang ngikutin Brandon?”

Saya mengangguk sambil menyeka keringat yang tersissa di pelipisku,.
“iya, dan dia gak suka sama aku wi” jawabku dengan sedikit bergetar karena rasa ngeri yang masih tersisa..
Dewi menengok kejendela, matanya menerawang sekeliling halaman rumah untuk memastikan keberadan Daisy, dan tanpa diduga dewi menoleh dengan cepat kearahku, mimik mukanya menyiratkan ketakutan..

“zaal.. rizal... dii. Dia masih disini!!”
Dewi berteriak sambil menghambur kearahku, telunjuknya menunjuk kejendela kamar yang sekarang mulai bergetar.. trrrr tttrrrr trrrr kira2 seperti itu bunyinya, jika kalian suka menonton film horror Hollywood mungkin kalian bisa membayangkanya. Gorden jendela itu membuka dan menutup dengan sendirinya,... klak.. klakk
Dewi memeluk tanganku, dia terlihat ketakutan. Begitu juga dengan aku..
“zall..” kata dewi sambil membenamkan wajahnya ke lenganku...

“dewi, baca doa !!” ucapku dengan suara keras.. lalu tiba2 petttttt.....
Semua gelap ... listrik dirumah kami padam,tapi tidak dengan listrik dirumah lain, saya masih bisa melihat cahaya lampu dari balik cendelaa yang tertutup gorden..

100 Tahun setelah aku matiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang