Part 46

1.7K 57 0
                                    

*Percakapan ditulis dalam bahasa Indonesia*

Brandon sedang berada di bawah pohon jacaranda, pohon yang hampir selalu ada disetiap sudut taman di melbourne, bunganya yang berwarna kontras berguguran dan menjatuhi kepala brandon yang sedang terduduk, tampak murung, yang saya lihat dari kejauhan wajah anak itu tampak murung, atau mungkin dia memang selalu terlihat murung,
Saya ingin mendekatinya, tapi langkah saya terganjal oleh sosok itu, kemarin saya memang tidak melihatnya, tapi hari ini saya dapat melihat makhluk mengerikan itu.
, rambutnya seperti surai singa dengan warna gelap dan pirang dibagian ujungnya, saya tidak bisa terlalu detail mendiskripsikanya, jarak yang jauh membuat visualisasi mata saya kurang maksimal. Meski begitu energi makhluk itu dapat saya rasakan, yang seketika membuat bulu kuduk saya berdiri, hawa dingin mulai menyelimuti leher bagian belakangku, “bismillah ......” saya membaca beberapa doa dan mulai bergerak mendekati brandon, posisi brandon membelakangiku, dia duduk bersandar di batang pohon besar itu, sedangkan kepalanya sedikit menengadah, seperti melihat ke awang2, dan persis di sebelahnya “pendampingnya” terus memperhatikanku .
Semakin saya mendekat, semakin saya bisa mngamati dengan jelas makhluk itu, rahanngnya panjang, giginya tampak menjembul dari bibirnya yang sobek, jika diamati lagi bibir bagian kirinya bahkan sobek sampai hampir menyentuh telinga, wajahnya putih, bukan butih mulus, tapi putih kusam, pucat dan terlihat sangat buruk, kulitnya juga nampaak kendor atau bisa dikatakan sudah berair dan berlendir seperti membusuk, ada sebuah rongga bolong dipipinya yang membuat isi mulutnya terlihat berwarna ungu dan merah darah, sorot matanya menunjukan ekspresi geram, gaun merah melekat ditubuhnya yang sangat kurus, beberapa tulang berwarna kuning gading mencuat keluar dari lapisan kulit tipisnya, dan yang paling membuat saya ngeri adalah energi yang terpancar dai sosok itu,
Sangat.. dan sangat kuat.. butuh konsentrasi untuk mendekatinya, tubuh saya seperti mendapat perlawanan, seperti ingin terpental ... bagaimana saya menjelaskanya ya?mungkin seperti saat kalian mencoba menyatukan 2 buah magnet dengan kutub yang senama, akan ada energi yang tidak terlihat yang mencegah 2 kutub itu saling mendekat, kira2 seperti itulah rasanya.
Butuh beberapa menit untuk sampai ke tempat dimana brandon duduk, padahal jaraknya tidak seberapa jauh. Sampai akhirnya saya sampai didepan anak yang bahkan lebih spesial dariku..Entah kenapa saya merasa brandon sangat istimewa.dia memiliki six, seven,eight sense atau mungkin lebih, saya melihat ada sisi lain darinya, dan aura gelapnya mungkin berasal dari makhluk yang mengikutinya itu ...

Saya sudah berada didepanya, tubuhku mengeluarkan keringat, hal yang cukup aneh saat saya tidak melakukan aktivitas berat tapi berkeringat, tidak ada yang saya lakukan selain mengatur nafas, entah kenapa nafas saya memburu, karena aura itu yang membuat sesak atau karena saya takut?

“haii Mark”

Brandon menyapaku tanpa ekspresi, benar saja mungkin dia tidak punya ekspresi lain selain yang dia tunjukan. Wajahnya tampak murung, mimik mukanya juga menunjukan bahwa dia sedang sedih.

“hai brandon ... apa yang kamu lakukan disini?”

“mark, kamu tentunya sudah tau aku disini menunggumu”

“ya.. dan disinilah aku sekarang brandon, apa yang ingin kamu sampaikan?”

Dia hanya menggeleng, tanpa berbicara, sesekali dia melirik “si merah” yang berada disampingnya, tanpa ada raut takut diwajahnya, yaa.. brandon tentunya mengenal sosok yang mengikutinya itu ...

“Brandon.. dimana ibumu?dan kenapa kamu tidak sekolah?”

Saya mencoba memecah kebisuan diantara kami, saya duduk disamping brandon walaupun harus mengesampingkan rasa risi dan ngeriku dengan makhluk itu, tampaknya dia juga merasa tidak nyaman oleh kehadiranku. Dan yang aneh adalah dia membiarkanku mendekat..

“ibuku sedang sibuk dengan urusanya, aku tidak mau sekolah, sekolahku terasa penuh dengan orang idiot didalamnya”

“lalu, apa yang kamu lakukan di taman yang sepi ini? “

100 Tahun setelah aku matiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang