Saya tidak henti2nya mondar mandir didepan pintu itu, keringat dengan deras meluncur melewati pelipisku, saya sudah diminta duduk dengan tenang oleh Bapak mertuaku, tapi tetap saja saya tidak bisa tenang, kenapa? karena ini saya sedang menunggu proses persalinan Risa..
“sudah le, ditunggu dulu, kamu sendiri juga orang medis tentunya harus lebih bisa kontrol diri, serahkan saja sama dokternya” begitu kata beliau yang berusaha menenangkan saya yang jelas sangat gelisah waktu itu..
Lalu apa yang saya lakukan diluar ruang bersalin?, bukanya lebih baik jika saya ikut masuk dan menunggui risa secara langsung, teman...ada permasalahan, dan semuanya berawal tadi pagi ..Pagi itu saya baru bangun, belum sempat saya mengucek mata saya sudah terjaga karena risa yang merintih kesakitan..
“mas.. kayaknya ini aduhhhh mas... “ teriak risa kesakitan,
Dan disitu dengan sigap saya segera memapah risa menuju mobil..
Sekarang ya sekarang saatnya begitu pikir saya, memang hari ini kami berencana ke rumah sakit bersalin karena usia kandungan risa yang sudah tua, masing2 dari saya dan risa sudah mengambil cuti untuk persalinanya,tapi saya tidak menyangka waktunya akan datang secepat dan semendadak itu, saya memapah risa dan mendudukanyadi kursi depan, saya berlari membuka pagar dan langsung kembali kemobil, saya menyalakan mesin mobil keluaran awal 90an itu dan langsung melaju ke jalanan secepat yang saya bisa, beruntung hari masih pagi, jalanan tidak terlalu ramai..“nduk, tahan bentar ya” ucap saya kepada risa yang merintih kesakitan sambil menjambak lengan bajuku..
“mas... aaaa sakit...” rintihan kesakitan risa membuat konsentrasi saya buyar, saya mencoba untuk lebih fokus ke jalan yang ada didepan saya....
“nduk ditahan ya sakitnya, bentar lagi kita sampe ini” ujar saya untuk membuat risa lebih tenang,
“nduk, tarik nafas pendek2 nafasnya diatur” tambah saya kepada risa“mas, ketubanya pecah mas, aduhh....” teriak risa lagi, dan disitu saya mulai menginjak pedal gas dalam2 agar saya segera sampai ke rumah sakit bersalin yang dengan laju normal bisa kami tempuh selama 15 menit, tapi dengan keadaan se darurat itu akhirnya kami sampai kurang dari 15 menit.. saya memarkirkan mobil kedepan instalasi gawat darurat yang langsung disambut tenaga medis yang sudah bersiap,
“mas tunggu dulu, ngisi data dulu, biar kami yang langsung bawa istri mas ke ruang bersalin” ujar salah seorang perawat,
Saya meraih hp dan memencet beberapa kontak dan menelfon seseorang..“pak, bapak hari ini sedang dinas tidak? Risa di rumahsakit pak, sebentar lagi proses melahirkan”
“iya le, ya saya segera kesana, kamu jaga risa ya” ucap pak hamzah mertuaku yang akan segera menyusul kemari,
Saya buru2 menuju meja administrasi dan memberikan datadiri dan menandatangani beberapa dokumen persetujuan, dan segera setelah itu saya berlari ke ruang bersalin tempat dimana risa ditangani...“bapak suaminya?”
“iya pak, gimana keadaan istri saya pak?” tanya saya dengan tidak sabar kepada dokter yang baru saja keluar dari ruangan.“ ada masalah pak dalam persalinan istri bapak, posisi bayi sunsang, dan harus segera dilakukan oprasi caesar untuk proses persalinanya pak, bagaimana?, kami butuh persutujuan bapak untuk melanjutkan penangananya” kata dokter bersalin itu,
“saya setuju pak, asalkan istri dan anak saya bisa selamat pak” jawab saya dengan tergesa.
“baik pak, kami akan bersiap untuk oprasi, bapak silahkan isi form ini dan tandatangani ini dulu” kata dokter itu sambil mengisyaratkan suster sebelahnya untuk memberikan form isian persetujuan operasi kepada saya..
“baik pak, boleh saya ikut menunggu istri saya?”
“sayangnya tidak boleh pak, sudah menjadi peratutan rumahsakit bahwa pihak luar tidak diperbolehkan masuk ruangan oprasi”
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Tahun setelah aku mati
Horror"Kita hidup di dunia yang sama dengan mereka, kita hanya berbeda dimensi dengan mereka, percayalah.. mungkin mereka ada disampingmu sekarang" By: WN kulon.kali (KASKUS)