hari dimana kami anggota ekskul pecinta alam pun akhirnya datang juga,, kami sudah membawa perlengkapan masing2, seperti tas cerier, nasting, matras, slepping bag, dan beberapa alat navigasi. setelah pembagian kelompok selesai kami pun berangkat, oiya saya sekelompok dengan irawan, teman baiku sejak dari smp. dan 3 orang cewek dari kelas sebelah.. hari itu anggota yang ikut acara ini hanya berjumlah 20 orang, dengan dibagi 4 kelompok, artinya satu kelompok berisi 5 orang, dan disamaratakan, setiap kelompok diisi 2 laki2 dan 3 perempuan..
hemmpp ini akan melelahkan, saya membatin. tampak di kelompok 3 ada risa yang heboh sendiri dengan bawaan super banyak, saya cuma cengengesan liat kelakuan anak itu.... kami diawasi beberapa instruktur yang akan berada di masing2 pos, dan beberapa titik pos bayangan setiap ketua kelompok wajib memberikan laporan kepada intruktur melalui ht yang disediakan.. kami menempuh perjalanan dari selo (plalangan) boyolali. setiap kelompok akan diberi jarak mulai mendaki selama 10 menit, jadi akan ada jarak yang lumayan untuk tiap kelompok, kelompok saya mendapat nomor undian 5. artinya adalah yang paling akhir berangkat, dan kelompok risa mendapat nomor undian pertama.. "payah dehh, uda pasti paling sengsaraa kalo kayak ginii "keluhku dalam hati, kami baru mulai mendaki 50 menit kemudian, waktu menunjukan pukul 15.00, huahhh perkiraan waktu sampai ke puncak adalah 5-6 jam waktu normal,
saya dan Irawan hanya bercanda terus sepanjang jalan, bersama2 dengan, susi, Dina, dan Ani, kita membicarakan banyak hal, mulai dari yang gak penting, sampai yang paling gak penting, haha, cukup menyenangkan. treking dari plalangan menuju pondok pendaki hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, dan kami sudah berjalan menuju pos 1... semua masih mudah dan kelihatan baik2 saja, sesekali tampak dari kejauhan kelompok lain sedang berjalan menembus pepohonan yang rimbun. setiap beberapa menit sekali ht yang kubawa berbunyi, terdengar suara senior untuk mencari tau bagaimana keadaan kami.. dan pos 1 sudah kami lewati dengan waktu tempuh sekitar 2 jam , huahh sudah sore, waktu azhar sudah lewat saat kami sudah berjalan melewati pos 1. kami memutuskan berhenti sejenak untuk istrht dan shalat dengan keterbatasan yang ada, dan kami mulai berjalan menuju pos 2. di pos 2 ini mulai ada sebuah hawa dingin.. bukan dingin dari suhu udaranya, tapi dingin entah menjelaskanya bagaimana. waktu menunjukan pukul 18.30, perjalanan masih jauh sampai kami dapat beristirahat di watu gajah atau pasar bubrah... irawan memutar2 frekuensi ht nya...
Irawan : "gawattt... htnya rusak zal"
Saya :"apa?, uda kamu cek batrenya?" kataku sambil mengetuk2 senter, kami masih butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke pos 2...
"ini alasanya aku gak mau dapet kelompok paling akhir" gumamku. saya membuka peta dan mengukur koordinat kami berada..
saya : "wan, rute ini lumayan berat kita harus hati2, kanan kiri kita jurang. kamu paling belakang ya, aku paling depan. kalau ada apa2 langsung bilang, dina,susi, ani, kalian di tengah, jangan buat gerakan yg mengagetkan perhatikan langkah sama pegangan kalian"
teman2ku hanya mengangguk tanda mengerti, dan hall yang kutakutkan semenjak pertama membaca selebaran itu mulai terjadi...
direrimbunan pepohonan sudah banyak yang memperhatikan kami, mereka semua tampak sama wujudnya karena mereka semua dibalut dengan kain putih dari ujung kaki sampai ujung kepala, jika kalian tanya jumlah saya gak tau pasti, yang saya tau mereka banyak, banyak banget malahan...
Irawan : "zallll!!!!, berhenti dulu"
saya menghentikan jalanku dan menengok kebelakang,
Saya :"ada apa wan?"
Irawan : "kayaknya ni ht mulai fungsi lagi.. kita berhenti sebentar dehh, laporan dulu sama minta petunjuk arah, dari tadi kita gak nemu tanda juga kan"
Saya :"oke wan, sus, din, sama ani kita minum bentar sambil laporan posisi kita ya. saya membuka peta kembali dan mencari dimana koordinat kami sekarang, cukup sulit karena selain pandangan yg hanya diterangi sinar senter perhatian saya teralihkan dengan beberapa makhluk yang mulai tertarik kepadaku. saya membaca beberapa doa pelindung dalam hati sekedar menjauhkan mereka..
Saya : "nahh ini wan kordinat kita, ayo cepet kamu laporan" kataku sambil memberikan secarik kertas berisi koordinat kami sekarang.
Irawan mengangguk dan menyalakan ht untuk meminta petunjuk arah, baru saja tombol ht itu dipencet, dan bukan suara senior yang kami dengar... tapiii itu suara gending jawa dan lengkingan suara sinden yang lebih mirip suara tawa yang terkekeh jelek,
saya menyaut ht dari tangan irawan dan mencabut batrainya, sebelum teman2ku bertambah takut. tampak kengerian di wajah mereka. irawan duduk mendekat, diikuti dina,susi dan ani yg berpelukan satu sama lain,,
Irawan : "zal, kamu tau ini gimana?" tanya irawan dengan wajah panik, ketiga cewek itu juga ikut nimbrung dengan cerewet dan panik. saya menghela nafas panjang.
Saya : "kita harus tetap tenang,kita terpisah jauh dari rombongan, mungkin kita keluar jalur sejauh 5km, lihat ini jalur peta yg kita bawa berbeda dengan yg kita bawa tadi". saya baru menyadari bahwa peta yg saya bawa dari tadi sudah berubah, ya berubah menjadi seperti efek cermin, yg harusnya kita belok kekiri malah kanan, dan begitu juga sebaliknya, saya memfotocopy peta yg diberikan senior sehari sebelum berangkat, dengan tujuan saya punya arsip tentang jalur pendakian merapi, tapi begitu saya bandingkan hasil foto copyan ternyata gambarnya berbeda dari file aslinya, padahal saya yakin sebelum petang tadi gambarnya sama. tampak wajah teman2ku berubah benar2 panik..
Susi :"truss gimana dong? kita kesasar?, aku takut nihhh, ini pertama kalinya aku naik gunung" kata susi dengan gemetar, suara teman2 yg lain juga bersautan karena mereka tak kalah panik.
Saya : "oke, kita kesasar, tapi tenang dulu, aku punya peta yg bener, dan kita tinggal mengikuti peta ini, kita jalan dari sini menuju titik jalur pendakian, kita udah terlalu jauh keluar jalur, kita gak mungkin motong jalan, terlalu bahaya kiri kanan kita jurang, kita harus muter buat sampe ke watu gajah, posisi kita disini" saya menunjuk satu titik di peta yg diterangi sinar senter. saya memang sudah bisa membaca peta dari kecil, dulu saya sering diajari menggunakan kompas, topografi, membaca jejak dll oleh almarhum bapak.
Saya : "sus,din, ani jangan takut.. saling awasi yg lain. irawan simpan aja ht itu, itu gak berfungsi, pas aku lepas batrenya tadi posisi ht itu sebenernya udah mati keabisan batre, kamu di belakang kayak tadi ya. dan buat semuanya maaf, tapi aku harus ngomong kalo kita lagi diganggu penunggu sini, tetap tenang, jangan parno, baca doa menurut agama masing2, selama jalan nanti fokus aja ke pundaku liat pundaku aja, sama lihat dimana kaki kalian menapak, jgn sampe jatuh, jangan celingukan juga ya."
semua teman2ku mengangguk mendengar instruksiku, harusnya irawanlah yg menjadi ketua kelompok, tapi saya maklum ini mungkin pengalaman pertamanya...
waktu menunjukan pukul 19.45, sebelum berjalan kami sholat isak dengan keadaan yg seadanya... saya membayangkan betapa instruktur dan senior kami kebingungan mencari kami, saya juga membayangkan wajah khawatir dari risa disana.. harusnya kami sudah sampai pos 2 sejam yg lalu...
kami berjalan menembus hutan, beberapa kali saya menahan kaget, karena melihat sosok siluman... ya menurutku siluman adalah jelmaan jin yang berubah menjadi sosok hewan atau setengah hewan.. saya melihat beberapa makhluk aneh itu, mereka hanya memperhatikanku tanpa berani mengganggu...
kyaiku pernah berkata bahwa mataku batinku ini selain bisa melihat dan merasakan juga bisa memukul dan melindungi, kyai berkata bahwa ini adalah bakat alam miliku, dan seiring berjalanya waktu akan terus menguat, mata batin ini akan membuat takut jin yang lemah, atau yg ilmu kanuraganya dibawahku, tapi akan membuat tertantang jin jahat yg lebih "besar" , begitu kata kyaiku dulu.
sya beberapa kali harus berhenti untuk menengok peta, dan saat berhenti mereka, makhluk2 halus itu terlihat semakin banyak, bukan hanya satu dua tp banyak sekali, tampak di sebuah dahan pohon waru ada sesosok makhluk berbadan manusia dengan wajah kucing, dia duduk di sebuah dahan dengan mata yg berpendar dalam gelap, dia bergerak tanpa pakaian , dan turun ketanah, cara berjalanya seperti gorila dengan setengah bungkuk berjalan dengan kaki dan punggung tangan untuk menahan badanya, tubuhnya berbulu keperakan, dengan ekor yg mengibas2,, dia mengajaku berbicara.. dan karena kami menggunakan bahasa batin saya buatkan perkiraan percakapan saya dengan makhluk itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Tahun setelah aku mati
Horror"Kita hidup di dunia yang sama dengan mereka, kita hanya berbeda dimensi dengan mereka, percayalah.. mungkin mereka ada disampingmu sekarang" By: WN kulon.kali (KASKUS)