“Dewi, kamu cerita ya.. ada apa?” tanyaku begitu kami sudah berada dirumah.
Dia masih diam, raut wajahnya masih menyiratkan kesedihan, sangat tidak biasa untuk gadis luar biasa seperti dewi bersikap demikian, sejak awal bulan syawal kemarin dia tampak murung..“Dewi.... “ucapku pelan sambil menepuk pundaknya..
“hemmm,,, iya iya zal aku denger.. aku Cuma bingung mulai dari mana”
“pelan-pelan aja wi, aku punya banyak waktu.. mau teh? Aku buatin ya”, tawarku pada dewi yang terduduk di sofa. Dewi mengangguk pelan dan saya pun berlalu ke dapur,
Teh hitam pekat dengan seujung sendok gula pasir, bahkan saya hapal dengan takaran teh kesukaan dewi, saya sudah sangat mengenalnya, tapi sikapnya barusan mmbuat saya merasa belum terlalu dalam mengenal dewi, saya buru2 mengaduk teh beraroma melati itu dan menenteng nampan berisi 2 cangkir keramik menuju ruang baca, tempat dimana saya dan dewi sering ngobrol bareng.“diminum wi” kataku sambil memberikan teh panas itu,
“makasih zal” ucapnya pelan..
Dewi tidak langsung meminum tehnya,dia hanya memainkan jari2nya membuat pola memutar di bibir gelas...
“kamu lagi bingung wi?”
Dia hanya menggeleng pelan
“trus kenapa?” tanyaku menyelidik
“aku lagi kangen”
“kangen sama??”
“Mas Husain”Mas Husain? Saya mengulang nama itu dalam hati. Nama husain pernah dewi ceritakan, dia adalah laki2 yang pernah dekat denganya, bahkan dewi dan husain bisa deisebut pasangan kasih namun berakhir tragis, Dewi menceritakan kalau Husain sudah meninggal tanpa memberitahuku penyebabnya.
“kenapa dengan mas husain wi?” tanyaku dengan hati2 agar tidak menyinggungnya yang sedang sensitif.
“akhir2 ini aku kangen banget sama sosok mas husain zal, liat kamu bahagia sama risa bikin aku iri, liat kalian bisa komunikasi dengan orang di kampung halaman juga bikin aku iri, aku udah biasa sebenernya, tapi gak tau kenapa zal”
Dewi kembali menunduk, terlihat pertahananya sudah jebol, kesabaranya mungkin sudah dipuncaknya, kesedihanya tidak tertahan, sampai airmatanya keluar tak terbendung, dewi menangis, adalah hal yang sangat langka terlihat, gadis berhati baja ini ternyata mampu cair dengan kenangan dari mantan orang yang pernah mengisi hidupnya, saya merasakan kesedihan yang dewi alami sekarang, rasa rindu kepada orang yang tidak akan pernah kembali benar2 menyiksa batin, apa yang dialami dewi tidak bisa dibandingkan dengan apa yang sudah alami, mungkin beban yang di tanggungnya 2 kali lebih pedih dari apa yang menimpa saya,
Dia anak yang belum pernah mendapat kasih sayang oleh kedua orangtuanya, anak terbuang yang sejak bayi diasuh oleh orang lain, dewi ibarat telur merpati yang dierami puyuh, harusnya dia tidak bisa terbang karena induk puyuh tidak bisa terbang jauh dan mengajarinya untuk terbang tinggi, tapi anak merpati yang kuat itu bisa membuktikan dia bisa terbang lebih tinggi dari pada burung manapun, walaupun merpati itu kini berduka..
Kenapa? Karena merpati adalah burung yang setia pada pasanganya, bagaimana jika merpati ditinggal mati oleh pasanganya? Kira2 itu lah dewi sekarang..Saya duduk merapat kesamping dewi dan menepuk pelan pundaknya, tangisanya tertahan, dia tidak termehek-mehek seperti tangis wanita pada umumnya, menunjukan bahwa dia tidak ingin kesedihanya mengganggu dan diketahui orang lain, ciri dari orang yang kuat dan low profile, tapi didunia ini tidak ada orang yang terlalu kuat, dewi tetaplah perempuan lembut yang malang..
“dewi, mas husain buat kamu itu artinya apa? Dan sebesar apa artinya buat kamu?” pertanyaanku konyol, mungkin itu akan menyakiti hati dewi, tapi entahlah kenapa mulut saya dengan otomatis mengatakan itu.
Dewi sedikit bergetar, tanganya sedikit mengepal, dan dengan cepat membuat gerakan mengelap wajahnya yang bersimbah air mata, dia menegakan kepalanya dan memandangku..“dia sosok yang lebih berarti dari siapapun zal, kalo ga ada mas husain, gak mungkin aku sampe sini, kalau gak ada dia sekarang mungkin aku Cuma cewek kuper yang kerjanya ngurung diri di kamar, gak mungkin aku berani ngimpi bisa kuliah disini, dulu aku cewek penakut yang minder karena jadi bahan bully, lalu muncul mahasiswa itu..mas husain... mas husain ...... ... ...... “
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Tahun setelah aku mati
Horror"Kita hidup di dunia yang sama dengan mereka, kita hanya berbeda dimensi dengan mereka, percayalah.. mungkin mereka ada disampingmu sekarang" By: WN kulon.kali (KASKUS)