Part 15

2.7K 92 0
                                    

saya masih merasakan kenangan dari ibuk, kalau diibaratkan luka, luka itu sudah hampir sembuh, tapi selalu saja ada hal yang membuat luka itu malah menganga lebar, kepergian bapak benar2 membuat jatuh mentalku yang baru saja bisa menikmati hidup selama 3 tahun disini..
hari itu adalah sehari setelah peletakan nisan bapak, om dan tanteku juga sudah pulang ke solo dengan berat hati karena meninggalkanku mengurus hidup sendiri...
saya sedang membereskan kamar bapak, tempat ini adalah tempat istirahat inspiratorku, kamar ini mulai berdebu, saya membersihkanya dengan seksama, saya menata lemari yang masih lengkap dengan baju seragam dan kaos harian almarhum bapak, saya membersihkan buku yang tertata rapi di rak, terselip diantara buku2 itu ada sebuah album foto, saya membukanya, tapi dengan segera kututup kembali, kenapa?, saya cuma belum siap bernostalgia sekarang. saya mengelap kursi dan meja baca milik bapak. tampak disudut meja masih ada satu slop penuh rokok filter milik bapak, masih bersegel. disampingnya terdapat sebuah pipa rokok yang terbuat dari gading gajah beserta korek api klasik, nampaknya ini ketinggalan saat bapak berangkat ke aceh dulu, saya meletakanya kembali dan melanjutkan bersih2..
"ahhh selesai juga" gumamku, baru saja mau menutup pintu kamar perhatian saya tertuju pada rokok bapak, saya mengambilnya, kemudian duduk di teras samping rumah.. saya membuat secangkir teh sambil membawa sebuah majalah yang saya lupa majalah apa itu..
saya membuka 1 bungkus hemm,, harum juga pikirku, saya iseng mencoba sebatang dan menghisapnya "uhuuuukk, hukkk", saya malah terbatuk2 sampe hampir mutah, "ini enaknya apa sih, ?" baru saja saya mau membuang sisa rokok itu ada sesuatu yang dahsyat menyakiti perutku..
"baguss ya bagus, baru tinggal dirumah sendiri beberapa hari udah mulai ngrokok, mau jadi anak nakal kamu?" ternyata Risa mencubitku dengan sangat keras,
Saya : "aaduuuhhh, ampun ris, ini aduhhh sakittt ris lepasin" bukanya dilepaskan cubitan itu malah makin keras dihujamkan ke perutku,
Risa : "kamu kenapa sihhhh? sekarang malah nyoba2 rokok segala?" sekarang cubitan itu makin menyiksaku dengan gerakan memutar tangan oleh risa, ini namanya cubitan dewa level 10 batinku,
Saya : "iya2 ini aku jelasin, tapi lepasin dulu, ini duhhh", akhirnya risa melepaskanku dari cubitan itu, huftttt sakit banget, bahkan ada sensasi terbakar setelah cubitan itu dilepas
Saya : "gilak kamu ris, sakit banget, kalo ada olimpiade nyubit menang deh kamu "
Risa : "apaan sih ngrokok, belum bisa cari uang juga udah ngrokok, besok kalo udah kerja sakpuasmu zal!"
Saya : "iya2 ris" kataku sambil meringis memegangi perutku yg mulai membiru..
Risa : "zall"
Saya :"apa lagi comell?"
Risa :"kamu gak masuk sekolah udah seminggu... setelah almarhum bapakmu di yasinkan kemaren aku kira kamu berangkat lagi, ehh tapi belum, aku pikir kamu udah pindah sekolah tanpa pamit" ujarnya dengan nada suara yang menurun..
Saya : "aku gak akan pergi tanpa pamit ris, aku cuma masih males berangkat tadi"
Risa : "trus kamu kapan pergi ke solo?"
Saya : "aku gak akan kemana2 ris, aku tetep disiini"
risa : "loh kok? terus kamu gimana?, kamu sendirian?"
Saya cuma mengangguk dan menghirup nafas panjang..
Saya : "aku gak mau jadi beban orang lain ris, omku seorang pensiunan tentara, anak2 beliau juga semua kuliah, kalo ditambah aku malah jadi lebih banyak tanggunganya"
Risa : "trus keuanganmu gimana?, kan juga butuh biaya buat hidup sama sekolah?" wajah risa tampak khawatir
Saya :"aku udah mikir ini mateng ris, bapak punya taspen, nanti bisa tak gunain buat hidup sehari2, dan aku tabung sebagian, aku juga mau kerja sambilan besok, buat beli alat2 sekolah, aku punya cita2 jadi dokter ris, kalo saya ikut om mungkin gak akan kesampaian, tp kalo aku mandiri disini, mungkin aku punya kesempatan, dari tabungan uang taspen bapak akan ku tabung, dan kalo aku belajar lebih keras mungkin akan dapet beasiswa, aku cuma modal percaya sama Tuhan ris"
Risa : "kamu gak perlu berbuat sejauh itu zal, kamu kalo ikut om mu mungkin lebih enak kan "
saya : "mungkin ris, tapi udah bulet niatku ris "
Risa : "zal, kamu cowok yang hebat, enggak kamu gak hebat, kamu luar biasa zal, pikiranmu itu lohh, kamu akan buat semua orang simpati ke kamu dengan sifatmu itu "
saya : "aku rasa aku sudah terlalu lama aku hidup bersembunyi, aku cowok ris, dan aku gak mau sembunyi lagi, aku akan hadapi kenyataan itu, kenyataan kalo aku sekarang yatim piatu dan sebatang kara, kenyataan kalo kedua orangtuaku udah meninggal, kenyataan kalo aku gak seperti orang pada umumnya, aku niatkan untuk gak akan takut apapun lagi, dulu saat kecil aku penakut, dan saat takut aku bisa lari ke ibuku, tapi kemudian ibuk juga harus diambil paksa dariku, tapi itu gapapa, karena kalo aku takut lagi aku bisa bersembunyi dan lari kepada sosok yg lebih kuat, yaitu bapaku, tapii bapaku juga bernasib sama dan harus di jemput dengan paksa, sekarang aku coba buat lebih pemberani ris, tapi kalo aku takut lagi, aku mencoba gak lari dan gak sembunyi lagi, aku akan melawan dan menghadapi kenyataan apapun, sekali lagi tapi kalau kenyataanya aku kalah dan semakin ketakutan aku akan lari dan sembunyi lagi ris, ke sosok yg lebih kuat.. Allah, kadang pasrah adalah hal paling baik saat kamu sudah berusaha habis2an"
Risa : "zal, dan kalo kamu lelah dengan semua ketakutan dan larimu, kamu bisa datang padaiku  "
Saya : ☺
Risa : zal, kamu mau dapet beasiswa buat lanjutin ke jurusan kedokteran?
saya : "iya ris, itu cita2ku dr kecil pengen jadi dokter"
Risa : "iya, dan itu gak mudah zal, karena sainganmu aku  "
Saya hanya tersenyum dan tertawa, "terimakasih risa, kamu yang terbaik  "ucapku, aku paham kata2 risa tadi bermaksud agar aku belajar lebih giat lagi..
Risa : "dan apapun masalahmu zal, aku akan membantumu, zal, kalau kamu sakit, kalau kamu lagi laper, kalo kamu lagi kesepian, kamu tau kan harus kemana?.. karena aku sayang sama kamu zal"
saya : sayang??
Risa hanya mengangguk...
Risa :"dari awal smp malah, kamu sosok yg spesial zal, kamu entahlah, aku gak pernah berhenti mikir kamu, kamu yg misterius, aku dari dulu coba buat dapetin perhatianmu zal, tapi kayak ada tembok gede yang ngalangin matamu, dan sampai kemarin aku tau bahwa kehidupanmu yang membuat pribadi kamu jadi cuek, pendiem pemalu, aku baru beberapa bulan bener2 kenal sama kamu zal, dan malah aku tambah gak bisa berhenti mikir kamu, kamu terlalu spesial, kamu unik....."
tampak risa berbicara sambil menunduk, mungkin dia malu... saya memahami perasaanya,, saya berpikir sejenak untuk membuat satu jawaban..

saya :"kamu adalah teman pertamaku ris, seorang yng pertama kali menegurku di sekolah, di smp kita dulu, kamu inget?, kamu maksa aku duduk sebangku sama kamu, itu pertama kali dihidupku ada seorang yg seumuran yg mau duduk bersebelahan denganku, masa kecilku dulu jangankan duduk sebelahan, bahkan saat aku masuk kelas aku dilemparin kapur, Risa kamu perempuan yang sempurna, kamu cantik, pinter, baik, kamu yg pertama tau tentang aku, kamu yg selalu memberi dukungan kepadaku.. kamu adalah teman yang sempurna.... dan maukah kamu tetap menjadi temanku dulu, aku begok banget masalah cinta2an kayak gitu, kamu juga aku belum cocok dan belum siap dengan namanya pacaran, dan ...."
belum juga selesai ngomong, kalimat saya sudah di potong.

Risa : "zal,, kamu malah belepotan gitu omongnya  , gak masalah zal, aku cuma mau jujur sama kamu, aku paham posisimu, kamu gak ada waktu juga buat hal macam ini sekarang,kamu harus sibuk menata hidupmu  aku juga belum pantas pacaran sama kamu, dan aku akan berusaha memantaskan diriku buat kamu, aku akan belajar tegar seperti kamu, aku akan belajar sabar dan dewasa seperti kamu  "
Saya :"Risa, makasih ya, aku menghargai perasaanmu dan sikapmu.
Risa :"boleh aku minta tolong zal?"
Saya :"apaitu ris?"
Risa : "biarin aku bisa terus deket sama kamu zal, aku gak mau kamu disini sendiri terus, aku pengen nemenin kamu terus"
SAya :"dan aku juga gak mau kamu tinggal ris  "
saya dan risa hanya tersenyum, ada perasaan yang aneh bercampur aduk, tapi saya senang risa bisa mengerti
itulah sekelumit kisah awalku dengan kejujuran perasaan risa, apakah akan berlanjut hubunganku dengan risa?, tunggu saja akan ada kejutan di akhir cerita....
.
.
.
.
waktu itu risa terakhir datang kerumahku pas hari sabtu, dan saya terbangun kesiangan minggu pagi itu, saya segera buru2 melaksanakan sholat subuh, karena jam sudah menunjukan 05.10 wib.
"ahhh masih ngantuk" gumamku, saya tersadar dan menampar2 pipiku sendiri.. "ayookk zal, kenapa jadi males gini" saya berusaha menyadarkan diri saya yang sedikit malas..
saya melangkah keluar kamar dengan wajah yg masih penuh iler, untuk membuat sarapan..
baru saja saya mengambil 2 butir telur dari kulkas, saya melihat dimeja makan sudah tersaji makanan berupa nasi goreng dengan telur dadar dan disebelahnya segelas teh panas yg terlihat masih panas karena masih mengepul uap panasnya. "lohhh, siapa nih pagi2 udah nganter makanan?" saya melihat jam masih menunjukan 05.30.. saya masih heran, saya berjalan mendekat meja makan dan seperti ritual pagiku biasa, saya bersin2 dulu "hadehhhh, gejala pilek kronis nih" gumamku sambil menyeka ingus dan belek yang menghiasi wajahku..
"jangan pake tangan dasar cowok jorok" suara yang kukenal, dan dia menyodorkan sapu tangan yang sama seperti saat saya pertama bertemu denganya,
Saya : "ris, kamu kayak sari aja suka ngagetin aku" kataku sambil menerima sapu tangan itu,
Risa :"kapok wekk :P , dasar cowok ceroboh, aku tadi ngetok2 berkali2 gak ada jawaban, aku muter lewat pintu belakang ee ternyata gak dikunci, rumahmu kemasukan maling bau tau rasa yaa"
Saya : "iya2 besok gak kelupaan lagi wis, udah terlanjur juga kemasukan maling" kataku sambil nyengir kuda untuk menyindir risa
Risa : "emang ada ya maling secantik aku?" kata dia sok imut dengan menyibakan rambutnya kebelakang.
Saya : "-_- "
Risa :"  udah itu dimakan sarapanmu, spesial itu bikinya pake cinta, hahaha"
Saya :"bukanya pake nasi ya?, kalo begok jangan kebangetan yak, kasian uda lama sekolah gak pinter2" kataku sambil nyengir lagi, dan saya ditabokin -_-
Saya :"ris, makasih ya.. kamu baik bgt sama aku"
Risa :"gak tega aku ninggal cowok ceroboh bin jorok kayak kamu tinggal sendiri di rumah segede ini  "
.
risa beranjak dari meja makan dan mengambil tasnya. dia mengeluarkan sebundel besar buku tulis, dan buku cetak. brukkk begitu bunyinya saat dia meletakan dimeja tumpukan buku itu...
Saya :"apa itu ris" kataku sambil mengunyah makanan banyak2
Risa : "ini namanya buku,, orang2 sekarang udah pake ini buat nulis, gak kayak jamanmu masih pakek daun :P, heran aku baru seminggu gak sekolah kamu sekarang jadi bodo ya  "
Saya :" anak sd hamil juga tau itu buku ris, tapi buku apa " ujarku sewot.
Risa : "ini buku tugas rizal o'on, kamu udah seminggu gak masuk, niii kamu harus kelar ngerjain ini minggu depan.. besok kita libur seminggu, sekolah buat persiapan ujian kelas 3.
Saya : "ha? libur?, wahhh bisa tumpul karatan otaku lama2"
Risa :"makanya belajar!"
risa melorot salah satu buku di tumpukan buku yang seabrek itu.
Risa : "ini zal, kamu belum baca kan?"
saya membaca sampul buku berwarna biru itu, ahhh buku rapor, bahkan aku tidak ingat kalo bulan kemaren adalah penerimaan rapor, dan akhirnya roporku belum diambil sampe risa membawakanya, saya membaca indeks nilaiku satu persatu.. hemmm cukup memuaskan batinku.
Risa :"selamat ya zal, kamu rangking satu lagi"
Saya : "iya ris makasih, bapak ibuku pasti suka, nanti akan kubacakan buat mereka  , kok kamu bisa ambil?, kan yg ngambil harus wali murid"
Risa : "Ayahku yang ambil zal, kmarin aku minta tolong ayah, kayaknya ayahku juga tertarik sama kamu, anak istimewa katanya"
Saya : "makasih ya ris, sampaikan juga sama ayahmu ya.
risa hanya mengangguk, dan menyerahkan sebuah selembar kertas...
Risa : "nih, besok anak2 ekskul pecinta alam harus ikut"
saya membaca selebaran itu. "merapi camp"
"haaaa!?? gawat, di merapi?, sebuah gunung sakral, wahhh wahhh bisa2 ..............

100 Tahun setelah aku matiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang