4~ -Difficult-

894 155 27
                                    

09.09 A.M

Aku terbangun, mataku yang sulit terbuka, hingga harus kulihat di depan kaca, dan kulihat pula wajah bantalku. Ah sungguh jelek.

Aku memutuskan ingin melihat Chanyeol, didalam kamarnya. Dan dia sudah terbangun, juga duduk di pinggir kasur.

"Apa yang kau lihat?" Ucapku.

Aku menghampirinya, dan ikut duduk disampingnya.

"Apa ini kamar orang tuamu?"

Aku mengangguk.

"Kenapa?"

"Tidak, wajah mereka terlihat tak asing saja"

Aku membulatkan mulutku, lalu menyuruhnya untuk makan.

"Ayo makan"

Aku menarik tangannya hingga tepat didepan dan duduk di ruang makan.

"Makan apa?" Aku bertanya padanya.

Ya siapa tahu dia ingin, bulgogi, sushi, kimbap, tteokbeoki, ramyeon.

"Terserah kau saja"

Aku menghela nafasku, lalu segera ke dapur. Dan ternyata dia mengikuti ku.

"Chanyeol~ tolong ambilkan pisau"

"Apa itu pisau?"

Aku kembali kesal, dan mencoba untuk bersabar sejenak.

"Pisau itu, alat untuk memotong"

"Lalu yang mana pisau?"

Aku menunjuk pisau, dan dia mengambilnya.

"Bisa ku bantu, Seungwan?"

"Ah tidak perlu, nanti kau terluka, kau pasti belum bisa memotong" Ucapku sembari memotong sayur.

"Aku ini laki-laki, kau jangan khawatirkan aku"

"Baiklah"

Aku memberikannya pisau, lalu apa menurut kalian benar? Tidak, telapak tangannya justru menekan ke arah pisau yang memiliki sisi tajam.

"Chanyeol~ itu salah, apa tanganmu terluka?"

Aku memegang telapak tangannya, dan benar saja berdarah, namun satu detik kemudian, lukanya seketika tertutup.

Aku terkejut, hingga aku lepaskan tangannya secara keras.

"Itu karena matamu, matamu masih berwarna biru"

Dia berucap dan matanya terus menatap dalam mataku.

"Apa mata biru ku akan selalu membawa keajaiban?"

Dia mengangguk dan tersenyum.

10.01 A.M

Akhirnya bulgogi buatanku telah siap. Kini aku dan Chanyeol telah duduk. Dan bersiap untuk menyantap.

Aku memberinya pisau makan agar memudahkannya saat memotong daging.

"Apa harus menggunakan ini? Lalu makanan apa ini?"

"Ini Bulgogi"

Aku menyuapinya, agar dia tahu rasanya.

"Enak! Kau sangat pandai memasak!"

Dia berbicara dengan keadaan mulutnya yang penuh dengan daging.
"Tentu, Seulgi yang mengajariku" Ucapku, seketika murung dalam diam.

"Siapa Seulgi?"

Mannequine - WenYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang