17~ -who again?-

478 76 8
                                    

"Bagaimana kau tahu?." Ucapku ketika suara ku mulai parah.

"Aku tahu semua tentang mu, Seungwan."

"Biar aku tunjukkan."

Aku membuka pintu kecil itu, dan menyuruhnya untuk kembali melihat isi ruangan itu.

"Gudang?." Katanya memastikan.

Apa? Gudang? Itu bukan gudang, itu toko baju yang pernah menjebakku.

"Bukan, itu toko baju."

Dia memegang kepalaku dan iya arahkan ke arah bawah. Dan, benar itu gudang. Bagaimana bisa?.

"Aku yakin, ruangan ini bukan gudang!."

"Tolong, hentikan halusinasimu atau kau akan dalam bahaya sendirian."

Dia beranjak kemudian pergi. Sementara aku terdiam kamu bersama nafasku yang benar-benar tak bisa ku atur kembali.

Dadaku sesak mengapa semua ini berubah? Aku hanya ingin memberitahu akan hal ini padanya tapi mengapa semuanya berubah!.

"Chani! Percayalah padaku bahwa aku berkata jujur!."

Aku mengejar langkah demi langkahnya, hingga akhirnya dia membalikkan tubuhnya dan mendekat ke arahku.

Jantungku berdegup, kini aku hanya sanggup menundukkan kepalaku dan mendinginkan pikiranku. Aku tidak berani untuk menatap mata tajamnya.

"Permisi."

Huh?.

"Kau menghalangi jalanku Ny.Seungwan."

"Apa?."

Dia berlalu begitu saja melintasiku. Begitu menyebalkan dia, pandanganku tak jauh dari kata sinis dan begitu sebal.

Dia kembali masuk ke dalam kamar, entah apa yang dia lakukan. Tak lama, dia kembali keluar dan kembali melalui aku tanpa menengok sekalipun.

Ingin saja rasanya aku penggal kepalanya, mengapa dia begitu menyebalkan! Huh.

"Jika kau terus berdiam diri dan menatap sinis ke arahku, kapan aku akan sampai ke rumah?."

Mwo?

Aku melangkah cepat bersama emosi ke arahnya.

"Maksudmu, aku mengantarmu? Begitu?."

Dia mengangguk singkat.

Aku menghela nafasku begitu pasrah dan berusaha mendinginkan hatiku.

At. Road of Seoul, Korea Selatan.

Pandangan ku terus tertuju lurus pada jalan, suasana di mobil pun hening tanpa kata. Entah, siapa yang akan mendahului pembicaraan.

"Chani"

"Seungwan"

Seketika kita saling mengucap nama dalam waktu yang sama, bagaimana bisa?
"Kau duluan."

"Kau saja."

Begitu arogannya dia setelah menceramahiku seolah dia yang paling benar di dunia ini. "Dasar arogan." Ucapku dalam hati.

Tak berselang banyak waktu, dia menengok dan mendekatkan arahnya padaku.

"Aku ini tampan, tapi kau sebut arogan?."

Please, dia terlalu percaya diri.

"Kau tidak tampan, tapi kau arogan."

Dia menghembus nafas pasrah, dan kembali membungkam semua kalimatnya.

Angin lalu melintas cepat menembus hening selama perjalanan. Aku membuka kaca, setidaknya aku bisa menghirup udara lebih banyak, sembari memandang sesuatu hal yang berbaur dengan alam.

"Wen-"

Aku lantas menengok kearahnya namun tak lepas dari arah jalan.

"Huh? Kau memanggilku?."

"Jika bukan kau siapa lagi?."

Sudut bibirku perlahan tertarik mengukir senyum kilat, secepat kilat. Dan mendadak berubah, ketika hal yang dibicarakan olehnya membuat suasana hati ini berubah.

"Kakak perempuanmu bagaimana?."

Datar.

"Dia belum bisa di temukan, pihak polisi sulit untuk melacak keberadaannya."

"Bagaimana bisa? Kakakmu hilang juga bukan karena hal yang (aneh) kan?."

Hal yang aneh maksudnya? Aneh? Seperti apa?.

"Aneh?."

"Seperti apa yang telah kau ceritakan padaku, tentang dunia itu." Ucapnya tanpa menengok kearahku.

"Ah! Aku rasa tidak mungkin. Dia hilang bukan karena hal itu. Lagipula bukankah kau mengatakan bahwa itu hanya ilusi yang aku buat, tapi mengapa kau menanyakannya?."

Aku dengar, dia menghembuskan nafasnya, entah mengapa. Dan perlahan pandangannya tertuju pada kaca samping.

Seketika, pikiranku terlintas kejadian di dunia aneh itu. Dan kini aku bertanya-tanya ketika seorang berjubah hitam, yang saat itu begitu misterius.

"Siapa dia? Apa dia penjaga atau penguasa dunia Mannequine itu? Ingin rasanya aku kembali, dan menjemput Chanyeol."

Aku mengkhayal memikirkan hal yang terjadi di dunia itu.

Namun, seketika rem ini aku injak secara mendadak, ketika seseorang yang melintas tanpa melalui zona zebra cross lebih tepatnya dia berjubah hitam.

Perasaan ini mulai kacau, apa dia datang ingin menjemputku atau dia datang ingin mencari mangsa lain?.

"Ada apa?." Tanyanya begitu terkejut ketika aku harus menghentikan mobil ini secara mendadak.

"Kau tidak lihat? Seseorang berjubah hitam tiba-tiba melintas."

"Jubah hitam? Kau berhalusinasi? Tidak ada satu orang pun di depan mobilmu itu."

"Tapi aku melihatnya, jelas! Sangat jelas! Bagaimana mungkin itu halusinasi?."

Akibat perdebatan kecil kami, jalan menjadi padat. Dan, banyak mobil yang mengklakson agar tidak berhenti di tengah jalan seperti ini.

Aku lantas kembali melajukannya dan tak lepas memikirkan orang yang berjubah hitam itu.

"Siapa dia?."

💎💎💎

akhirnya! bisa update juga! :) happy reading :) maaf baru sempet update, karena ini juga di paksa buat update sih, soalnya kangen vote dari kalian :( Inget! jangan lupa di vote, di comment, klo bisa si di FOLLOW :v.

bye, see you on the next part :)

Love,
Alexapark.

Mannequine - WenYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang