"Apa?!"
Aku berteriak. Lalu dia segera menutup mulutnya dengan tangannya.
"Tolong jangan berisik"
"Apa aku termasuk?"
"Aku tidak tahu, kau memang lancang, siapa yang menyuruhmu untuk datang kemari?"
Aku menghela nafasku.
"Tidak ada yang menyuruhku, tiba-tiba kakiku berjalan tanpa aku kendalikan, hingga tepat berada di rumah ini"
"Itu karena matamu, Seungwan. Matamu memberi petunjuk dimana keberadaan seseorang yang sedang kau cari"
Ini karena mataku? Mataku ini sebenarnya berfungsi sebagai petunjuk arah, atau petunjuk petaka?
"Mata ini sengaja ingin menunjukkan arah, atau memang ingin aku masuk kedalam rumah ini, dan di bunuh?"
"Tidak, dia hanya ingin membantumu mencari aku"
Lagi-lagi aku menghela nafasku dengan kasar. Kini aku tak tahu bagaimana nasibku disini, dan bagaimana cara orang itu membunuhku.
"Mana bukti jika memang ini ruang pembunuhan?"
Dia langsung menggenggam tanganku, memasuki satu pintu, dan ku temukan.
Kepala? Tangan? Darah? Sungguh, apa seseorang itu di mutilasi? Banyak darah bahkan hingga mengenai dinding di samping.
Aku mencoba untuk masuk, dan lagi-lagi dia menahanku.
"Jangan"
"Aku penasaran"
"Tak bisakah kau mengikuti perkataan ku, dan tidak keras kepala?! Ya aku sudah berjanji akan melindungimu, tapi kau sendiri yang bahkan menjerumuskanmu ke ajal lebih dekat"
Pertama kalinya, dia membentakku, aku tidak sakit hati, jujur tapi aku terkejut saja.
Benar, aku sudah terlalu banyak keras kepala, bahkan hingga aku ingin masuk ruangan ini.
Aku menunduk dan kembali ke tempat tadi.
"Lalu, kau buat apa ada disini?"
"Aku akan menjadi korban"
Seketika dahi ini mengernyit.
"Korban yang akan di bunuh"
"K-kau akan di bunuh?"
Selanjutnya, hati ini tiba-tiba merosot, hati ini teriris, apa Chanyeol akan meninggalkan ku untuk selama lamanya?
"Itu tidak akan terjadi, sekarang begini, aku sudah menemukanmu, berarti buat apa kita disini? Kita harus melarikan diri, Chanyeol"
"Tidak bisa~"
"Pasti bisa! Ayo bantu aku mencari sesuatu yang pantas untuk dapat menaik hingga lolos dari lubang itu"
Kali ini aku memang harus keras kepala, toh untuk kebaikan dan keselamatan kami.
Dia mungkin hanya bisa berpasrah, sedangkan aku sibuk mencari suatu benda yang dapat membantu ku dan dia hingga naik ke atas.
"Apapun yang kau lakukan, tidak akan berbuah, Seungwan~ kita tunggu saja, semoga nasib kita bisa berujung baik."
Dia berkata santai sembari duduk di lantai kotor, berlumut dan sedikit retak.
Aku lantas menoleh dengan tatapan nanar ku kepadanya.
"Kau pikir, itu akan membuat hatiku tenang? Bagaimana jika kita memiliki nasib yang buruk?"
"Kita berdoa saja."
"Percuma berdoa, jika kita tidak berusaha, Chanyeol. Apapun yang kau katakan, aku akan tetap mencari cara agar bisa keluar dari rumah ini."
Aku kembali mencari, tapi tak ada hasil. Awalnya aku pasrah, hingga rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
Itu awal, sesaat ketika aku melihat suatu tali.
Aku langsung sumringah, aku langsung berlari. Langsung ku tarik tali ini. Namun, ku rasa tali ini memiliki ukuran yang panjang, serta terasa berat di tarik oleh tanganku.
"Kau membiarkan aku, se-seperti i--ni, Chanyeol?"
Aku terus mengeluarkan suaraku, suara ku ketika aku menarik tali ini. Sungguh berat.
Dia langsung berjalan ke arahku, lalu dia membantu ku, tapi.. Dia memang bodoh atau sengaja ingin membuatku tertawa? Dia memegang kepalaku, lalu menariknya perlahan.
"Kau pegang talinya, bukan kepalaku." Ucapku ketus, disaat seperti ini dia masih ingin bercanda padaku?
Dia langsung memegang tali ini, dan membantu ku menariknya.
Kami melepaskan tali ini seksama, ketika tali ini malah membawa sebuah mayat hingga tepat tergeletak di depan kami.
Mata ini terbelalak, aku takut, kali ini aku takut, aku tidak bisa berlama lama disini.
"Chanyeol~" Lirihku dengan suara ku yang sedikit getar.
Mayat berwajah pucat, dengan sebuah tali yang yang mengikat kencang leher sang mayat. Matanya mengeluarkan darah. Apa aku akan terjadi seperti ini?
"Kau lihat? Kau masih ingin berusaha dapat keluar dari sini?"
Aku berhasil mengeluarkan air mataku, aku takut. Juga dengan suara isakkan tangisku. Siapapun itu, tolong bantu aku~ aku takut.
"Seungwan~ jangan menangis, tenanglah, aku akan tetap berada di sampingmu, selama ada aku kau jangan khawatirkan apapun, kau aman bersamaku"
Dia memelukku.
"Hiks, aku takut Chanyeol~ aku takut, hidupku akan berakhir dengan cara seperti itu, hiks.."
Dia mempererat pelukannya, dan kurasakan kepalanya berhasil bersentuhan dengan kepalaku.
"Ini semua salahku, jika aku tidak membuka ruangan di bawah kamarku, kau tidak akan kembali ke dunia ini, bahkan masuk ke dalam rumah aneh dan tua ini. Hiks. Maafkan aku."
"Tidak apa, aku mengerti"
Aku masih belum bisa menemukan bukti demi bukti kenapa mereka sampai di bunuh seperti itu. Sekejam itukah dunia ini?
"Kau sudah tahu kan seberapa kejamnya dunia ini?"
Aku mengangguk, aku terus menyesali seluruh perbuatan ku. Aku gadis keras kepala yang menjerumuskan diriku sendiri, bersama seseorang yang akan menjagaku.
***
Happy reading! Maaf ceritanya makin membosankan huhu :' thanks yang sudah vote, comment, dan baca. Karena kalian cerita aku berhasil menempuh rank, thanks!
Love,
Alexapark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mannequine - WenYeol
Mystery / ThrillerSudah banyak korban yang memasuki toko bernama "Store of Mannequine", seseorang hanya dapat melihat toko itu jika mereka memiliki kepribadian yang unik, dia dapat menelusuri dunia fantasy tanpa sepengetahuan mereka. "K-kau bisa hidup?" -Seungwan "Ya...