Setelah aku mengakhiri panggilan tadi, aku lantas meletakkan ponselku kembali di dalam saku bajuku.
Aku berjalan ke lantai atas menghampiri kakakku yang berada disana.
Aku membuka pintu kamarnya dan ya, tak ku dapati ia disana. Aku masuk dan kembali menutup pintu kamarnya secara perlahan. Tak lama aku dengar dari arah kamar mandi, oh ya dia sedang membersihkan diri.
Sembariku menunggunya aku duduk di kursi depan meja riasnya. Peralatannya sangat lengkap, mulai dari Lipstick, BB Cream, Eyeshadow, Blush On, Eyeliner, Mascara, Eye Lens, Concealer, dan banyak lagi lainnya.
"Wah ternyata Seulgi sudah punya Eyeliner ini, kenapa dia tidak memberitahu aku." ucapku sedikit geram.
Pandanganku seketika terpaku pada Mascara miliknya, tapi ada yang terlihat lebih menarik pandanganku, aku segera kembali melihatnya dan mengambilnya.
"Cincin ini? Kenapa bisa ada disini? Ini kan cincin milikku saat aku bisa bebas dari dunia Mannequine itu?."
Cincin dengan berlian biru. Aku benar-benar ingattt! Atau cincin dengan model seperti ini banyak tersebar di toko-toko perhiasan?.
Tak lama aku mendengar kakakku keluar dari kamar mandi. Jarak kamar mandinya dengan meja riasnya hanya terhalang oleh bilik yang tidak begitu lebar.
"Seungwan? Sejak kapan ada di kamarku? Kenapa tidak di ketuk terlebih dahulu?."
"Aku sudah mengetuknya tapi kau sedang mandi dan mungkin kau tidak mendengarnya."
Dia kembali berjalan ke arah lemari bajunya sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.
"Kak." ucapku sambil menunjukkan cincin ini.
Sebelum aku menanyakan cincin ini, dia cepat-cepat melangkah ke arahku, dan mengambil cincinnya.
"Kak kenapa?." tanyaku sedikit takut.
"Tidak apa-apa, sana keluar aku ingin memakai baju."
"Tapi kak, kau beli cincin itu dimana? Aku juga memilikinya!." ucapku menunjukkan kelima jariku.
Dia menatapku bingung dengan menaikkan satu alisnya. Aku lantas heran, ada apa?
"Cincinku? Dimanaaa? Kak apa kau ambil cincin ini di kamarku?."
"Apa kau menuduhku sebagai pencuri, aku membelinya dengan uangku sendiri."
"Tapi bagaimana bisa cincinku hilang dari jariku kak!."
"Aku tidak tahu! Keluar! Aku ingin memakai baju." ucapnya langsung membalikkan tubuhnya dan segera berpakaian.
Aku lantas turun kearah bawah, dengan kepalaku yang tertunduk. Tak ku sangka Yoongi memanggil namaku dari bawah.
"Seungwan apakau ada dirumah? Seungwan~ Seungwan~."
"Aku disini! Maaf membuatmu menunggu."
Aku menghampirinya sembari menyusuri beberapa anak tangga lagi.
"Dimana kakakmu?." Tanyanya.
"Sedang berpakaian, duduk saja dulu, aku akan membuatkan minum untukmu." Ucapku sembari berjalan ke arah dapur.
Aku lantas kembali memikirkan hal tadi. Bagaimana bisa dia mengambil cincin itu?
"Aneh, ah mungkin saja itu memang miliknya. Tapi, Chanyeol bilang cincin itu harus aku pakai setiap saat. Ah bagaimana ini, lalu dimana cincin itu hilang."
Tak lamaku kecilkan suaraku ketika kakak melalui aku kearah tempat menjemur pakaian.
"Hmm kak."
Dia menengok ke arahku langsung dengan tatapan sinis. Ya dia memang seperti itu. Perlakuannya membuatku langsung menelan air liurku.
"Ah tidak apa-apa kak."
Dia langsung berjalanAlexapark.
Aku menghampiri mereka berdua yang tengah duduk berdampingan di atas sofa. Aku berjalan sembari ku bawa minuman ini.
Aku membuatkan Yoongi, Thai tea, dan ku buatkan untukku dan Seulgi, kopi susu.
Oh ya, semenjak Chani menawarkan aku segelas kopi, aku jadi menyukainya sampai saat ini hehe.
Aku meletakkannya di atas meja dan ku ikuti mereka duduk di atas sofa. Suasana tegang menghalau suasana ruang tamuku.
Kakakku yang cenderung melamun dan Yoongi yang cenderung terus menatap kearahku sambil bertanya "Ada apa dengannya?."
"Kak, hmm 3 bulan yang lalu kaka tinggal dimana?." tanyanya.
Seulgi masih melamun dengan pandangan kosongnya tapi masih menjawab pertanyaan kekasihku.
"Aku tinggal dirumah temanku kok, hmm jujur saja aku hanya berniatan berlibur saat itu. Dan maaf jika aku tidak mengabarimu, Seungwan. Ponselku hilang,dan aku belum sempat membeli yang baru saat itu. Saat aku berjalan pulang kemari aku menyempatkan diri untuk membeli ponselku yang baru. Maaf sudah membuat kalian khawatir." ucapnya sembari ia tuangkan senyum tipisnya.
"Tapi, ini aneh. Pihak kepolisian saat melaksanakan tugasnya untuk mencarimu, mereka tidak bisa menjangkau keberadaanmu. Apa kau benar ada dirumah temanmu?." jelas Yoongi.
"Buat apa aku berbohong."
Tak lama ia meneguk kopi susu yang telah kubuat, dan membangkitkan dirinya dari posisi awalnya.
"Aku harus melanjutkan tugasku. Terimakasih sudah menyempatkan kemari." ucapnya singkat, dan tanpa segan ia langsung menyusuri tangga dan berjalan kearah kamarnya.
Sementara kami disini hanya menatap bingung dan saling bertatapan aneh.
"Aku yakin ada sesuatu yang aneh disini." ucap Yoongi.
At. 22.05 P.M
Aku menempatkan posisi tubuhku diatas kasur. Aku bingung, haruskah aku menelpon Chani? Atau tidak? Aku takut mengganggu waktu istirahatnya. Tapi, aku juga mengkhawatirkannya.
"Ah bagaimanaaaa iniiii." ucapku sedikit berteriak.
"Ada apa?."
Aku lantas terkejut ketika kakakku tiba-tiba membuka pintu tanpa menimbulkan suara dan muncul di balik pintu.
"Yaampun, aku terkejut. Masuk kak." ucapku sembari menyuruhnya untuk duduk di sampingku.
"Jadi, aku ini memiliki teman, dia laki-laki, sekarang dia mendekap di penjara. Aku mengkhawatirkannya, menurutmu aku harus menelponnya atau tidak usah?."
"Siapa nama temanmu?."
"Chani."
Dengan cepat, dan sangat aneh. Kakakku berjalan cepat keluar kamarku dan menutup keras pintu kamarku.
Ada apa?
Apa hubungannya dengan Chani?.
💎💎💎
Selamat membacaaa! Jangan lupa votenya dan komennya yaaaa hehe. Follow aku juga kalau bisaa😛. Kasih aku semangattt dong😔 menurut kalian cerita aku makin kesini tuh kesannya gimanaa? Komen yaaa.
Alexapark
KAMU SEDANG MEMBACA
Mannequine - WenYeol
Mystery / ThrillerSudah banyak korban yang memasuki toko bernama "Store of Mannequine", seseorang hanya dapat melihat toko itu jika mereka memiliki kepribadian yang unik, dia dapat menelusuri dunia fantasy tanpa sepengetahuan mereka. "K-kau bisa hidup?" -Seungwan "Ya...