14~ -So Confused?-

407 75 1
                                    

"Tidak perlu, Chani!" Ucapku sedikit berteriak ketika ku dapati dia telah keluar dari ruangan ini.

Ku hembuskan nafasku ini dengan berat. Begitu bosan aku harus menunggu di ruangan ini yang entahlah ada benda apa saja di ruangan ini, bisa ku sebut ini ruangan kosong, karena ruangan ini memang cukup luas namun yang ku dapati hanya 2 jenis buku, dan lembaran-lembaran tidak terpakai tertempel di papan kecil. Dan..

.. Aku melihat satu bilik kecil, apa itu ruangan khusus? Ataukah sekedar ruangan biasa? Aku harus masuk kedalam ruangan itu.

Aku menyelinap masuk ke dalam ruangan itu, dan huh!

"Berdebu sekali ruangan ini." Aku mendesis kesal. Pandangan ku saja bisa ku bilang buram, apa ruangan ini tidak terawat? Setelah berkali-kali aku berkunjung ke ruangan kekasihku, aku baru menyadari ada bilik kecil ini.

Perlahan aku melihat meja kecil, dan banyak foto disana. Semua bingkai foto terlihat bersih, tapi ada satu bingkai yang menelungkup, aku membalikkan bingkai itu dan ku lihat berdebu sekali.

"Astaga, berdebu sekali."

Aku mengusap lembut permukaan kaca bingkai ini, dan ku dapati dua anak laki-laki mereka sangat lucu, tapi -- mengapa satu anak laki-laki ini wajahnya di coret?. Aku tahu satu di antara mereka berdua, yaitu Yoongi kekasihku. Tapi, aku tidak tahu laki-laki yang satu ini.

Tiba-tiba aku mendengar seseorang telah kembali, aku segera meletakkan bingkai itu pada tempat asalnya dan posisi asalnya. Aku bergegas keluar dan menutup pintu bilik ini.
Dan lantas kembali duduk seolah tidak beranjak dari ruangan ini.

Aku mengatur posisi nyaman dan rileks ku agar terlihat tidak mencurigakan, kelima jariku saja sampai mengetuk ringan meja ini sedikit menciptakan irama.

"Maaf aku lama."

"Ah, gwaenchana."

Dia meletakkan bokongnya di kursi itu, lalu meletakkan dua cangkir ke atas meja.

"Buat apa kau ke bilik itu?."

Seketika tubuh ini mematung, mataku terbuka lebar, jantung ini sedikit terkejut, namun aku harus terlihat seolah tak melakukan apapun.

"Uh.. Tidak, aku disini tidak kemana-mana."

Dia menaikkan alisnya.

"Tentu, buat apa aku berbohong?"

"Bagaimana bisa dia tahu bahwa aku masuk ke dalam sana? Aneh." Batinku

"Ada apa Ny.Seungwan?" Dia seolah memastikan keberadaanku.

"Uh.. tidak apa-apa. Kau tahu namaku?."

"Tentu, Yoongi sering menceritakan tentang kamu."

"Kamu?."

"Aku pikir, berbicara terlalu formal tidak begitu asik, bagaimana kita gunakan bahasa seperti biasa saja?."

"Oke."

Aku mengeluarkan ibu jariku tepat di depan wajahnya.

"Kamu suka kopi?."

Bagaimana ini? Aku benci kopi, ah tapi aku tidak segan untuk menolak apa yang telah ia buatkan untukku.

"Ah~"

"Ah?." Ucapnya melanjutkan ucapanku.

"Aku.."

"Aku?."

"Aku sangat suka kopi!."

Aku tersenyum, dia pun tersenyum. Meskipun aku tersenyum palsu atau terkesan kaku di depannya. Tapi, apapun yang ia berikan aku harus menghargainya.

Aku tahu, kamu tidak menyukainya, Seungwan.

Aku meneguk kopi buatannya, sebelum aku meneguknya, aku memberi isyarat padanya. Sebenarnya, aku ragu-ragu harus meneguk kopi ini, karena aku benar-benar membenci minuman ini, dengan berat hati aku melihat minuman ini, juga berat hati aku melihat Chani menunggu aku meneguk minuman yang telah ia buat.

"Semoga tidak begitu buruk." Batinku sebelum akhirnya aku meneguk minuman ini.

Dan..

Fantastic!!

"Apa seperti ini rasa kopi? Setahu aku, kopi benar-benar buruk, maka dari itu aku tidak menyukainya."

Seketika aku sadar apa yang telah aku ucapkan barusan, dengan spontan aku menggigit bibir bawahku, bagaimana bisa aku berbicara seperti itu? Bodoh sekali.

"Kenapa? Enak? Aku tahu kamu bohong."

"Maaf, aku minta maaf, tapi sungguh ini enak."

"Aku juga tahu kali ini kamu tidak bohong."

Perlahan bibirku mengukir senyuman. Apa kalian tahu? Ini pertama kalinya aku berpikir bahwa kopi tidak begitu buruk.

"Kapan Yoongi pulang?."

Dia mengedikkan bahunya, singkat sekali cara dia berbicara kali ini, Aigoo.

"Oh ya, Chani? Dimana Rumahmu?."

"Rumahku? Tepat di samping rumah sakit ini."

Aku membulatkan bibirku, itu berarti sangat dekat, dan itu berarti dia bisa datang sesukanya karena tidak akan terlambat?.

"Aku datang tepat waktu, tidak berpikir sesuka hatiku karena rumahku sangat dekat."

Lagi dan lagi, aku terkejut. Bagaimana dia dapat membaca pikiranku? Aigoo aku takut, aku benar-benar harus menjaga apa yang harus aku pikirkan.

Part 14! Selamat membaca semua! Aku harap kalian suka ya sama kelanjutan cerita aku ini, jujur aku ngerasa cerita ini makin aneh, iya gak sih? Comment ya? aku pengen ada yang support aku supaya nulis ceritanya jadi makin seru dan gak ngebosenin. Dan, btw thx berkat kalian cerita aku tetep stay di rank, juga thx berkat doa kalian aku lancar melaksanakan UN, i hop god bless you're.

Love,

Alexapark.

Mannequine - WenYeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang