You'll die next time!
Aku terkejut, siapa maksudnya? Aku atau --- Chanyeol?
Kini kami saling menatap, entah kami akan berlari ataukah tetap diam disini menunggu sang ajal.
"Chanyeol~ ayo kita pergi dari sini" Ucapku sedikit bergetar. Seraya hatiku ini ikut bergetar.
Dia mengangguk, kami saling menggenggam, dan baru satu langkah kami berlari, sebuah benda tiba tiba terjatuh tepat di depan kami.
"Pisau?"
Selang 3 detik ----
"Chanyeol! awas ada tali!!"
Setelah ku amati dengan teliti, tali itu sengaja di lempar dari bawah, supaya bisa menangkap mangsanya, karena tali ini sudah di modifikasi kan dengan ukuran leher seseorang, setelah berhasil terpaut pada leher mangsanya, tali itu di tarik ke atas, dan di ikat pada sebuah paku.
"Kejam sekali ya?"
Irene aku masih tidak menyangka dengan keadaan Irene. Dia pergi dengan keadaan yang mengenaskan, dia sahabatku, dan sahabat Seulgi juga aku akan terus mengingatmu kawan.
"Ayo kita berlari lagi"
Kini kami berlari kencang, tak bisa kami saling menggenggam, kami berlari sendiri-sendiri, Chanyeol di depan ku, dan aku berada di belakangnya.
Kami terjebak pada sebuah dinding besar, yang di buat dari batu. Apa kau tahu? Selama kami berlari, selalu saja benda-benda itu terjatuh dari atas. Dan kali ini, tepat terjatuh di depanku, sebuah kaca tajam, hampir mengenai tangan ku.
"Aww! Hampir saja"
Aku tak habis pikir dengan dunia ini, pasti ada sesuatu hal yang aneh dan harus aku bongkar, tapi bagaimana caranya? Haruskah aku menemui seseorang yang menguasai dunia ini? Itu sama saja aku malah ingin mati dalam waktu yang singkat, mungkin dia cukup mengambil kaca-kaca tajam dan ia tancapkan pada wajahku.
Kami masih berada disini, entah apa kami harus membongkar dinding ini atau apa, tapi ini sulit, pastinya berat, Chanyeol telah menendang dinding itu berkali kali, dan mencoba mengambil satu persatu batu, namun alhasil nihil.
"Biar aku coba"
"Kau tidak akan ---"
Aku menendang dinding ini dalam satu percobaan, dan dinding ini berhasil roboh. Aku tercengang padahal aku tak sengaja menendang meja saja aku sudah merasa kesakitan dan kini aku tak merasakan apapun.
Kami berhasil keluar, kini kami berada di dunia luar. Entah dunia apa lagi ini.
Aku melihat sebuah gedung aneh, terletak tepat di atas bukit sana.
Aku terus menunjuk dan memberi tahu Chanyeol, namun tetap dia tak melihat gedung itu.
"Itu di sebelah sana, Chanyeol!"
Dia bahkan hingga berdiri dengan ujung jari jari kakinya, namun alhasil nihil.
"Kau tidak melihatnya? Itu di sebelah sana, sebelah pohon besar dan di sana ada gedung! Atau lebih tepat rumah" Jelas aku.
Aku terus menunjuk nunjuk namun dia tetap tidak melihat rumah itu.
Kini aku baru tersadar, kami tak akan dapat keluar, karena ini adalah dunia bawah tanah. Sungguh sulit memperjelaskan semua yang berada di dunia Fantasy of Mannequine ini.
Kami kembali berlari dan bersembunyi ketika terdengar suara aneh dari dalam rumah tua tadi.
Aku benar-benar ingin pulang, ingin meninggalkan dunia ini, siapa tahu ayah dan ibuku telah sampai di rumah. Siapapun kalian, bawa aku pulang.
"Aku ingin pulang~ aku lelah"
Dia menepuk pundakku, dan menyuruhku untuk bersabar.
Dia berdiri lalu dia terlihat seperti kelelahan menurutku.
Aku tertawa, aku berusaha menggapai pundaknya hingga dapat ku raih, ku tepuk ringan pundaknya, dan ku ucapkan padanya harap bersabar.
Aku tertawa, entah mengapa aku selalu merasa nyaman dimanapun aku berada, bahkan di dunia aneh ini, aku selalu merasa nyaman.
Dia duduk di sampingku, dan seketika dia terus tersenyum melihatku yang tengah memijat ringan kakiku yang terasa pegal sedari tadi.
Aku menengok ke samping, dan benar saja dia masih menatapku.
"Bilang saja jika kau ingin di pijat" Sindir ringan dari mulutku.
Dia terus tersenyum, hingga membuat aku terasa gugup dan seketika jantung ini tak berfungsi lagi.
"Tidak, kau hanya terlihat lucu, manusia yang paling lucu yang pernah aku lihat"
"Memang siapa saja yang pernah kau lihat? Baru aku kan? Maka dari itu aku di bilang paling lucu"
Dia menggaruk tengkuk lehernya, padahal tidak gatal mungkin.
"Kita akan bermalam disini?" Tanyanya padaku.
"Ayo kita ke rumah itu saja, siapa tahu kosong"
"Tidak, aku malah takut kita akan semakin tenggelam dalam bahaya"
Benar juga apa katanya, lalu aku harus bagaimana? Tidak mungkin aku tidak tidur dalam satu hari, aku kan bukan kelelawar, tapi kelelawar saja tidur di siang hari, tapi aku tidak.
Aku terus mengeluh, pada dirinya dan terus menggerakkan lengannya, seperti anak kecil yang ingin meminta sesuatu dan harus di turuti.
"Aku ingin pulang, Chanyeol~"
"Aku juga"
Di gua ini benar-benar gelap, kelam, sunyi. Aku benar-benar muak dengan semua ini, mengapa aku harus terjerumus hingga masuk ke dalam dunia ini?
Seketika aku melihat pintu rumah itu tertutup, aku rasa ada yang masuk ke dalamnya.
Tapi, siapa?
Apa aku harus mengikuti orang itu?
Baiklah!
***
Part 10! Ayeyyy! Jangan lupa vote sama comment nya ya!. Aku suka males update kalau wattpad lagi error kayak gini :( tapi aku usahakan update kok.
Love,
Alexapark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mannequine - WenYeol
Mystery / ThrillerSudah banyak korban yang memasuki toko bernama "Store of Mannequine", seseorang hanya dapat melihat toko itu jika mereka memiliki kepribadian yang unik, dia dapat menelusuri dunia fantasy tanpa sepengetahuan mereka. "K-kau bisa hidup?" -Seungwan "Ya...