XLVIII - Home

5.2K 259 26
                                    

Please leave a comment!

***


"Sialan! Apa kau mau membunuhku?!"


Ari berteriak ketika pegawai butik memaksa untuk menutup ritsleting gaunnya. Gaun yang dipesan ternyata lebih kecil satu ukuran dibanding ukuran badannya, namun tidak ada waktu lagi untuk mengulang semuanya dari awal, jadi saat ini dua pegawai butik tersebut memaksakan untuk menutup ritsleting yang tertahan sampai di bawah dada Arianne. Dia merasa ini seperti zaman Inggris kuno yang memaksakan untuk memakai crinoline seketat mungkin agar terlihat kurus.


"Hey, apa kau sudah selesai di dalam?" tanya Zayn dari luar.


Tirai masih tertutup, mendengar Ari yang berteriak-teriak membuatnya penasaran apa yang terjadi di dalam sana.


"Argh, ya sudahlah kalau tidak bisa!" Ari menggerutu dan menyibak tirai yang memisahkan ruang ganti pakaian. Ia langsung menunjukkan punggungnya pada Zayn agar lelaki itu bisa lihat bagaimana ritsleting gaunnya hanya bisa menutupi setengah punggungnya, "Kenapa si Sophia itu begitu bodoh melakukan kesalahan pada ukuran bajuku! Apa dia sengaja?!"


Zayn membuka kacamata hitamnya untuk melihat ritsleting gaun yang memang tidak bisa menutup lebih jauh lagi.


"Kenapa pula gaun ini terasa gatal? Apa tidak bisa aku pakai hoodie saja ke pernikahan Liam?!"


Zayn terkekeh, "Jangan menyalahkan Sophia. Salahkan dirimu sendiri kenapa kau tetap pada ukuran 36D dan tidak kurus-kurus?"


Ari membelalakkan matanya tak percaya, sementara dua pegawai butik menyembunyikan tawa mereka setelah mendengar perkataan Zayn. Ari menyibak gaunnya yang panjang dan mengambil langkah besar menghampirinya. Tanpa aba-aba ia langsung menjitak kening Zayn.


"Aduuh!"


"Sudah ku bilang, jangan bahas ukuran bra-ku lagi!"


"Ya, tapi itu memang kenyataan! Gaun itu sempit karena dadamu terlalu besar!"


"Sialan! Kemari kau!"


Zayn buru-buru kabur dari jangkauan Arianne. Apalagi gadis itu mengenakan gaun panjang, agak sulit untuknya bergerak cepat mengejar Zayn. Namun tak butuh waktu lama, Ari berhasil menangkap kerah belakangnya.


"Ah, dapat!"


"Tolong jangan berantaki aku! Aku harus pergi ke tempat lain sehabis ini!" Zayn menutupi wajahnya dengan kedua tangan.


"Diam!"


"Please.."


"Ku bilang diam!"


Ari menarik paksa kedua tangannya yang menutupi wajah Zayn. Zayn dengan takut-takut menjauhkan tangannya dari wajahnya. Kedua lenganya dicengkram oleh Arianne. Namun yang dilakukan oleh Ari selanjutnya di luar dugaannya.


Arianne mendekatkan wajahnya pada wajah Zayn dan mencium bibirnya singkat, membuat Zayn memasang raut wajah keheranan.


"Nah, sekarang kau bisa pergi duluan." 



"A.. apa..?" Ia masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Apa ini sungguhan? Ari baru saja menciumnya? Biasanya dialah yang menciumnya duluan dan gadis itu masih bisa-bisanya menolak.


"Kau pergi duluan saja. Aku akan pulang sendiri naik bus."


"Kau tadi.. menciumku?" Ia jadi kelihatan seperti orang bodoh sekarang.


Cinderella "Converse"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang