XXV - Cinderella Lost Her Hat

14.5K 1.2K 241
                                    

"Long time no see, aye?"


Zayn mengedip beberapa kali ketika kepala laki-laki keriting menyembul dari jok depan, kenapa dia disini? Bukankah seharusnya dia masih melakukan tour? Ditambah lagi pria di sampingnya yang seolah baru saja melihat hantu. Mereka berdua adalah mimpi terburuknya.


Harry tertawa senang melihat ekspresi wajah Zayn yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Ini yang ingin dia lakukan dari dulu.


"I saw everything, Malik," ujarnya, mengangkat sebelah alis. "Aku melihatmu memanjat kamar Ari, jadi aku memutuskan untuk memberitahu Liam."


Jadi Harry yang memberitahu Liam? Itu artinya Liam memang bodoh asli. Bisa-bisanya dia mengungkit tamatan S2 dari Jerman disaat otaknya sama-sama ber-IQ tengkurap?, kalau saja dia tidak dalam situasi ini, Zayn mungkin sudah tertawa terbahak-bahak sekarang.


"Sayang sekali, aku tidak bisa melihat langsung apa yang terjadi di atas sana. Tapi melihatmu seperti telur busuk begini, aku seperti sudah melihatnya secara langsung." Hati Zayn makin panas mendengar setiap kata yang diucapkan Harry. Yang ingin dia lakukan sekarang adalah menyumpal mulut terkutuk itu dengan kepalan tangannya sendiri.


Zayn mengepalkan kedua tangannya erat, giginya bergemeretak menahan amarah. Sudah terlalu banyak emosi yang di keluarkan hanya dalam satu malam.


"Oh, dan kau masih lancang mencium Arianne, jadi-"


"JADI KAU LANCANG UNTUK MEMBAWAKU PADANYA, BEGITU?!" Teriak Zayn, dengan berani menunjuk wajah pria yang ada di sampingnya.


"Hahahaha, tepat sekali," Harry tertawa dengan dibuat-buat. "Kau sendiri tahu, kan, aku tidak pernah main-main?"


Hanya dalam sepersekian detik, tinju Zayn menghantam mulut Harry dengan sangat keras. Harry pun terdorong ke sudut antara pintu mobil dan dashboard.


Sang sopir memperlambat laju kendaraan, "Tuan, apa kita harus berhenti?"


"NO! KEEP DRIVING!" Seru Harry.


Sang sopir pun patuh.


Harry mengusap sudut mulutnya yang berdarah, "Apa kau emosi karena aku akan memiliki Ari seutuhnya dan kau kembali ke habitatmu? Sayang sekali, energimu terkuras hanya untuk melampiaskan emosi pada sesuatu yang kau tahu bagaimana akhirnya," Ia menunjuk wajah Zayn. "Yaitu, kau kalah."


Zayn bangkit dan merunduk untuk meraih kerah baju Harry, tapi aksi itu terhenti ketika pria di sampingnya menahan tangannya.


Pria itu bergeming saat sadar tangannya menyentuh tangan Zayn yang lebam. Mulutnya bergumam sesuatu dengan sangat pelan dan tanpa sadar mengusap memar itu.


Harry melihat itu dengan mulut sedikit terbuka, entah apa yang menarik di matanya.


"Kalian masih seperti anak kecil." Ucapnya.


"Do not touch my hand." Urat kening Zayn menegang seraya menarik kembali tangannya, "Akan kami selesaikan dengan cara pria, jika itu yang kau mau."


Zayn melanjutkan menarik kerah baju Harry sebelum memukulnya berkali-kali.


Ucapan Ari tentang Zayn yang lemah sepertinya tidak benar, karena ia baru saja membuat darah segar mengalir dari pelipisnya. Sementara, Zayn merasa tangannya seperti akan remuk, tapi amarahnya lebih besar dari rasa sakitnya.


Harry kembali mengusap darah dari pelipisnya. Dia tidak terima wajahnya lecet sedikit pun. Akan ada acara penghargaan yang ia harus hadiri sebelum melanjutkan tour ke Asia, dan dia tidak mau wajahnya terlihat jelek di depan kamera.


Cinderella "Converse"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang