Part 1

1.1K 93 12
                                    

Aku memang pernah berharap untuk dikirim ke dalam dunia fantasy, namun saat aku memikirkan hal tersebut setidaknya aku ingin bertemu dengan seorang dewi cantik yang akan memberiku berkat sebuah kekuatan unik seperti di light novel pada umumnya, sayangnya hal tersebut tidak pernah terjadi. Hal tersebut  sedikit membuatku kecewa, dan yang lebih mengecewakan lagi aku dilahirkan kembali menjadi seorang perempuan (aku tidak pernah berpikir sedikitpun bahwa nantinya aku akan dilahirkan kembali menjadi seorang perempuan).

Umurku sekarang sudah 4 tahun dan aku mulai terbiasa menjadi perempuan, akh maksudku aku telah hidup sebagai laki-laki selama 22 tahun dan sekarang aku mulai terbiasa dengan tubuh baruku (Tunggu ini tidak seperti yang kalian pikirkan!).

Aku bahkan mulai menyukai kisah-kisah romantis dan boneka. Tidak hanya fisikku saja yang berubah tapi mentalku juga mulai menjadi seorang wanita dan aku rasa tak ada yang salah akan hal itu karena memang sekarang aku terlahir sebagai seorang wanita. Ingatan akan dunia lamaku dan kisah di dunia lamaku sedikit demi sedikit mulai menghilang.

Meskipun aku sudah sedikit melupakan ingatan mengenai dunia lamaku tapi keingintahuanku akan sihir tidak hilang  sama sekali dan karena hal itu aku meminta kedua orang tuaku untuk mengajarkanku sihir. Orang tauku sangat menyetujui diriku untuk belajar sihir dan berniat untuk memasukkanku ke Flavius Academy pada saat umurku 12 tahun.


Flavius Academy adalah sebuah academy kesatria dan sihir yang paling terkenal di negeri ini. Hanya orang-orang berbakat (dan yang punya banyak uang tentunya) yang bisa masuk ke dalamnya. Beruntungnya aku terberkati kekuatan sihir yang sangat kuat (menurut orang tuaku) serta Margaku adalah salah satu bangsawan kelas III (Kelas I adalah yg marga bangsawan tertinggi setelah marga suci dan Kelas V adalah yang terendah) sehingga keluargaku termasuk cukup kaya dan tidak mengalami kesulitan keuangan sama sekali.

Kesampingkan dulu mengenai rencanaku untuk masuk ke dalam academy karena hari ini adalah hari yang paling membahagiakan menurutku. Hari ini aku akan menjadi seorang kakak! Perlu aku tekankan sekali lagi AKU MENJADI SEORANG KAKAK (maaf, aku tidak bisa menahannya). Aku memandangi wajah imut adik baruku yang baru saja lahir ke dunia ini. Wajahnya sangat menggemaskan dan ia sangat mungil (aku tidak tahan ingin memeluknya kalau saja tidak ada yang mencegahku). Dikehidupanku sebelumnya aku tidak mempunyai seorang adik(seingatku. Aku mulai lupa dengan kehidupan lamaku). Ini pertama kalinya aku mempunyai seorang adik dan aku sangat senang.

1 tahun telah berlalu semenjak kelahiran adikku dan sekarang umurku 5 tahun.

--------------------------------------------------||----------------------------------------------------------

Seorang gadis kecil dengan senyuman diwajahnya, menyentuh pipi sang bayi dengan jari telunjuknya.

Puk~puk~puk, gadis itu tak bisa berhenti menyentuh pipi adiknya yang sedang tertidur. Merasa terganggu sang adikpun mulai menangis.

"Kana...kana...Berhenti mengganggu Emil, bukannya seharusnya kau melatih sihirmu."

"Aku tidak mengganggunya, aku hanya bermain dengannya dan itu bukan tangisan karena merasa terganggu, itu tangisan bahagia." Gadis itu sangat yakin dengan apa yang dikatakannya.

"Iya, iya dia merasa bahagia. Sekarang ambil ini dan pergilah, ayahmu pasti sudah menantikan dirimu."

"Aku masih ingin bermain bersama Emil!" gadis itu memperlihatkan raut wajah memelas namun sayangnya hal tersebut tidak banyak berpengaruh.

"Bukannya Kana sendiri yang ingin masuk academy yang hebat, bagus dan ternama. Kana harus banyak belajar agar bisa diterima di sana. Kana pasti bisa, Kanakan anak mama yang paling pintar."

Tak bisa membantah perkataan mamanya, Kana mengambil buku yang diberikan oleh mamahnya dan bergegas keluar dari kamar Emil untuk menemui ayahnya. Gadis itu memang tidak tahan dengan pujian.

Dengan langkah kecilnya, Kana menuruni tangga menuju ke lantai satu rumahnya. Rumahnya bergaya Eropa lama dengan dua lantai dan memiliki tangga yang terletak di tengah rumah tersebut. Ia terus berlari menghampiri pintu utama rumahnya. Di luar, seorang pria berambut pirang dengan tongkat di tangannya telah menunggu kehadirannya. Badan pria tersebut cukup berotot dan bidang untuk ukuran seorang penyihir.

"Papa....." Kana berlari menuju pria tersebut.

Pria itu menggendong tubuh Kana yang kecil dengan mudahnya dan mengangkatnya ke udara.

"Malaikat kecilku...!" pria itu menempelkan pipinya pada pipi Kana. Setelah puas menempelkan pipinya, ia melepaskan pelukannya dari gadis itu. Kana sepertinya cukup terganggu dengan sifat lolicon milik ayahnya, mungkin bila dia bukan ayahnya Kana sudah melaporkannya ke pihak berwajib.

Sihir milik Kana tidak begitu buruk, hanya saja kapasitas valtear miliknya (valtear = mana) yang rendah. Kana dapat dengan cepat memahami pelajaran yang diajarkan oleh ayahnya dan ia juga dapat mengontrol valtearnya yang baik. Ia berbakat dalam sihir tanah dan air sama seperti ayahnya. Kana memiliki keingintahuan terhadap sihir melebihi anak-anak seumurannya, itulah yang membuatnya dapat berkembang sangat pesat seperti sekarang.

Ayah Kana hanyalah penyihir biasa, tapi iapun tahu bahwa anaknya sangat berbakat bahkan lebih berbakat darinya karena itu, ia setuju untuk memasukkan anaknya ke sekolah elit seperti Flavius Academy. Untuk mempersiapkan Kana masuk ke Flavius Academy, ayah Kana membantunya berlatih sihir setiap hari. Kana memiliki kapasitas valtear yang rendah bila dibandingkan dengan anak seusianya karena itu ia harus dapat mengontrol pengeluaran valtearnya sehingga ia dapat melakukan sihir dengan jumlah valtear yang lebih sedikit.

Saat latihan hari ini selesai, ayahnya membawa Kana ke kota. Kelemahan utama Kana adalah kapasitas valtearnya yang rendah karena itu ayahnya ingin memberikannya katalis yang dapat menyimpan Valtear untuk meningkatkan kapasitas Valtearnya. Saat ini mereka telah sampai di toko peralatan sihir yang menjual berbagai katalis untuk seorang penyihir.

"Jadi ada yang kau suka? Jika kau ingin rekomendasi papa maka papa merekomendasikan tongkat ini." Pria itu mengambil sebuah tongkat yang terbuat dari kayu pohon ek. Tongkat itu memiliki bentuk seperti twister.

Kana memperlihatkan wajah tak suka terhadap pilihan ayahnya. "Terlalu kuno, aku ingin sesuatu yang lebih lucu dari tongkat kayu itu."

Mata gadis itu berhenti salah melihat sebuah kalung dengan bandul berwarna hijau.

"Akh, kau mempunyai mata yang bagus gadis kecil." Sang penjaga toko tiba-tiba saja muncul saat melihat gadis itu tertarik dengan barang dagangannya.

"Bandul ini terbuat dari Emerald Birthean, Link (sejenis monster) yang konon katanya tidak dapat mati. Batu ini disebut juga batu kehidupan kembali. Batu ini menyimpan banyak sekali valtear alam."

"Aku pernah mendengarnya, Batu kehidupan kembali, memiliki kekuatanya valtear alam yang besar namun tak ada yang dapat menggunakannya, bandul ini tidak lebih dari hiasan belaka." Ayah Kana ikut memberi penjelasan.

"Papa, aku mau ini....!"

"Akh, tapi ini tidak akan membantu untuk meningkatkan kapasitas valtearmu."

"Aku mau.... aku mau.... belikan..."

"Aku akan memberikan setengah harga khusus untuk kalung beserta bandulnya. Aku rasa anakmu sangat cocok dengan kalung itu tuan."

Tak seperti ibunya, ayahnya tak tahan melihat wajah memelas Kana, akhirnya mereka membeli kalung tersebut dengan harga 6 dala (sekita 30jt rupiah). Setelah membeli kalung tersebut mereka langsung kembali ke kediaman Leinhart. Malam harinya Kana dapat mendengar dari kamar orang tuanya omelan mamanya karena membelikan benda seharga 6 dala kepada anak berusia 5 tahun.

Valtear Project : Aku Terlahir Kembali dalam Dunia Valtear?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang