Part 9 -Sebuah Mimpi-

376 36 7
                                    

Author's note :

Halo semua~! Apa kalian kangen sama aku? (sepertinya tidak, T_T). Yo, penulis udah pulang nih, tuh penulis pulang malem-malem demi kalian loh! Terima kasih atas Comment dan Vote kalian, baca juga kisah-kisah lainnya (siapa tau tertarik).

Yuk langsung aja masuk kembali ke ceritanya.

.................................................................................................................

Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas, bayangan itu, semua begitu kabur. Terlihat sebuah tombak berwarna orange menyala dengan bilah berapi-api. Seseorang memegang tombak itu, siapakah dia? Aku tak tahu, sepertinya aku mengenalnya atau mungkin tidak, aku tidak tahu lagi.

"Semua itu terjadi karena ketidakmampuanku menghentikanmu saat itu, sekarang akan aku menebus semua kesalahanku!"

Raut wajahnya terlihat sedih, namun ia semakin erat menggenggam tombaknya.

Ia bergerak dengan cepat, memperkecil jarak antara aku dengannya. Meskipun dia mendekatiku dengan tombak orangenya yang menyala, tapi aku...aku tidak ketakutan sama sekali. Dia melompat dan mengarahkan ujung tombaknya tepat kepadaku. Perasaan ini bukanlah ketakutan, perasaan ini adalah.... dan aku terbangun.

...................................................................................................................

Tidak seperti mimpi-mimpi sebelumnya, kali ini aku mengingatnya dengan jelas. Aku ingat bentuk tombak dalam mimpiku tapi aku tak tahu apa artinya. Apakah arti dari mimpi itu? Siapakah dia yang memegang tombak itu? Kenapa dia menyerangku? Kenapa raut wajahnya menunjukkan kesedihan? Aku tak bisa menjawab satupun pertanyaan itu.

"Kana-sama...Kana sama...kau tidak apa-apa?"

Aku melihat wajah Elli yang duduk disampingku. Aku tidak boleh membiarkan sahabatku cemas.

"Aku tidak apa-apa, aku hanya teringat rumahku." Aku harus mencari alasan yang bagus.

"Kana-sama, tidak apa-apa. Ada Elli one-chan di sini." (sejak kapan Elli naik pangkat jadi kakakku?)

Elli lalu memelukku erat. Aku tidak membencinya karena memperlakukanku seperti anak kecil (tolong jangan samakan Elli dengan ayahku!).

"Aku sudah baik-baik saja." aku berusaha meyakinkan Elli untuk melepaskan pelukannya dariku. Entah berapa lama dia akan terus memelukku seperti ini. Aku bohong kalau aku bilang tidak memikirkannya, nyatanya mimpi itu terus terbayang di benakku dan aku sangat ingin mencari tahu arti dari mimpiku itu. Tapi semua itu hanyalah mimpi, aku tahu bahwa sekarang ada yang lebih penting dari pada memikirkan mimpi itu. Ya, setidaknya aku harus menikmati hidupku ini.

Saat aku mulai tenang dan Elli sudah melepaskan pelukannya dariku, aku baru mulai menyadari bahwa tidak ada siapapun di ruangan ini. Ya, hanya kami berdua di ruangan ini. Seharusnya ruangan ini berisi semua anak perempuan di kelas S1. Kemana mereka?

Elli sepertinya tahu bahwa aku kebingungan dari tingkah lakuku.

"Semuanya sudah pergi. Sekarang saatnya jam bebas dan aku yakin mereka mungkin sudah ada di kota."

Akh, aku ingat sepertinya Yumira-sensei memang pernah mengatakannya.

" Vanela dan Talia?"

"Mereka juga telah pergi."

Tidak mungkin! Aku telah membuat Elli mengungguku. Betapa mengecewakkannya diriku!

Setelah mempersiapkan segalanya dan makan bersama dengan Elli, kamipun berangkat ke arah kota. Albaran memang salah satu kota yang luar biasa, penduduk di sini sangat ramah dan pemandangan kotanyapun begitu luar biasa. Berbeda dengan wilayahku , di albaran teknologi sangat maju. Energi yang mereka gunakan untuk membangkitkan tenaga listrik didapatkan dari energi terbaharukan seperti energi matahari ataupun angin. Di sini juga terdapat penjual minuman otomatis dan kereta gantung otomatis.

Valtear Project : Aku Terlahir Kembali dalam Dunia Valtear?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang