Sebelum membaca Part ini, mungkin ada baiknya para pembaca membaca kembali part 17, karena part ini merupakan lanjutan dari Part 17.
........................................................................................................................................................
Rasanya tidak begitu buruk, akh maksudku terima kasih sudah melindungi hambamu ini Bapa.
Aku baru saja mencoret 'lava magma' dari daftar makanan yang tidak aku akan kumakan lagi seumur hidup. Oke nomor satunya masih makanan buatan papa, belum tergoyahkan selama 5 tahun terakhir.
"Bagaimana? Bagaimana?" Mega-san terus melihatku dengan mata bersinar-sinar.
"Kurasa aman diminum dan cukup enak." Akupun memberi komentar mengenai minuman yang baru saja dia buat.
"Begitukah? Sebenarnya aku tidak tahu bagaimana cita rasa kesukaan manusia." Tunggu apakah tidak pernah ada manusia yang meminumnya sebelum aku?
"Kurasa kami menyukai makanan normal."
"Bagaimana kalau daging Hox?"
"Kurasa kami lebih menyukai daging ayam." Aku berkata jujur, aku bahkan tidak tahu kita bisa memakan Hox. Tidak-tidak, aku tidak ingin menjadi orang pertama yang mencobanya.
"Ayam bukannya sangat kecil? Aku tidak habis pikir kalian akan kenyang hanya dengan memakannya."
"Ahahaha....." Aku hanya tertawa kecil. Kurasa daging ayam lebih baik dari Hox. Aku serius dalam mengatakannya.
"Kalau begitu silakan menikmati pesanan anda."
Mega-san meninggalkanku dan kembali ke balik meja bar. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan jika dia terus berdiri di sebelahku.
~hufh, saat aku menghebuskan nafasku terciptalah pijar-pijar api seperti aku bisa menyemburkan api dari mulutku. Aku sempat terkaget dan sedikit tersontak.
"Tenang saja Kana-chan itu hanya efek dari minuman, lihat apinya tidak panas sama sekali."
Serius? Aku lalu mencoba menghembuskan napasku dan terciptalah semburan api. Aku memegang semburan api itu. Ya tidak panas sama sekali. Saat aku menyemburkan api itu ke meja, api itu menyala cukup lama di atas meja tapi tidak membakar meja itu sama sekali. Sungguh keren. Aku baru saja menambahkan minuman 'lava magma' ke dalam list minuman favoritku.
Aku yakin aku tidak memainkan semburan-semburan api itu seperti anak kecil. Saat aku sedang memainkan semburan-semburan api itu, seseorang membuka pintu kedai cafe itu. Maksudku, saat aku sedang mencoba melakukan eksperiment terhadap efek dari minuman itu Roxane masuk ke cafe itu.
Roxane menggunakan pakaian maidnya yang selalu ia gunakan saat berada di rumah. Di punggunnya terdapat sebuah tas besar yang sepertinya ia bawa dari rumah. Kalau saja aku tidak mengenalnya aku pasti merasa bahwa ada seorang maid yang baru saja membawa kabur barang-barang tuannya.
Maksudku kenapa dia tidak bisa berpakaian normal? Apakah dia serius menggunakan pakaian maid untuk sampai ke sini? Aku tidak habis pikir dengan jalan pikirannya. Sebenarnya aku tidak ingin mengakuinya dan ingin menutupi mukaku dengan buku menu namun sayangnya semua itu terlambat Roxane begitu cepat dalam menyadari hawa keberadaanku dan dapat langsung menemukanku.
"Aku telah membawa peralatan yang mungkin Kana-sama butuhkan." Kata Roxane sambil memberikan hormat padaku.
Aku cepat-cepat menyuruhnya duduk. Meskipun tidak ada orang lain di sini selain kami bertiga tapi entah mengapa aku tetap merasa malu. Roxane duduk di depanku dan menaruh tas besar yang itu di sebelahnya. Aku lalu menyuruhnya untuk memesan sebuah minuman yang diinginkannya. Roxane lalu memesan sebuah minuman yang aku tidak tahu, saat aku ingin mencobanya ia berkata dengan tegas bahwa ini bukan untuk anak kecil. Itu membuatku sedikit kesal!
KAMU SEDANG MEMBACA
Valtear Project : Aku Terlahir Kembali dalam Dunia Valtear?
FantasyGerald seorang penulis light novel yang gagal berhasil membuat sebuah karya yang menurutnya masterpiece dari dirinya. Saat akan mencoba memperlihatkan karyanya, ia mengalami kecelakaan dan akhirnya meninggal. Gerald kemudian direnkarnasikan menjad...