"Vanela Awas!" *buk!
Oke itu bukan suara yang seperti kalian bayangkan. Aku tidak menabrak cowok yang luar biasa tampan di perempatan gank yang biasanya sering ada di manga-manga romance!
Aku memegangi kepalaku yang mungkin saja sudah berubah betuk karena bola sihir itu!
"Bisakah kalian tidak bermain di dalam ruang kelas!"
Aku mengambil bola sihir itu dan melemparnya keluar jendela. Beberapa di antara mereka menunjukkan tampang tidak suka dengan apa yang baru saja aku lakukan.
"Apa!" aku memunculkan kelima bola sihir element milikku. Tidak ada yang berani bicara ataupun mengeluarkan sihir mereka.
"Sudah-sudah." Kana mencoba menengahi pertengkaran yang terjadi.
"Kelas memang bukan tempat untuk bermain, sebaiknya kalian bermain di lapangan."
Setelah mendengar perkataan Kana, tampaknya beberapa dari mereka mulai menyadari/teringat kembali akan kesalahan mereka dan pergi keluar dari kelas.
"Vanela kau juga, matikan sihirmu. Kita ada di ruang kelas, apa kau ingin ruang kelas ini hancur?"
Aku keluar dari ruang kelas meninggalkan Kana dan beberapa murid lainnya di dalam kelas. Tidak biasanya aku seperti ini, bahkan putri tidur inipun sampai menasehatiku.
"Vanela, kau kenapa? Tidak biasanya kau seperti ini?"
Talia berjalan di sampingku, entah sejak kapan dia ada di sana. Aku bahkan tidak menyadarinya. Aku memang biasanya tidak seperti ini tapi beberapa ini, suara dikepalaku terus mengatakan hal aneh yang tidak masuk akal! Mengatakan bahwa kehidupanku selama ini hanyalah sebuah kisah yang dituliskan oleh seseorang bernama PritzGeral atau siapapun itu. Dan yang lebih parahnya lagi kisah itu hanya digunakan untuk menghibur para pembaca! Apakah mereka tidak tahu bahwa kehidupanku sudah sangat berantakan dan sekarang mereka bilang bahwa ini semua hanyalah kisah buatan yang digunakan hanya untuk menghibur mereka? Bila aku bisa berpindah dimensi aku pasti akan mencari dan menghajar penulis busuk itu yang hanya bisa menuliskan kisah-kisah sedih bisakah dia tuliskan kisah yang lebih bahagia! Akh! Hal ini bisa membuatku gila!
"Kau tidak mau masuk?" aku melihat Talia terhenti didepan pintu ruang kesehatan.
"Aku... menunggu di luar saja."
Aku tidak begitu memikirkannya dan masuk ke dalam ruang kesehatan. Di dalam kesehatan aku melihat Yumira-sensei dan Glenn-sensei sedang menikmati teh mereka sambil bercanda ria satu sama lain.
"Ehem..." Sejujurnya aku tidak ingin mengganggu kesenangan mereka tapi ada benjolan di kepalaku yang butuh pengobatan. Oke, aku sangat ingin mengganggu kesenangan mereka karena ketidakhadiran Yumira-senseilah yang membuat benjolan ini secara tidak langsung. Karena itu aku berdiri tepat di antara mereka berdua.
Setelah menyadari bahwa mereka tidak dapat melihat satu sama lain aku menunjukkan wajah tak sukaku kepada Yumira-sensei. Ia sempat menunjukkan ekspresi bingungnya sambil berkata "apa?" secara pelan. Aku tidak menggubrisnya dan beralik ke Glenn-sensei. Tidak seperti Yumira-sensei yang kurang perhatian (oke, sekarang aku tahu kenapa dia jomblo sampai sekarang), Glenn-sensei langsung mengerti bahwa ada benjolan tidak normal dikepalaku.
"Kau tidak apa-apa?" Glenn-sensei menaruh gelas tehnya dan mengusap poniku untuk melihat benjo... lukaku. Glenn-sensei lalu mengambil obat-obatan herbal dan mengusapkannya pada benjola....lukaku. Tidak lupa ia menperban lukaku, oke itu bukan perban mungkin hanya hansaplast yang cukup besar.
"Apa anak-anak bermain bola sihir di kelas?" Pemikiran telat Yumira-sensei akhirnya berhasil membuat kesimpulan yang luarbiasa lambat. Aku tidak tahu kenapa Yumira-sensei bisa mengajar di sekolah ini, bahkan menjadi wali kelas S. Aku mencoba mengingat-ingat kelebihan dari Yumira-sensei; memberikan pelatihan olahraga biasa, mengejar putri nakal, bersantai minum teh dengan Glenn-sensei? Akh, dia mengobati Talia, meskipun itu membuatnya trauma sampai sekarang (ak masih bisa merasakan aura Talia yang ada di balik pintu ruang kesehatan). Saat masih berpikir keras, aku tidak sengaja melihat satu saja kelebihan yang ada di Yumira-sensei. Tidak mungkinkan dia dipilih karena dadanya yang bes... maksudku karena penampilannya yang menarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Valtear Project : Aku Terlahir Kembali dalam Dunia Valtear?
FantasyGerald seorang penulis light novel yang gagal berhasil membuat sebuah karya yang menurutnya masterpiece dari dirinya. Saat akan mencoba memperlihatkan karyanya, ia mengalami kecelakaan dan akhirnya meninggal. Gerald kemudian direnkarnasikan menjad...