Vote yes!😈
.
.
.
.1 tahun berlalu......
Hari-hari yang berat telah berlalu bagaikan episode demi episode cerita fiktif dalam novel-novel. *Emang cerita fiktif.
Dan kini senyum di wajah oriental Hye Jung terus mengembang seraya mata hitam sepekat malam itu menatap langit malam bertabur bintang, dengan udara sejuk membelai hijab pasminah yang ia kenakan. Tangan kanannya terus membelai perutnya yang sedikit buncit, menandakan ada kehidupan baru disana.
Grep!
Tiba-tiba jaket tebal tersampir di pundaknya, spontan ia menoleh dan mendapati wajah sang idola panggung lebih tepatnya mantan, yang sudah hampir tiga tahun mengisi hatinya dan kehidupannya. Mereka saling melempar senyum penuh cinta, tatapan mata penuh kasih tak terhingga.
"Allah SWT berfirman:
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar-Rahman 55: Ayat 13). Kenikmatan itu selalu ada di sekitar kita. Betapa besarnya kuasa sang Maha Cinta." Ucap Tae Hyung menatap langit dengan senyumnya yang mempesona.Hye Jung menoleh bangga, suaminya sudah memiliki banyak kemajuan. Ia sering menghadirkan ayat ketika berbicara dan artinya harapan Hye Jung tercapai. Dulu ia ingin memiliki suami yang memiliki ilmu agama yang melebihinya. Namun, ketika ia harus menikah dengan Tae Hyung, ia merasa harapannya pupus. Dan hari ini, Tae Hyung telah membuatnya bahagia dengan semangat belajarnya yang berkobar.
Semakin hari Tae Hyung semakin banyak menghafal ayat demi ayat, dan sering tilawah bersama setelah sholat fardhu. Semenjak ia menghabiskan kontraknya di dunia entertaiment, ia mulai bekerja di perusahaan sang paman. Mungkin hanya karyawan biasa, namun Hye Jung merasa cukup dengan semua itu.
"Alhamdulillah. Aku sangat bahagia, sekarang Bang Tae sudah banyak hafal ayat-ayat Al-qur'an." Hcap Hye Jung tersenyum polos.
Bahkan di usia Hye Jung yang menginjak 21 tahun itu, ia masih sangat polos. Tae Hyung memeluk pinggang istrinya penuh kehangatan. Tangan kirinya membelai perut sang istri yang mulai membesar.
"Iyalah, kan kita adalah calon orang tua, bagaimanapun aku ingin anak kita nanti memiliki pegangan agama yang kuat seperti eomma-nya, yang berharga dan menjaga diri hanya untuk jodohnya, karena Allah," ia seolah sedang bicara dengan calon bayinya.
Hye Jung tersenyum bahagia menatap suaminya yang terlihat senang akan kehadiran calon anak mereka.
"Otomatis aku harus menjadi kepala keluarga yang mampu mendidik anak-anakku menjadi orang-orang hebat di kemudian hari. Aku ingin memperdalam ilmu agama untuk bisa setara denganmu, yang mencintaiku karena Allah dan kini, aku pun begitu, mencintaimu karena-Nya. Lagi, agar aku bisa menjadi ayah yang baik untuk anak-anakku dan suami yang baik bagimu." Pernyataan itu sukses membuat Hye Jung terharu.
Ia meneteskan air mata bahagia, tatapan mereka kembali beradu tak terbatas apapun. Kasih yang terus saling menyatu jadi satu membuat mereka tak terpisahkan, apa lagi kehadiran sang calon bayi yang dinanti itu, membuat mereka semakin bahagia.
Tangan kanan Tae Hyung yang tadinya memeluk pinggang Hye Jung mulai terulur menghapus air mata haru itu.
"Aku akan lakukan sekuat tenagaku untuk membuatmu tersenyum setiap saat. Jadi, jangan pernah menangis lagi. Karena aku tak mengizinkanmu mengeluarkan air mata berhargamu itu, arraso?" ucap Tae Hyung dengan wajah cerianya.
"Iya. Gumawo Bang Tae-ah!" Ia memeluk suaminya dengan lembut.
Bagaimana bisa ia tak mencintai lelaki baik macam Tae Hyung, setelah guncangan besar terjadi pada mereka berdua, justru membuat mereka semakin mesra dan semakin kuat saling mencintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bang Tae (END)
Fantasía©AubiAtmariniAiza Idol >< Gadis Biasa Revisi 09/03/2021 Kisah seorang muslimah berusia 18 tahun yang tersesat di negara Korea Selatan. Ia sengaja dijual oleh pamannya sendiri untuk menjadi pelacur, tapi ia berhasil lolos. Walau begitu ia tak bisa ke...