VOTE!⚠️
.
.
.
."Sudahlah, bang!"
Tatapan Hye Jung memanas, seperti ada semburat merah dan genangan air di matanya. Tae Hyung tersentak melihat itu, ini pertama kalinya Hye Jung melihat kesedihan di wajah teduh itu. Selangkah, dua langkah V mendekat, dan...
Detik berikutnya, tangannya menyentuh bahu Hye Jung, menatap matanya yang berkaca-kaca.
"Hye Jung-ah! Dho Gwencana (kamu tidak apa-apa)?" tanya Tae Hyung khawatir.
Hye Jung mengambil tangan Tae Hyung yang ada di bahunya, kemudian menggenggamnya erat, seolah ingin menyalurkan keluatan untuk sang suami.
"Hiks hiks! Harusnya aku yang bertanya seperti itu, dan mengkhawatirkanmu disaat-saat kamu di gosipkan seperti ini? Semua orang menjadikanmu topik pembicaraan, mengolokmu sedemikian rupa. Aku khawatir padamu Bang, hiks...hiks...hiks!" isaknya membuat Tae Hyung tertegun.
Kristal itu terus mengalir dari wajah kalem Hye Jung. Wajah yang sering kali menggambarkan harapan, kini sedang di landa kesedihan yang amat dalam.
"Bang. Berapa banyak lukamu? Aku ingin merawat luka itu. Aku percaya padamu, karena kini engkau adalah hamba Allah SWT yang taat. Aku percaya padamu karena kamu percaya pada Allah SWT. Maaf, aku tidak bisa membantumu menyelesaikan semuanya, tapi aku sungguh ingin meringankan bebanmu. Maafkan aku yang tidak sepenuhnya bisa mengerti perasaanmu dan masalahmu. Maafkan aku yang tidak bisa mengerti kehidupanmu, maafkan aku...hiks hiks! Aku sedih ketika melihat berita di TV membuatmu terlihat buruk. Aku tak tega, mereka terus mengolokmu di medsos dan menganggapmu mencari sensasi. Aku tak tega..." ucapannya terpotong ketika Tae Hyung memeluknya erat.
"Ssstt jangan bicara begitu, aku baik-baik saja. Dengan kepercayaanmu, itu cukup membuatku kuat. Adanya dirimu di sisiku, membuat masalahku menguap. Maka dari itu, teruslah percaya padaku. Dan jangan pernah tinggalkan aku, bahkan ketika aku memintamu. Jangan pernah meninggalkanku, aku membutuhkanmu untuk menemani langkah kehidupanku. Kini semua cita-citaku terabaikan. Kamu tau kenapa?"
Tae Hyung meregangkan pelukannya dan menatap mata istrinya yang tergenang air di sana.
Hye Jung menggeleng, kemudian kedua telapak tangan Tae Hyung mengusap wajahnya, menghapus bekas air mata di wajah sederhana itu.
"Karenamu, karena adanya dirimu, cita-citaku terabaikan," jawaban itu membuat Hye Jung merasa bersalah dan menunduk.
Tangan Tae Hyung masih melingkar di pinggal Hye Jung, ia terus menatap istrinya yang tengah menunduk penuh sesal.
"Maafkan aku," cicit sang istri, membuat Tae Hyung terkekeh.
Hye Jung mendongak, mendengar kekehan itu.
"Kamu ini terlalu baik dan terlalu berperasaan. Lucu sekali," Tae Hyung malah mencubit pipi berisi itu.
"Maafkan aku telah membuat cita-citamu terabaikan," Hye Jung masih merutuki dirinya.
Tae Hyung tertawa lebar, hingga kebingungan melanda Hye Jung yang masih menunggu penjelasan dalam dekapannya.
"Tidak...tidak, ini bukan salahmu. Kamu justru membuat hidupku menjadi terang, seolah kamu adalah pemantik api yang senantiasa menawarkan penerangan dalam hidupku. Kehadiranmu membuatku mengabaikan cita-citaku untuk terus berkarir di dunia entertaiment, dan menciptakan cita-cita baru. Yaitu..."
Terlihat ekspresi penasaran dari wajah polos sang istri, membuatnya tak berhenti tersenyum.
"Untuk terus hidup bersamamu. Membangun keluarga yang Sakin--ah, Madah, Warahmah," Tae Hyung sedikit malu karena tidak bisa mengeja dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bang Tae (END)
Fantasy©AubiAtmariniAiza Idol >< Gadis Biasa Revisi 09/03/2021 Kisah seorang muslimah berusia 18 tahun yang tersesat di negara Korea Selatan. Ia sengaja dijual oleh pamannya sendiri untuk menjadi pelacur, tapi ia berhasil lolos. Walau begitu ia tak bisa ke...