Jaminan

1.8K 205 12
                                    

Kadang aku berfikir, bagaimana kehidupanku bila tanpa dirimu di sisiku. Mungkin aku tak akan bisa mendapatkan ketenangan batin seperti ini. Sarangheo Hye Jung-ah!
(Kim Tae Hyung)


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Hari ini cuacanya cukup cerah, secerah wajah manis Kim Hye Jung dengan tatapan kosongnya. Kini ia tengah duduk di kursi roda yang tengah berjalan, di belakangnya seorang bermasker medis dan kacamata hitam transparant, mendorongnya dengan penuh kasih. Siapa lagi kalau bukan Tae Hyung, suaminya. Pembawaannya yang lembut, membuat orang yang melihatnya berdecak iri. Sebagaimana postur tubuh lelaki yang biasa disapa dengan nama V itu, terlihat tinggi, berotot, cool, dan lain-lain.

Sesekali mereka berdua bercanda, hingga mereka sampai di ruangan yang langsung disambut oleh perawat berbaju hijau muda. Ruangan yang terisi orang-orang memakai baju hijau tertutup dan steril itu menampakan kesibukannya mempersiapkan operasi.

Melihat itu, Tae Hyung menjadi ciut. Ia takut istrinya akan mengalami kegagalan dalam perjuangannya untuk mencapai kesembuhan. Tapi dengan sentuhan kecil, Hye Jung membelai tangan suaminya yang tanpa sadar memegang pundaknya khawatir. Ia mulai meluncurkan ungkapan-ungkapan bijaknya untuk meyakinkan sang suami.

"Allah ta'ala tak mungkin mengecewakan kita. Semua hasilnya nanti tergantung usaha kita, kalaupun hasilnya tidak sebaik harapan...." Hye Jung menggantungkan kata-katanya.

Tae Hyung semakin cemas, ia berjongkok di depan istrinya. Menatap manik mata berpandangan lurus itu, penuh kasih tak terbatas.

"Kalau pun tidak sesuai harapan, mungkin usaha kita lah yang belum maksimal. Karena Tuhan Maha Adil, maka dari itu selain usaha fisik," ia tersenyum lembut. "Kita juga perlu usaha do'a untuk menembus langit dengan kesungguhan. Karena DIA yang paling tahu isi pikiran dan hati kita, bahkan kita tak tau persis apa yang di butuhkan perasaan kita, jangan pernah menyerah untuk merayunya agar do'a kita bisa sampai menggunjang arsy."

Kemudian ia melepas cincin kawin, dan cincin hadiah ulang tahunnya, lalu memberikan pada Tae Hyung yang masih mendengarkannya.

"Ini sebagai jaminan, kalau aku akan kembali dengan selamat. Tunggu aku dan berdo'alah untukku. Aku pasti sembuh," matanya sudah berkaca-kaca.

Namun ada binar harapan yang berkobar dari sorot mata kosong itu. Semangatnya membuat Tae Hyung juga ikut mendukung harapannya. Dengan perlahan, Hye Jung membuka telapak tangan Tae Hyung yang menggenggam tangannya. Lalu mengalihkan cincin-cincin di tangannya, ke tangan suaminya. Tae Hyung tak tahan, ia meneteskan air mata, dengan sekuat tenaga menahan isaknya sampai wajahnya benar-benar merah di balik masker dan kaca matanya.

"Aku pasti menunggu dan mendo'akan perjuanganmu. Aku akan memastikan kamu kembali dengan selamat dan sembuh, aku akan menunggu selama yang ku mampu. Bahkan jika aku tak mampu, aku akan keluar dari batas kemampuanku dan menyelamatkanmu dengan izin Allah," ucapannya terkesan arogan membuat Hye Jung terkekeh.

"Aku percaya, Bang Tae adalah orang yang kuat dan setia. Gumawo mau menunggu dan mencintaiku," ia mencium genggaman tangan Tae Hyung yang berisi cincinnya.

Tae Hyung langsung memeluknya, isak tangisnya disembunyikan dengan sekuat tenaga. Sampai seorang suster memanggil Hye Jung dan menyadarkan suami istri yang tengah berpelukan itu. Tae Hyung meregangkan pelukannya dan menghapus air matanya, kemudian menghapus air mata istrinya. Ia menatap istrinya dengan sendu, kemudian mengecup keningnya sebelum Perawat mengambil alih kursi rodanya.

Bang Tae (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang