Nada sadar, membuka matanya perlahan, mencoba menetralkan Cahaya yang masuk kedalam matanya, tapi cahaya diruangan dia sekarang tidak begitu terang, hanya redup, Ruangan yang dominasi warna putih dan selang yang menempel ditangannya membuatnya sadar sepenuhnya, Nada berusaha bangun tapi kepalanya pusing, Dia mengingat-ngingat apa yang sudah dia perbuat sampai dia berada di tempat yang sangat dia hindari.
"Udah bangun?" Nada menoleh ke sumber suara dimana seorang pria dengan, jaket warna Abu-abu dan jeans panjang, rambut yang basah sepertinya pria itu habis wudhu, atau hanya menyegarkan dirinya, Nada melihat Jam, Masih pukul 04.00, Mungkin pria itu mau sholat Tahajud.
Nada kembali berusaha bangun, tapi perkataan dari pria itu membuatnya terbaring lagi lalu membuang muka
"Maaf, kalo kamu kodein saya buat bantu kamu bangun, saya ngga bisa, Saya udah wudhu"
Nada kembali menoleh ke pria yang sedamg berdiri dengan Khusyunya, mungkin kalau ada kebakaran pria itu tidak akan sadar karena sangat khusyu,
Nada terus memperhatikan gerakan demi gerakan yang pria itu lakukan, Sholat tahajud ya, pria itu slalu bilang
"Mil, Tahajud itu adalah perantara dari doa doa yang kita panjatkan, Yang menunjukkan kita agar tepat sasaran"Selang beberapa lama, Adzan shubuh berkumandang, Nada bangkit dari tempatnya tidur, lalu berjalan pelan ke toilet, Pria itu hanya memperhatikan, setelah Nada menghilang dari penglihatannya dia pergi, mungkin untuk sholat di masjid.
Sudah cukup lama, Akhdan, ya pria yang sedari tadi menemani dia adalah Akhdan, Nada tidak mau bertanya kemana yang lain, Nada malas untuk bicara tersenyum saja dia tidak mau.
Akhdan belum juga kembali, Nada hanya sendiri dengan novel yang belum selesai Ia baca, entah siapa yang meletakan novel itu dinakas, setau Nada tidak ada yang tau kalau dia suka membaca Novel, dan seingat dia Novel yang sedang dia baca adalah Novel yang sangat dia incar, tapi tiba-tiba ada kiriman paket yang isinya Novel itu, dia tidak peduli, awalnya dia tidak ingin baca dan mengembalikannya tapi sayang Afra memaksanya jadilah Afra yang baca lebih awal."Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam, Kamu udah balik dan?" Tanya Nada pada pria yang sekarang berdiri sambil membuka bungkus makanan, sepertinya bubur, apa pria itu sengaja membawakan untuknya?
"Kamu kangen sama saya? Mending kamu cepat sehat, karena ada yang lebih kangen dari saya" Ucap Akhdan sengan muka datarnya
"Ngga, Aku cuma nanya aja kok, emang pertanyaan Aku ngarah kesana ya?" Ucap Nada ketus
"Ya ngga, tapi saya tau kelihatan dari mata kamu, kamu tuh sama aja ya, nutup-nutupin perasaan kamu, kalau ada apa-apa tuh cerita, jangan kayak gini, emang mau kehilangan lagi? Kehilangan saya saja sudah cukup kan?"
"Kamu kebanyakan ngomong" nada langsung bangkit lalu berdiri berniat meninggalkan pria yang sedang menungkan bumbu bubur.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam" Ucap Nada sambil membuka pintu ruangannya
"Nada"
"Afra"Ucap mereka bebarengan, Keduanya berpelukan seperti tidak bertemu beberapa bulan saja.
"Kamu udah bangun Nad? Ya Ampun.! Nada kamu tau ngga Aku tuh khawatir banget" Ucap Afra sambil mencubit pipi Nada gemas
"Assalamu'alaikum" Sebuah suara membuat Nada melirik kearah kiri Afra
"Wa'alaikumussalam" jawab Nada dan Afra bebarengan
Nada hanya melihat seseorang itu, Lalu menatap kearah Afra dengan alis satu yang dinaikan, seolah bertanya sesuatu
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Love
SpirituellesKata orang masa depan memiliki kaitan yang kuat dengan masa lalu, mungkin benar karena semua terjadi begitu saja, tanpa Aku sadar orang yang mempertemukan Aku dengan masa depanku adalah orang yang sangat berperan dalam masa laluku, Aku membenci meng...