Nada Pov
Aku kini berada dijakarta, setelah seminggu yang lalu Aku ngejar tugas kuliah agar diberikan cuti selama satu minggu untuk balik kejakarta
Kemarin sempat berangkat diantar dia, dia lho pria itu, ya benar sekali Arsyad, Aku diantar dia tapi Aku tidak hanya berdua Aku juga bersama Akhdan.
Arsyad tinggal dirumah Akhdan untuk sementara waktu, kata dia sih nunggu Aku dan Akhdan balik, seperti itu lah Aku tidak mengerti pola pikirnyaAku sedang bersiap diri, memakai Make up tipis, sebenarnya Aku tidak suka memakai Make Up hanya saja hari ini reuni dan Aku harus kelihatan lebih rapih, Aku kenakan pakaian yang sudah kusiapkan, sederhana saja, tidak perlu terlalu mewah, karena Aku bukan tipe perempuan yang suka tampil mewah.
Setengah jam kemudian Aku selesai dan siap berangkat, Aku keluar kamar, maklum rumahku sepi hanya ada Bang Hanafi dirumah, jangan ditanya Ibuku kemana, dia tinggal di Bandung karena ikut Ayah tiriku, nenekku juga ikut dengannya, jadi dirumahku hanya ada Aku dan Abangku yang konyol itu. A bram, atau Abang Ibram yang tampannya luar biasa itu lagi studi banding di Mesir Al-azhar University, Cowo idaman banget A bram tuh.
"De, temennya udah nungguin" teriak abangku.
Aku belum keluar dari kamar biarpun sudah selesai dengan segala persiapanku, pikirku Aku ingin menggunakan Taksi Online saja, atau bawa Abangku agar dibilang sudah punya gandengan, tapi ku ralat bisa-bisa dia bikin rusuh diacara reuniku nanti.
Aku mengerutkan keningku, bingung siapa yang menungguku, atau Ara? Memang sih tadi Ara bilang bareng tapi setelah sholat maghrib tadi dia bilang dia bareng sama ya taulah, Pacarnya.
Dan Aku menyerah kalau harus ikut mereka dan akhirnya jadi kacang, jangan bingung kenapa bawa pasangan karena disetiap undangan ada tulisan partner tapi hanya khusus undanganku yang tertulis namaku saja, jahat memang tapi aku bersyukur Raisya sangat pengertian.Aku turun dari tangga, menuju ruang depan yang kata abangku sudah ada temanku yang menunggu.
Aku mengerjapkan mataku berkali-kali, setelah melihat dua orang yang sedang duduk dikursi tamu."Arsyad, Akhdan" ucapku, membuat keduanya menoleh kearahku, mataku saling mengunci dengan salah satu dari mereka, tapi pria itu lebih dulu memutus kontak lalu berdiri untuk keluar, sedang yang satu masih menatapku, tapi langsung ditarik oleh temannya.
Begitupun Aku, Aku menatap mereka dengan penuh pertanyaan.
Akhdan dengan tampilan Jas warna hitamnya sangat tampan, gaya rambutnya membuat siapapun jatuh cinta, pantas dulu Aku begitu gila terhadapnya, lihat saja tampilannya seperti ini, sebenarnya ini bukan pertama kali Aku melihatnya menggunakan jas, bisa dibilang ini yang kesekian kali, tapi menurutku hari ini dia berbeda lebih tampan.
Dan Arsyad, MasyaAllah dia benar-benar sederhana tapi tampilannya membuat jantungku berdetak tak karuan.
Pria yang jarang tersenyum, pria yang sulit untuk bicara romantis, pria dingin tapi Aku menyukainya."Ayok, Aku tau kamu ngga ada barengan kan? Jadi kita jemput kamu, Arsyad ikut soalnya ngga ada temannya di rumah, kata dia sih kali aja ketemu jodoh, kalau Aku kan emang udah ketemu jodohnya" Ucap Akhdan sambil berdiri, lalu berbalik arah jalan mendahuluiku.
Aku mengikuti langkah mereka menuju mobil yang sudah terparkir manis didepan rumahku.
"Aku bisa naik taksi kok" ucapku menolak.
Aku melirik Arsyad sekilas tatapan tajam deberikannya untukku, Aku menelan salivaku susah,penampilan Arsyad membuatku diam seribu bahasa, detak jantungku yang abnormal membuatku semakin gelisah berada didekatnya.Arsyad masuk terlebih dahulu lalu Akhdan membukakan pintu belakang untukku, dia romantis ya tapi Aku hanya merasa bahagia dia seperti itu padaku, dia sangat perhatian dan itu membuatku merasa nyaman dekat dengannya.
Hanya beberapa menit saja mobil Arsyad sudah terparkir di lapangan luas yang juga berjejer mobil, reuni memang diadakan disekolah kami, ada beberapa guru yang datang juga untuk ikut memeriahkan acara kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Love
SpiritüelKata orang masa depan memiliki kaitan yang kuat dengan masa lalu, mungkin benar karena semua terjadi begitu saja, tanpa Aku sadar orang yang mempertemukan Aku dengan masa depanku adalah orang yang sangat berperan dalam masa laluku, Aku membenci meng...