Bangun Cinta (2)

159 11 0
                                    

Tepat sore hari, Akhdan menunggu Nada didepan kampus Nada, sedangkan keadaan Nada ketika itu bersama Hafadz, dosennya itu meminta bantuan Nada, bahkan Hafadz minta agar nada menjadi Asistennya, tentu Nada menolak, bukannya Nada tidak menghargai tapi hal itu bukan untuk Nada, nilai Nada saja pas-pasan, aktif hanya di dua organisasi di kampusnya, yang sama dengan Arsyad, kalo kata Afra supaya bisa ada yang jagain.
Jadi menurut Nada, dia tidak pantas untuk menjadi asisten dosen, kan banyak teman Nada yang nilainya lebih tinggi, jadi kalau dia terima sama saja dia melanggar peraturan dan merebut Hak org.

"Kamu udah makan?" Tanya Hafadz sambil berjalan menuju parkiran

"Alhamdulillah"

"Kamu mau saya temani makan"

"Terima kasih, saya ada acara, dan sudah ditunggu, maaf permisi ya pak, Assalamu'alaikum"
Nada berjalan lebih dahulu meninggalkan Hafadz yang masih berdiri menatapnya, dan senyum Hafadz muncul, dia teringat Arsyad, dan pikirannya mengacu mungkinkah Nada sedang ada acara bersama Arsyad?.
Dan Hafadz mengikuti nada yang sudah naik mobil, tidak terlihat siapa yang memegang kemudi, tapi Hafadz dengan egoisnya mengikuti Nada terus.

Dimobil Akhdan, nada sendiri sedang bingung dengan keadaan yang tiba-tiba saja awkward.

"Kemana?" Tanya nada singkat

"Kesuatu tempat"

"Jangan macem-macem"

"Saya ngga pernah macem-macemin kamu"

Nada tertunduk, nada diam tidak bisa lagi berkata.

"Kenapa?" tanya Akhdan, maksudnya kenapa nada diam
Nada masih diam, tidak menanggapi apapun, entah hatinya seperti apa.

"Saya pernah minta kamu marah sama saya, terus kamu diam, saya ngga suka kamu diam, saya jadi merasa bersalah, saya lebih suka kamu yang ngomong terus atau nanya ke saya hal-hal yang bahkan tidak pernah ada dipikiran saya, dan kamu membuat saya berpikir" kata Akhdan sambil melirik nada

"Aku Nada bukan kamila" sergah Nada

"Hanya namamu yang terganti, tapi hati, sifat dan wajahmu, tetaplah kamila, kamila yang berhasil membuat saya terpana, pada saat dimusholla"
Nada diam

"Kamu harus tahu banyak hal nada" kata Akhdan pelan, tapi masih terdengar jelas ditelinga nada.
Nada diam, begitupun akhdan, mereka membelah jalan dengan kesepian yang mencekam, kesepian didalam hati, tidak bisakah seperti dulu? Membahas banyak hal sepenjang jalan.?

"Kamu inget ini gak?" Tanya Akhdan, mereka mengunjugi tempat wisata Kali biru, mereka berangkat jam 3, biarpun janjian jam 4 tapi karena Nada sudah tidak ada kepentingan di kampus mereka memutuskan jam 3.
Hanya 1 jam dari Kampus ke Kali biru.

"Ini kan tempat waktu kita perpisahan, inget lah mana mungkin lupa" kata nada terdengar antusias, Akhdan melirik nada lalu tersenyum, begitupun nada dia sangat senang, jelas terlihat bahwa dia merindukan tempat itu, dia ingin kembali kemasa dia masih SMK dulu, masih terdengar tawa dan bolos jam kelas, masa SMK adalah masa dimana yang sangat dirindukan nada hari ini, dan Akhdan berhasil membuat nada makin merindukan masa itu.

"Tempatnya ngga berubah ya, kamu inget gak kita pernah naik menara itu?" Tunjuk akhdan pada rumah pohon yang terletak tidak jauh dari mereka berdiri.

Nada diam, senyumnya masih terpasang jelas.

"Kamu mau naik?"

"Mau mau mau" jawab nada antusias,
Akhirnya mereka naik kesana, hari ini entah kenapa pengujung cukup sepi, biasanya disini antre cukup panjang, tapi untuk yang satu ini cukup sepi.
Setelah mereka diatas, Nada hanya berdecak kagum berkali-kali ini kedua kalinya dia berada ditempat seindah ini dengan pria yang juga pernah mengukir masa indah.

The Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang