Bangun Cinta (3)

172 11 0
                                        

Hafadz sendiri malah sedang kesal, karena dipertengahan jalan Ban mobilnya bocor, entah orang bodoh seperti apa yang meletakkan balok yang ada pakunya ditengah jalan.
Gagal sudah rencana Hafadz mengikuti Nada, sialnya Arsyad membawa kunci rumah mereka dan Hafadz lupa membawa kunci serep.
Nasibnya begitu malang, berniat menguntit malah terkena sial.
Tidak lama mobil yang Hafadz ketahui mobil yang di tunggangi Nada setelah pulang kampus tadi lewat menuju rumah Afra. Dengan terburu-buru Hafadz menuju rumah Afra, benar yang turun adalah Nada dan pria itu Akhdan.
Hafadz sama sekali tidak tau, Nada dan Akhdan hingga sekarang masih memiliki hubungan, Dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk masuk kedalam kehidupan Nada.

Nada berjalan membuka pintu, tapi sebelum Nada benar-benar membuka pintu Akhdan memanggilnya. Nada berbalik menatap Akhdan.

"Jadi sahabat boleh?" Tanya Akhdan dengan senyum diwajahnya.
Begitupun Nada tersenyum lalu mengangguk. Begitu Nada masuk Akhdan melaju pergi, dan Hafadz kembali kerumah.
Pintu rumah nya sudah terbuka berarti Arsyad sudah pulang.

"Darima aja lu?" Tanya Hafadz pada adiknya Arsyad.

"Kenapa emang? Muka lu ngga usah ngenges" jawab Arsyad santai sambil merapihkan kemeja polos berwarna biru muda dan celana jeans panjang warna hitam.

"Kemana lu? Dasar anak liar, Kerjaan ngayap mulu, kapan lu bahagiain orang tua"
Kata Hafadz penuh emosi.

Arsyad menarik nafasnya pelan lalu menatap Hafadz dengan penuh ketenangan.

"Ngga perlu gue umbar dan gue ceritain ke lu apa yang sudah mampu gue lewatin sampai Ayah percayain gue buat megang kendali rumah sakitnya saat gue sudah lulus nanti, tapi tenang aja Bang, seminggu lagi gue bakal pergih dari hadapan lu, karena gue mau pindah kuliah ke singapure, jadi lu ngga perlu ngotot marah-marah karena ngeliat gue setiap hari, Gue ingetin aja sama lu bang, Cepet-cepet tobat sebelum lu mati, oh iya masalah botol yang ada di kamar lu tenang ngga bakal gue bilangin ke Ayah, tapi ayah udah tau soal itu, Jam 9 malam nanti dia bakal telepon lu, gue mau keluar dulu bang, Assalamu'alaikum" jelas Arsyad dengan santainya tanpa ada rasa takut melihat wajah Hafadz yang penuh dengan emosi.

Tapi sebelum Arsyad keluar Hafadz sudah menarik kerah belakang Baju Arsyad dan memukulnya tepat disudut bibir Arsyad, dan membuat Bibir pinggir Arsyad berdarah, dengan penuh ketenangan Arsyad melepas tangan Hafadz dan menghapus darah yang keluar dari bibirnya.

"Ngga usah pake kekerasan, lu inget? Terakhir lu berantem sama gue tangan lu patah" kata Arsyad tenang, memang Arsyad memiliki ilmu silat dan dia menjadi juara silat nasional pada O2SN sewaktu di SMAnya, di kampus pun dia mengikuti organisasi silat yang ada dikampusnya.
Tapi Hafadz kalap, lagi lagi dia memukul Arsyad.

"Anjing lu! Ngga usah nyombongin diri lu, brengsek" satu pukulan lagi diberikan Hafadz untuk Arsyad, Arsyad tetap tenang meskipun dia kelihatan emosi.
Bersamaan dengan itu bel rumah berbunyi, mereka tetap tidak peduli, Arsyad yang sudah membalas pukulan Hafadz dan pada akhirnya mereka ribut, persetan dengan barang-barang yang sudah berjatuhan dan hancur.

Nada, ya nada berniat memberikan berkas Hafadz yang sempat terbawa olehnya tapi yang dia lihat malah dua orang yang sedang adu pukul, keduanya sama-sama memar dan hati nada mencelos melihat Arsyad mencoba bicara tapi Hafadz tetap memukul Arsyad tanpa ampun..

"Jangan deketin nada lagi, bilang ketemen lu Akhdan jangan deketin Nada lagi" Kata Hafadz penuh emosi.
Nada hanya bisa berdiri tegang, bingung apa yang harus dia lakukan, tetapi ketika Hafadz melayangkan tangannya untuk memukul Arsyad tanpa diperintah nada berteriak.
"Stopppp, kalian stopppp" pekik nada sambil menutup telinganya.
Hafadz dan Arsyad baru menyadari kehadiran Nada, Hafadz melepaskan Arsyad dan menghampiri nada yang seperti orang ketakutan.

The Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang