Terulang Kembali

216 13 0
                                    

Nada telah kembali setelah peristiwa panjangnya hari ini, duduk dengan TV yang menyala, entah akhir-akhir ini pikirannya seperti berputar tidak baik, entah apa yang sedang dia pikirkan, yang dia rasakan hanya bingung, Ini konflik batin dalam dirinya, dia tidak ingin melakukan apa-apa malam ini.

"Nad"
Nada menoleh ke arah Afra yang sudah duduk disebelahnya

"Ya?"

"Kenapa? Ada yang dipikirin?"

"Ngga ada kok"

"Ngga pernah pandai buat berbohong"

"Oke, Aku mau tanya sesuatu"
Nada menarik nafas pelan, mengedarkan pandangannya kesebuah foto keluarga yang diyakini itu adalah keluarga besar Afra.

"Menurut kamu apa Aku harus dengerin penjelasannya Akhdan dan ikutin permainannya atau ya Aku lebih baik ngga usah dengerin semuanya dan nutup hati aku buat dia"

"Menurutku sih, kamu liat dulu, biar dia buktiin semuanya, Jangan buka hati kamu buat dia tapi coba buat mendengarkan semuanya supaya kamu move on juga gampang"

"Iya juga sih, tapi..."
Nada berhenti bicara ketika ponselnya menyala, ada telepon masuk entah dari siapa, ini sudah malam bahkan

"Angkat telpon dulu ya, kamu tidur aja" Ucap Nada pada Afra lalu melenggang oergi ke kamarnya

"Ya? Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"
Suara pria diseberang sana terdengar, Nada mengerutkan dahinya bingung, kalau dia ingat-ingat yang sering menelponnya hanya Alfan atau Dosen gila itu dan ngga pernah Nada angkat sekalipun, ah ya, yang paling sering sih Fatah slalu bawel nanyain dia biarpun hanya sekedar nanya tentang udah makan belum.

"Siapa ya?"

"Kamu ngga kenal suara saya?"

"Kayak ngga asing, tapi saya ngga tau, ngga penting juga inget-inget suara orang"

"Kamu belum tidur?"

"Kalo Saya sudah tidur, ngga mungkin saya angkat telpon kamu kan?"

"Ah ya, kamu benar, Save nomor saya ya, barangkali kamu akan membutuhkan bantuan saya nanti, saya akan menunggumu menghubungi saya"

"Kamu siapa sih? Maksudku namamu siapa?"

"Assalamu'alaikum"

Nada menjawab salam pelan, siapa orang yang barusan menelponnya, siapa yang berani menyebar nomor ponselnya, benar-benar tidak sopan, kalau Nada sampai tau siapa orang yang menyebar nomor ponselnya bakalan Nada patahin lehernya.
Ahhh padahal Nada sama sekali tidak bisa silat ataupun karate.

****
"Ngga ngampus Nad?"
Tanya Afra yang sedang memasak di dapur, entah sejak kapan gadis itu belajar masak, biasanya juga numpang makan di Cafe.

"Siang" jawab Nada singkat, terlihat gadis ini sibuk dengan laptop dihadapannya, dan segelas susu coklat, kalau kata Nada sih

"Susu Cokelat itu apa ya, manis, bikin kita bersemangat, tapi kadang bahaya juga kalau minumnya berlebihan, Makanya Allah ngga suka samma sesuatu yang berlebihan bukannya menimbulakan banyak manfaat malah  lebih banyak mudhorotnya"

Setelah sarapan, Nada berniat ke cafenya untuk bertemu Fatah, setidaknya fatah bisa menghiburnya, dia rindu, rindu seseorang yang sekarang sangat dijauhinya, Nada bahkan tak habis pikir dengan djrinya, sedari tadi Nada buka laptop hanya ubtuk melihat foto pria itu, tapi benar Nada sangat merindukannya, entahlah kenapa Nada bahkan tidak tau.

"Nada, Gue berangkat ya, Oiya lu nanti jangan berangkat sendri, gue nanti nyuruh Alfan deh jemput lu" Ucap Afra sambil memakai sepatu yang sering digunakan untuk ke kampus.

The Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang