Kepadamu, tempatku laluku pulang.
Sebenarnya banyak yang aku ketahui dari kamu. Dan aku tak benar yakin orang orang itu tau kamu lebih dariku. Waktu telah membayarku lebih mahal dari pada dia membayar orang orang itu. Aku tentu tau banyak tentangmu. Dari kau yang tak pernah mandi, yang pinjam baju kakakmu setiap reuini, yang memakai motor sepupu ketika nongkrong, citra-citra yang kau bangun, dan bagaimana semen, tanah, kayu, Batu bata, cat dan sepenyusunannya, Aku tau!
Aku tau jika ada yang menanyaiku sedang apa kau dirumah ketika pukul 6 pagi. Aku tau, kau sedang terburu-buru, tak sempat sarapan, mengirimiku pesan supaya membelikan roti yang akan kau bayar dengan mengantarkanku pulang.
Aku tau, ketika sekarang pukul 12 siang tepat, kau sedang mengantuk ngantuk mendengar celoteh guru-guru yang kau anggap sebagai santapan makan siang. Lalu tiga puluh menit kemudian bel istirahat, kau mengoda gadis gadis dikelas, merayunya membelikan mu makan, ketika dia jatuh hati, sudah ada sepiring nasi soto beserta es jeruk di meja kelas. Lima belas menit setelah jam istirahatmu, aku menelponmu, menyuruhmu meletakkan sendok dan bergegas ke mushola menunaikan ibadah wajib. dan kau malas malas menjawabku, namun kau letakkan juga sendok itu.
Aku tau, pukul 3 sore kau melenggang kearah gerbang, mengambil sepedamu dan bercakap-cakap sepanjang jalan menuju parkiran. Lagi-lagi mengoda gadis instagram sekolahmu lalu menelponku marah marah, "Ada cewek, cantik, sombong! Buh! gak sudi pula aku kenalan dengannya." Aduh aksenmu itu, jawa, Jakarta, dan sedikit batak. Siapa yang paling faham tentang aksenmu? ibumu? jelas! ayah, kakak laki laki dan dua adik kecilmu? jelas! Aku? jelas.
pukul setengah 5 sore, aku tau kau akan menelponku, berkata bahwa kau menungguku dari pukul 12 siang dan aku juga tak kunjung datang. Aku bilang aku masih sholat Ashar, kau marah marah, Kemunafikan sholat macam apa sampai aku menjalankan di akhir waktu. Bacotanmu selalu sama, dan jawabanku pula selalu sama, "aku baru keluar kelas." kau juga marah dan masih marah, aku tau kau temperamental. Kau mengoceh tentang kebobrokan sistem, kau mengoceh tentang sekolahku dan lalainya aku dalam sholat. Kau tidak pernah berkaca sebelum kau membual. Lalu selalu aku menutup dialog dengan "Apa kau tidak bisa diam dan membiarkan aku sholat? supaya kemunafikanku tak diperparah?" lalu kau diam. dan selalu diam. lalu tiba-tiba sambungan putus, dan kau menungguku digerbang bersama mata yang selalu tertarik pada gadis cantik diluar sana.
Aku tau, kini pukul 5, tanganmu sudah terlipat rapi,wajahmu cemberut dan matamu menyipit. aku tak peduli, lalu naik begitu saja ke motormu dan memakai helm.Kau diam saja sambil menghampiriku. Selalu dimenit pertama dijalan raya,kau selalu diam. katamu kau berdoa. tapi aku tau kau tak hafal doa berkendara. Jadi kau hanya baca doa sekenanya. Tidak papa,doa punya kekuatan yang sama. Tak lama, kau bertanya,bagaimana hariku, sedang apa aku hari ini, lalu kau biarkan aku bercerita diantara kemacetan, lampu merah, dan senja yang ikut menyimak.
Pukul setengah 6 maghrib kita tiba dirumahku, aku tau setelah ini kau menyuruhku rapi-rapi dan bersiap ke masjid. Saat adzan kamu dan aku berjalan berjauhan tanpa kata, selalu begitu hingga pulang.
Setengah 7, setelah kau berhasil meminta ibuku memberikan sepiring nasi, kau pulang. dipagar, setelah pamit pada ibu, kau tertawa menatapku. lalu aku selalu bertanya "apa kau tak bosan menjalani hal hal seperti ini tiap hari?" lalu setiap hari kamu menjawab, "tidak" lalu kau pamit dan pergi kerumah.
pukul 8 kau sampai dirumahmu, aku mengajak mu video untuk menutup hari dan mengingatkanmu sholat isya. kau berkata kau sudah sholat isya dijalan, tapi aku tak begitu yakin. namun aku selalu percaya padamu entah itu dengan keyakinan penuh atau tidak.
pukul 9 kau menyuruhku tidur, aku pula menyuruh mu tidur lalu kita tetap saja terjaga sampai pukul 11.Lalu kita tertidur dan kau membangun kan aku untuk sholat malam. Kau berjanji suatu saat kau akan membangunkan ku tanpa melalui media apapun.
lalu aku pegang janji itu.
lalu kau tiba tiba menghilang, mencari dunia baru, menyari zona diluar zona nyaman, mencari tantangan baru, mencari ide dan inspirasi baru, dab meninggalkan aku.
Tapi aku tetap tau kamu, cuma aku yang akan tau kamu -lebih dari waktu.
Lalu kepadamu, apa-apa ini hadir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kepada, [TAMAT]
Teen FictionDi hadapan Ranu Kumbolo gadis itu kembali menatap kabut yang mulai turun. Dibelakangnya dua sosok manusia sedang berpelukan melawan suhu dingin yang menerpa. Salah satu diantara mereka bertiga menunggunya mulai menulis. "Ta, sudahlah." Aku akan men...