Kalau boleh jujur kau merusak pagiku. Bagaimana tidak?
Jadi, Pagi ini aku sedang berada di boncengan Randy yang ngotot minta ke Panderman padahal dia membawa motor matic. Sudah kubilang bahwa panderman tidak mengizinkan membawa motor matic untuk naik ke tempat regristasi. Tapi, Randy bilang jika pagi tidak ada penjaga yang menjaga. Iya memang tidak ada, lantas bagaimana bila ada apa-apa terjadi? Sudah dibilang, larangan itu demi kenyamanan.
Setelah berdebat panjang dengan Randy, kami memutuskan untuk pergi ke Arhanud. Katanya, view Arjuna sangat Bagus. Dan, ya! Kau harus kemari suatu saat nanti. Sungguh Indah pemandangan. Tapi, seperti anak kecil disuguhi permen. Randy meminta terusan naik keatas, menuju Jalur Lingkar Batu. Rencananya, kami akan menikmati view gunung Putri Tidur, Arjuna, sawah, dan soto di pinggiran.
Kau harus kemari, Ke Jalur Lingkar Batu! Sungguh, kau akan disuguhi pemandangan gunung Panderman yang maha Indah dijajarkan dengan Gunung Arjuno. Kombinasi pas. Apalagi, soto koya di belokan sangat enak. Ah, pagi ini pas sekali.
Tapi, aku sedang dalam posisi marah padamu kali ini.
Hari ini aku sengaja keluar bersama Randy karena semalam kubatalkan menonton film komedi dan dia marah tidak jelas. Aku tidak tau cara menghiburnya, masalahnya, kau tidak pernah marah karena hal-hal seperti itu. Jadi aku biarkan saja. Tapi ternyata dia makin marah, lantas, aku mengajaknya untuk pergi ke Panderman. Tapi ternyata dia menjemputku dengan Motor matic.
Lalu disini bagian itu,
Saat kami memutuskan langkah menuju Jalur Lingkar Batu. Saat dua mangkok soto dan dua gelas kopi tersaji. Dan yang paling penting, Saat Randy sudah mulai mereda amarahnya, tiba-tiba ponselku berbunyi. Setiap orang yang dekat denganku pasti tau, dering khusus untukmu. Lagu dari salah satu OST drama korea, You're my everything. Siapa yang dekat dengan ku pasti tau, apalagi tercetak jelas di ponselku 'Hamtayo' namamu.
Hamtayo : Assalamualaikum, lagi digunung nggak?
Randy merubah mimiknya cepat, menatapku marah lalu sejurus itu mengambil ponselku. Sebenarnya aku tidak tau mengapa dia semarah itu. Namun, baiklah, dia pantas marah. Karena di waktu yang dia inginkan untuk bermain bersamaku kurusak dengan deringan ponsel. Padahal kami sepakat untuk mematikan ponsel.
Aku mematikan ponsel, tapi aku lupa. Ponselku telah di setting menyalakan notifikasi pesan darimu. Baiklah aku yang salah.
"Kamu kemarin nggak mau nonton sama aku kemana?" Randy mulai mengungkit masalah kemarin. Padahal aku sudah menjelaskan bahwa aku pergi bersama kakakku. Kakakku meminta ditemani membeli baju untuk gadisnya. Lantas bisa apa aku? Apalagi dia selalu mengomel jika aku mementingkan orang lain dari pada dia.
Kau ingat kan? Kak Reno? Iya, yang waktu itu marah tidak jelas padamu karena kau menjemputku. Padahal kakakku mengajakku keluar untuk makan-makan yang pedas. Aneh-aneh saja Kak Reno memang.
"Kamu pergi sama dia ya?"
Baiklah, tiba-tiba notifikasiku berbunyi sebelum sempat aku mematikan. Lagi-lagi dari mu.
Hamtayo : Lagi dirumah? Aku kerumah sekarang bisa? Ada yang aku bicarakan.
Randy menatap bulat-bulat mataku. Nyalang matanya marah, "Kemarin kamu kemana?"
Ran, kan aku sudah bilang aku bersama kak Reno. Lagi pula, sudah kukirimkan juga videoku bersamanya. Kau masih tidak percaya padaku? Kemarikan ponselku, aku mau membalasnya.
"Mau kau balas apa memangnya?"
Ya kalau aku diluar, bahwa nanti aku pulang. Dan jika dia mau kerumah, maka aku suruh nanti sore saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kepada, [TAMAT]
Teen FictionDi hadapan Ranu Kumbolo gadis itu kembali menatap kabut yang mulai turun. Dibelakangnya dua sosok manusia sedang berpelukan melawan suhu dingin yang menerpa. Salah satu diantara mereka bertiga menunggunya mulai menulis. "Ta, sudahlah." Aku akan men...