Happy 4K!
Makasih buat semua pembaca yang udah bersedia membaca cerita absurd ini 😂 makasih udah mau vote dan comment, selalu ngesupport aku juga, pokonya makasih deh:') aku seneng banget 😅Maaf baru update lagi, soalnya akhir-akhir ini banyak ulhar jadi gak sempet nulis cerita mwehehe:v Langsung aja deh ya..
Selamat membaca!
***
Hari ini adalah hari bahagia untuk Hanin. Hari dimana moment yang paling ditunggu-tunggu setiap remaja di dunia, Sweet Seventeen. Ya, kini gadis itu genap berusia tujuh belas tahun. Keluarganya mengadakan sebuah pesta perayaan ulang tahun Hanin dengan cukup mewah. Terlalu berlebihan memang, tetapi itu atas permintaan abangnya yang kelewat lebay karena dirinya dulu tidak bisa membuat pesta di acara sweet seventeen-nya.
Tak lupa, Hanin mengundang anak yatim piatu ke acara syukuran ulang tahunnya. Hanin memang menyukai anak kecil, maka dari itu ia senang sekali saat Mamanya memberitahu bahwa mereka mengundang anak yatim ke acara ulang tahunnya.
Gadis itu menatap dirinya sendiri di cermin. Aura kecantikannya mampu membius siapa saja yang melihatnya. Hanin tidak menggunakan jasa penata rias, ia lebih suka memoles dirinya sendiri. "Ya ampun, calon adik kakak cantik gini, " Puji Reina yang berbusana dress soft peach.
Hanin mematut dirinya di cermin. Ia terlihat cantik dengan balutan dress putih bermotif bunga-bunga kecil dengan ekor dress yang sedikit menjuntai melebihi lututnya. Polesan make up natural dengan gaya rambut diurai dengan bagian bawah rambut di curly semakin mempercantik dirinya.
Ia turun ke halaman belakang rumahnya yang cukup luas dan telah dihias sedemikian rupa, serta telah dipenuhi oleh tamu undangan. Hanin melangkah menuju meja utama yang terdapat sebuah kue tart besar. Para tamu undangan yang melihatnya begitu terkagum-kagum dengan pesona gadis itu.
Tanpa Hanin sadari, seorang pemuda tampan bertuxedo putih tengah menatapnya dari kejauhan. Tersemat senyuman khas dari kedua sudut bibir pemuda itu. Ia sengaja tak membawa apapun untuk Hanin, namun ia telah merencanakan sesuatu yang spesial untuk gadis itu.
"Baiklah, mari kita mulai acara ini dengan ucapan basmalah, " Ucap Gavin selaku MC, "Bismillahirrahmannirrahim, "
Kini waktunya pemotongan kue. Dengan tawa bahagianya Hanin memotong kue dan membagikannya pada para anak yatim yang sudah berkumpul di depan gadis itu. Ia sangat senang malam ini, karena bisa berbagi dengan para anak yatim, terutama Vanesha, gadis kecil berpipi gembil yang sangat ingin sekali Hanin peluk erat-erat.
"Kak, ikut aku yuk, " Ucap Vanesha seraya menarik tangan Hanin. "Nah, sekarang kakak ikutin aja petunjuknya ya, " Titah Vanesha, gadis kecil itu bergegas pergi dan berkumpul bersama teman-temannya.
"Maksudnya apa sih?" Hanin mengernyit saat melihat sebuah amplop tergeletak di atas rumput. Gadis itu membaca isi surat yang tersebut.
Kamu yang berulang tahun,
Tak ada yang lebih menyenangkan dari cerita yang keluar dari mulut indahmu. Setiap kata yang terlontar dari bibir tipismu mampu membiusku. Apapun yang ada pada dirimu adalah obsesiku, dan tawamu adalah canduku.Bawalah aku ke gerbang kehidupan yang nantinya menjadi realisasi dari kejutan.
Tubuh Hanin gemetar hebat. Degup jantungnya berpacu cepat, darahnya berdesir saat membaca tiap baris kalimat yang terdapat dalam surat kecil itu. Awalnya Hanin mengernyit karena tidak mengerti maksud dari surat itu. Tetapi, ia kembali memperhatikan satu baris terakhir surat tersebut yang mengatakan kata 'gerbang'.

KAMU SEDANG MEMBACA
Three Bad Boys
Teen Fiction(BELUM DI REVISI, MAAF JIKA MASIH BANYAK KESALAHAN) Mungkin cerita ini gak sebagus Dear Nathan, gak sekeren My Ice Girl, gak semenarik Mariposa, gak semenakjubkan MeloDylan, gak se-amazing SIN, gak sebaik Darka, gak se-wow Artha, dan gak se-booming...