Author POV
"Lepasin!"
Hanin memberontak, ia menatap seorang pemuda disampingnya yang tersenyum menang. "Mau lo apa sih?" Hanin bertanya dengan kesal.
Pemuda berstelan abu dengan memakai topi dan kacamata hitam itu malah memalingkan wajah. Hanin semakin dongkol karena pertanyaannya tak mendapat jawaban.
"RAFA BANGSAT! GUE NANYA SAMA LO!" Teriakan Hanin membuat para bodyguard yang duduk di kursi belakang menutup telinga mereka.
"Ini bukan hutan bego! Gak usah teriak-teriak kayak kemalingan, " Rafa kembali fokus menatap jalanan di depan.
"Lo kan emang maling gue, nyet. " Hanin memutar mata jengah, "Lo mau bawa gue kemana sih?"
"Ke rumah camer lo, "
Hanin membelalak, "Whut?"
"Ke rumah gue, "
Hanin melotot tak percaya. Rafa hanya mengutas senyum sok manisnya dan menyetir dengan santai. Dua buah motor menghadang mobil Rafa.
"Shit! Mereka lagi, " Rafa berdecak, "Beresin mereka!" Titah Rafa kepada para bodyguard-nya.
Hanin menyaksikan baku hantam antara Daren dan Fahqi melawan orang-orang suruhan Rafa. Hanin berkaca-kaca melihat Daren dipukuli habis-habisan oleh orang-orang bertubuh kekar itu. Fahqi membantu Daren berdiri, tetapi salah seorang suruhan Rafa memukul pundak Fahqi dengan sikutnya sampai-sampai membuat pemuda itu tersungkur di jalanan.
Daren mengepalkan tangan kuat lalu menghajar satu-persatu orang-orang suruhan Rafa dengan brutal. Sudut bibirnya mengeluarkan darah akibat pukulan orang-orang itu.
"Rafa please, suruh orang-orang lo itu berhenti, " Pinta Hanin disela isak tangisnya.
Rafa tersenyum miring, "Oke, " Pemuda itu keluar dari mobil dan menghampiri Daren yang sudah babak belur. "Gimana rasanya? Enak?"
Daren berdecih, "Cih! Dasar pengecut, beraninya cuma ngandelin orang lain, "
Rafa yang geram tiba-tiba membogem Daren mentah-mentah. Daren tak terima dan balas memukul Rafa dengan lebih keras hingga membuat Rafa terjerembab. Orang-orang suruhan Rafa bereaksi dan kembali menghajar Daren, namun pemuda itu bisa melumpuhkan satu-persatu dari mereka.
"Jangan pernah lo ambil milik gue lagi, bangsat!" Daren mencengkram kerah baju Rafa dan menarik paksa agar pemuda itu berdiri. "Kalo lo masih mau hidup, jangan pernah ganggu gue ataupun Hanin!" Daren mendorong Rafa kasar.
Rafa dan orang-orangnya pun pergi, "Tunggu pembalasan gue, "
Hanin keluar dari dalam mobil dan segera menghampiri Fahqi yang masih tergeletak pingsan di jalanan. Daren tersenyum kecut, "Baru dipukul gitu aja udah langsung tepar, "
Hanin menatap Daren kesal, "Bantuin bego! Bukannya malah ngomongin hal gak penting, "
***
Daren dan Daniel memasuki kelas Hanin dengan angkuh. Ada yang berbeda dari mereka, Fahqi sudah jarang terlihat berkumpul bersama kedua temannya itu. Semenjak kejadian itu, Fahqi enggan bergabung kembali dengan kedua sohibnya.
Daren menghampiri meja Hanin yang dikelilingi Rara dan Vania. Berbeda dengan Daren, Daniel justru mampir ke meja Elis yang berada di barisan paling depan.
"Tumben lo kesini lagi? Padahal udah lama banget lo gak mampir ke sini, Bang. " Oceh Vania blak-blakan.
"Yoi, kemaren pacar gue ini selingkuh, " Jawab Daren seraya tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Three Bad Boys
Dla nastolatków(BELUM DI REVISI, MAAF JIKA MASIH BANYAK KESALAHAN) Mungkin cerita ini gak sebagus Dear Nathan, gak sekeren My Ice Girl, gak semenarik Mariposa, gak semenakjubkan MeloDylan, gak se-amazing SIN, gak sebaik Darka, gak se-wow Artha, dan gak se-booming...