Hanin Kenapa?

5.5K 312 22
                                        

Gadis itu termangu di bangkunya sembari menatap kosong teman-teman sekelasnya yang sedang bereuforia. Moodnya turun drastis setelah mendengar ucapan Gavin tadi pagi, Gavin mengatakan bahwa besok lusa akan digelar acara pertunangannya dengan Rafa, menyebalkan.

Teman-teman perempuannya kini sedang berkumpul di depan. Mereka mulai membuat sebuah barisan memanjang, satu-persatu dari mereka mulai berjalan dengan lenggak-lenggok bak model catwalk. Acara konyol itu diawali oleh Dena yang memakai kantung kresek sebagai sepatunya.

"Wey, ada acara Cabe-Cabean Gobel Award nih, " Teriak Tommy si cucu Rhoma Irama yang membuat semua murid laki-laki menoleh. "Anjay, para cabe lagi unjuk bakat, " Timpal Radith heboh.

Seketika kelas berubah menjadi pasar tradisional yang hingar-bingar. Bukannya malu atau apa, acara konyol itu tetap berlanjut dengan ditonton anak laki-laki. "Baiklah, pemirsa. Peserta selanjutnya yakni Vania si blackcat!"  Teriak Sely yang berperan sebagai pembawa acara.

Anak cowok berteriak heboh ketika melihat penampilan Vania yang super duper aneh. Gadis itu memakai kresek hitam yang dibentuk seperti topeng di area matanya dan juga menggunakan gincu merah milik Jessy sehingga mulutnya mirip seperti orang yang baru saja meminum darah.

"Hi gaiz! Let me introduce myself. Okay, my name is BlackCat, " Ucap Vania genit seraya mengedipkan sebelah matanya. "Aku padamu, BlackCat, " Sahut Jejen yang duduk di barisan penonton paling belakang.

Semuanya lantas menoleh ke sumber suara, tawa mereka meledak seketika, "Anying, Jejen si Superhero kita beger euy!"  Ujar Dino seraya tertawa terbahak-bahak diikuti yang lainnya.

(Baca: Anying, Jejen si Superhero kita pubertas, euy!)

Vania menatap Jejen jengkel. Ia menghentakan kakinya kesal dan menggeram marah, "Diem, kalian!"

"Wah-wah, Gorilanya ngamuk! Awas bahaya, singa jantan aja pasti langsung minta maaf kalo ngeliat dia marah, " Ujar Radith dengan gelak tawa, "Din, cepetan minta maaf. " Titah Radith.

"Lah, berarti gue sama kayak singa jantan dong kalo minta maaf sama dia?" Perkataan Dino sukses membuat tawa seisi kelas pecah, terkecuali Vania yang kini memberikan tatapan membunuh kepada Radith.

"Apa lo bilang?! Gorila? I am BlackCat, not Gorila!" Pekik gadis itu.

Semua murid membubarkan diri dan kembali ke bangku masing-masing saat Pak Darma memasuki kelas. Kelas yang awalnya ricuh seperti pasar kini berubah menjadi kuburan yang sepi. Mereka semua pura-pura fokus membaca materi.

Fahqi yang tak peduli dengan kehadiran Pak Darma malah fokus memainkan game Mobile Legend. Pemuda itu mengunyah permen karetnya santai seraya menaikan kedua kakinya keatas meja.

"FAHQI! APA YANG SEDANG KAMU LAKUKAN?!" Bentakan membahana Pak Darma berhasil menbuat kaca jendela bergetar.

Pemuda itu hanya menoleh sekilas lalu kembali sibuk menatap layar handphone-nya. "Main game, Pak. " Pak Darma memelototkan matanya mendengar ucapan Fahqi, "Keluar kamu dari kelas!" Teriaknya garang.

Fahqi menyambutnya dengan mata berbinar, "Makasih ya, Pak. Saya permisi, " Pemuda itu langsung ngacir keluar kelas yang disambut teman-temannya dengan dahi berkerut, mungkin bagi badboy itu dikeluarkan kelas adalah suatu rezeki dari yang Maha Kuasa, dasar Fahqi goblok.

Pak Darma hanya bisa cengo melihat tingkah anak itu. Matanya semakin membulat ketika mendengar ucapan Erick, "Pak, saya juga pengen keluar. Boleh ya?" Tanya Erick sambil nyengir kuda.

Pak Darma memicingkan matanya. "Siapa yang mau keluar juga?" Bentaknya. Tak disangka, semua anak termasuk Hanin sendiri yang sejak tadi hanya diam, mengacungkan tangan. Pak Darma gila dibuatnya, guru PAI itu lantas menyuruh para murid untuk membaca Qur'an surah An-Nas. "Baca Q.S An-Nas!"

Three Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang