Menyakitkan

5.3K 290 14
                                        

Apapun yang dimulai dari awal
Akan berujung pada sebuah akhir.

***

Kemarin, semuanya baik-baik saja. Semuanya terlihat indah dan menyenangkan, tapi sekarang apa? Semuanya berubah semu bahkan gelap. Gadis itu menatap ponselnya dengan linangan air mata. Pesan yang baru saja dikirimkannya pada Daren pasti akan membuat pemuda itu marah, ralat, SANGAT MARAH.

Hanya satu keinginan gadis itu. Ia tak ingin menyakiti Daren lebih lagi, terutama dengan pertunangan yang sama sekali tak ia inginkan. Pernahkah kalian merasakan hal ini? Betapa besarnya rasa sakit yang kalian rasakan saat berada diposisi Hanin?

"Hiks...Hiks... "

Tangis gadis itu memenuhi seisi kamar. Rasa sesak di dadanya mulai menggerogoti tubuhnya yang kini terbaring lunglai diatas kasur. Bayangan indah kebersamaannya dengan Daren kian memenuhi pikirannya dan membuat sebuah lubang besar di hatinya.

Gadis itu menjerit sekeras yang ia bisa. Cairan dari matanya berdesakan ingin keluar dan pada akhirnya tumpah juga. Membayangkan wajah pemuda itu saja membuat tangisnya semakin menjadi, apalagi mengingat hubungannya dengan Daren telah berakhir?

Kamu tau betapa menyakitkannya meninggalkan seseorang yang kamu sayangi karena sebuah keterpaksaan? Bayangan tentang dirinya akan bertunangan dengan seseorang yang bahkan tak pernah ia inginkan semakin membuat gadis itu menjerit histeris sendirian.

Tak ada siapapun di rumahnya. Mirisnya, keluarganya pergi menemui calon besan mereka. Hanin hanya bisa menatap nanar sebuah bingkai foto diatas nakas. Foto yang menggambarkan kebahagiaannya dengan Daren.

Gadis itu bahkan tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia tak ingin menyakiti pemuda itu, namun ia juga terpaksa meninggalkan Daren demi kebahagiaan pemuda itu sendiri.

"Sshh... "

Gadis itu berdesis menahan rasa sakit di dadanya. Ia meremas sprei putihnya dan berteriak sekencang mungkin. Berusaha untuk menyalurkan rasa sakitnya, namun tidak bisa.

Dan yang gadis itu lakukan sekarang adalah menangis. Daren, pemuda itu kini benar-benar menguasai pikiran Hanin. Tangisnya semakin pecah saat sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Apa lo gak bisa merjuangin hubungan kita? Kalo itu keputusan lo, gue terima.

Lubang besar dihati kecil gadis itu semakin menganga. Rasa sakit itu semakin menjalar ke seluruh tubuhnya tanpa henti. Ditambah rasa bersalah yang kini menggerayapi tubuhnya semakin membuat gadis itu mengerang.

"Someone, help me... " Rintih gadis itu miris. Ia memegangi dadanya yang begitu sesak dengan linangan air mata yang tak henti-hentinya mengalir.

Setelah sekian lama ia menjalin hubungan dengan pemuda itu, apakah hanya sampai disini saja? Terlalu banyak kenangan manisnya dengan pemuda itu yang harus dibuang. Hanin meraih sebuah benda dari laci nakas, ia tersenyum getir menatap sebuah liontin bertuliskan namanya dengan pemuda itu dan juga terselip sebuah foto mini yang merupakan gambar tangannya dan Daren yang saling bertautan.

Kalung itu diberikan Daren sewaktu awal-awal mereka resmi pacaran. Dan Hanin tidak pernah melupakan hal itu, dan tak akan pernah.

Three Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang