The Truth

5K 303 21
                                        

Sebelumnya dd mau bilang makazi banyak buat para boomvoters yang udah berbaik hati ngeboomvote cerita ini. Well, meskipun sebagian mungkin gak baca cuma scroll-scroll-an sekilas tapi dd masih ngehargain hal itu karena ngescroll juga butuh tenaga kan ya? Ehehe.

Maaciw yhaa 💜

Check it out!

***

TAK ADA sepatah kata pun yang keluar dari mulut gadis cantik itu. Mulutnya membisu, menunggu penjelasan pemuda dihadapannya dengan sabar. Fahqi menatap gadis dihadapannya dengan sendu, ia tahu ada kesakitan di kedua mata gadis itu, namun sepertinya Hanin terlalu pintar untuk menyembunyikan perasaannya.

"Lo bener-bener mau tau semuanya, Hanin?" Tanya Fahqi ragu.

Hanin mengangguk mantap.

"Bella, dia mantannya Daren. Mereka pacaran sekitar satu setengah tahun. Awalnya semuanya berjalan lancar, sampai akhirnya Rafa datang dan ngancurin semuanya. Hubungan mereka hancur gara-gara cowok sialan itu, "

"Kenapa Rafa sampe sejahat itu?"

Fahqi tampak menarik nafas frustasi, "Rafa punya dendam sama Daren sejak dulu. Dulu pas masih SMP, Sella, adiknya Rafa, suka berat sama Daren. Tapi, Daren selalu ngehindar karena dia emang gak punya perasaan apa-apa sama cewek itu, sampai akhirnya Sella frustasi dan mutusin buat bunuh diri. Rafa nyalahin Daren atas kematian Sella, maka dari itu dia punya obsesi buat ngerebut cewek manapun yang deket sama Daren, "

"Terus?"

"Waktu itu, Daren datang ke taman kota sendirian, dia punya rencana buat ngasih kejutan ke ceweknya. Tapi, pas dia datang, cewek brengsek itu malah ciuman sama Rafa, " Sambungnya.

Hanin menutup mulutnya tak percaya.

"Daren marah, dia langsung mukul Rafa saat itu juga. Sial, Rafa bawa pisau dan nusuk perut Daren. Gue langsung dateng kesana setelah Bella ngabarin gue tentang hal itu, tanpa babibu gue bawa Daren ke rumah sakit. Asal lo tau Hanin, Daren hampir mati karena pisau itu nusuk ginjal Daren. "

"Apa?"

"Ya, gue udah laporin kasus ini ke polisi, tapi dengan mudahnya dia ngebeli hukum pakai uang. " Fahqi berdecak kesal, "Nyawa sahabat gue hampir melayang dan si bejat itu dengan mudahnya bebas gitu aja? Sialan!" Fahqi memukul meja cukup keras hingga membuat beberapa pengunjung lain memperhatikan.

"Daren sempet koma selama seminggu. Saat Daren sadar, Bella nangis-nangis minta maaf dengan air mata buayanya yang demi apapun bikin gue muak. Daren tetep gak mau dan nyuruh cewek itu pergi. Semenjak saat itu, Daren gak pernah lagi deket sama cewek. Lo mau tau kenapa gue jadiin lo sebagai taruhan?" Tanya Fahqi seraya berpindah ke samping Hanin.

"Kenapa?"

"Saat lo masuk kelas untuk pertama kali, gue punya ide buat nyatuin kalian. Gue tau tipe cewek Daren kayak gimana, pemberontak, dan itu ada di diri lo. Rencana gue berhasil, Daren jatuh cinta sama lo. Dia serius sama lo, Hanin, dia sayang sama lo, bahkan saat acara pertunangan lo itu, dia sendiri yang nyusun semua rencananya buat ngejebak Rafa. Sedangkan gue, gue sama Daniel ngikutin apa katanya. Soal cewek yang hamil itu, gue bener-bener gak tau apa-apa, ternyata dia sendiri yang nyelidikin Rafa lebih jauh. "

"Dia sayang sama lo Hanin... "

Air mata Hanin melolos begitu saja, isakan kecil mulai terdengar, ia benar-benar tak menyangka Daren melakukan itu semua untuknya.

Three Bad BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang