Bekerja di Maria Florist itu cukup melelahkan sekali, bayangkan saja dalam sehari toko bunga ini bisa memperoleh order sampai dua puluh pesanan. Dan harga yang dipatok untuk setangkai hand bouquet bunga standar, sekitar seratus ribu. Sementara untuk rangkaian bunga papan harganya cukup bervariasi di mulai dari dua ratus ribu hingga satu jutaan. Bisa di bayangkan berapa penghasilan pemilik toko ini dalam sehari.
Para pelanggan juga bisa memesan rangkaian bunga lewat online, sehingga para pelanggannya semakin banyak. Jadi tidak mengherankan kalau usaha Maria Florist semakin berkembang, bahkan saat ini sudah melayani pemesanan di dua puluh kota seluruh Indonesia.
Gaji yang aku terima per bulan cukup lumayan, meskipun jika dibandingkan dengan bayaran jasaku per malam jauh lebih tinggi. Setiap para pelanggan pria yang ingin tidur denganku, mereka harus rela dompetnya terkuras habis. Karena jujur aku memasang tarif yang tinggi untuk tubuhku. Bukan maksud untuk sombong tapi wajah dan tubuhku memang bisa dikatakan sangat menjual untuk menarik napsu kaum lelaki di luar sana. Maka dari itu aku selalu memilih pelanggan yang memang memiliki uang banyak dalam kantongnya. Tapi terkadang aku pernah tak mendapat pelanggan karena mereka hanya sekedar minum atau tak punya duit untuk memakaiku.
Meskipun begitu, aku tak menyesal sudah meninggalkan masa lalu kelam tersebut. Sekarang aku bahagia dengan hidupku saat ini. Walau gaji tak seberapa tapi setidaknya cukup untuk memenuhi kebutuhan aku juga Kasih. Yang paling penting dari semua itu, sekarang aku bisa menghasilkan uang yang halal. Dan itu semua berkat bantuan Fathir.
Apa kabarnya pria itu? Semoga dia bahagia dan sehat selalu. Sudah dua hari ini Kasih tidak menanyakan mengenai Fathir lagi. Aku rasa dia sudah mulai mengerti dan menerima penjelasan yang aku berikan padanya. Dan hal itu cukup membuatku lega.
Sore ini meskipun dalam keadaan letih, aku masih dapat tersenyum puas begitu siap menyelesaikan semua pekerjaanku. Dengan begitu aku bisa pulang lebih cepat dari jam biasanya. Mungkin karena terlalu terburu-buru membalikkan badan, aku tak sengaja menabrak tubuh dari sosok pria yang tak lain adalah anak pemilik toko bunga ini. Aku terhuyung sedikit ke belakang akibat benturan keras dari dada miliknya.
"Astaga, maafkan saya tuan Dante. Saya tidak sengaja," Ujarku menunduk sopan.
Tapi karena pria itu tak kunjung memberi respon, aku mencoba mendongakkan kepala untuk menatapnya.
"Kamu sengaja," Ucapnya tegas.
"Maaf?" Tanyaku bingung. "Saya tidak mengerti maksudnya. Sengaja untuk apa?"
"Kamu sengaja pura-pura menabrak saya, hanya untuk menarik perhatian saya. Bukan begitu?"
"Maaf. Saya sungguh tidak sengaja. Tadi saya berniat untuk cepat pulang tapi saya tidak tahu kalau Tuan juga sedang berjalan ke arah yang sama."
Dia melipat kedua tangannya di depan dada seraya menatap tubuhku. "Untuk penilaian payudara wanita, punya kamu oke juga. Terasa kenyalnya buat aku."
Pria ini benar-benar tidak tahu sopan-santun terhadap seorang wanita. Aku mengabaikan ucapannya tadi dan segera berjalan ke depan, namun dia menahan lenganku.
"Kenapa? Kamu risih atau tidak suka dengan perkataanku barusan?" Tanyanya pongah.
"Maaf. Meladeni pembicaraan tuan Dante bukan bagian dari tugas saya. Permisi."
"Saya tahu siapa kamu."
Langkahku spontan terhenti namun aku tidak berbalik.
"Saya sering lihat kamu di tempat hiburan malam itu."
Kali ini aku berbalik dan menatapnya. Dia berjalan mendekatiku.
"Katakan padaku, apa hubunganmu dengan Fathir. Kenapa dia bisa mengenalmu?" Tanyanya mengintimidasiku. Sepertinya dia berteman baik dengan Fathir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eppure Sentire
Chick-LitAntara cinta, keragaman, dan kemanusiaan. Bagaimana cara membuktikan manusia saling mencintai? Beri saja perbedaan di antara mereka.