Melihat senyuman di bibir Dante, membuatku sedikit was-was. Sepertinya dia merencanakan atau bahkan telah melakukan sesuatu yang berkaitan denganku. Sedari dari tadi aku juga tidak melihat keberadaan Gio, padahal tante Maria bilang kalau Dante sedang mengajaknya bicara.
"Di mana Gio?" Tanyaku pelan di samping Dante.
"Ada di belakang," Jawabnya kalem.
Ketika aku hendak menyusul Gio, tiba-tiba Dante menahanku. Sehingga kini Fathir melihat tangan Dante yang sedang menyentuh lenganku.
"Ada apa denganmu? Lepaskan." Aku masih mengatakannya dengan pelan agar tidak terjadi keributan.
"Sebentar, aku ingin memberimu kejutan." Lalu Dante menatap Fathir dan Nabila. "Aku mau mengumumkan, bahwa aku dan Kala sudah resmi berpacaran."
Aku melotot menatapnya, sementara dia tersenyum penuh sandiwara. Aku tahu Dante sengaja mengatakan itu untuk membuat aku dan Fathir semakin menjauh.
"Serius? Astaga! Akhirnya setelah sekian lama kamu bisa melupakan Alma." Nabila tampak gembira dengan kebohongan Dante.
Sementara Fathir? Aku tidak tahu karena aku tidak berani untuk menatapnya.
"Lepaskan tanganmu, aku ingin mencari Gio!" Kataku yang begitu geram dengan Dante.
"Fathir, kamu nggak mau ucapkan selamat untuk sahabatmu ini?" Tanya Dante dan sengaja mengabaikanku.
"Tahu nih Fathir, ini keajaiban loh Dante mau menjalin hubungan lagi. Biasanya dia php'in semua wanita gara-gara ditolak Alma." Nabila ikut berkomentar.
"Benarkah? Memangnya sejak kapan kalian berdua pacaran?" Itu suara Fathir yang bertanya. Tapi aku tidak berani melihat wajahnya.
"Baru tadi pagi. Akhirnya dia menerima cintaku, meskipun aku harus bersaing dengan beberapa pria yang mendekatinya."
"Kala, kamu wanita beruntung karena banyak orang yang mencintaimu," Seru Nabila lagi.
"Kenapa kamu diam Kala? Aku ingin mendengarnya langsung darimu," Ujar Fathir padaku.
Sehingga aku terpaksa harus memainkan drama lagi. Perlahan aku memandang Fathir, lalu tersenyum seolah aku begitu bahagia sekali.
"Ya. Dante adalah kekasihku."
Aku sengaja mengikuti kebohongan Dante, agar Fathir tahu kalau aku sudah melupakan dia. Karena dia juga sudah melupakanku.
Dalam diamnya, Fathir terus memandangku. Ada sesuatu yang tak pernah kulihat sebelumnya. Tatapan matanya terlihat begitu hancur. Entahlah, aku hanya merasa Fathir begitu terluka atas perkataanku tadi. Tapi kenapa dia harus terluka? Bukannya dia sudah bahagia bersama Nabila?
Aku tidak ingin berpikir terlalu banyak. Jadi aku putuskan kontak mata dengannya. Lebih baik aku mencari Gio dulu, karena Dante sudah tidak menahan lenganku lagi.
Perkataan Dante benar, Gio berada di belakang. Pria itu sedang berdiri dengan menyandarkan punggungnya di dinding. Tapi hari ini Gio tampak berbeda sekali, dia sudah tidak memakai kaca mata lagi.
"Gio, kenapa kamu berdiri di sini?" Tanyaku menghampiri.
"Apa benar kamu seorang mantan pelacur?"
Aku langsung berhenti melangkah. Lalu Gio menoleh ke arahku.
"Apa itu benar?" Tanyanya lagi pelan.
"Darimana kamu tahu?"
"Dante yang mengatakannya. Dia bilang kalau perempuan yang sedang aku dekati itu adalah mantan pelacur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eppure Sentire
ChickLitAntara cinta, keragaman, dan kemanusiaan. Bagaimana cara membuktikan manusia saling mencintai? Beri saja perbedaan di antara mereka.