Ciyee nungguin update ya? Wkwkwkk.
Sebelum baca part ini, gue mau minta para readersnya agar berpikiran terbuka ya. Dari awal part gue udah kasih warning ya. Kalo misalkan cerita ini gak sesuai dengan yg kalian inginkan, gampang kok. Tinggalkan cerita ini dan carilah cerita yg sesuai selera kalian. Masih banyak kok author di wattpad yg punya cerita bagus. Oke? Gue malas berdebat, apalagi hanya untuk sebuah cerita FIKSI.
Cukup sekian uneg-uneg dari gue. Happy reading.
.....
.....
.....
Motor Fathir berhenti di sebuah warung pecel lele yang ada di pinggir jalan. Kami putuskan untuk makan malam di sana, setelah beberapa jam tadi keliling tempat mencari toko yang mau disewakan per tahun. Rencananya aku akan membuka bisnis florist dan sekaligus jadi tempat tinggalku. Maka dari itu, aku harus mencari wilayah yang stategis dan banyak dilalui orang-orang. Misalnya di dekat jalan raya, pusat perbelanjaan, kampus dan sebagainya.Namun sayang, semua toko yang ada di pinggir jalan Jakarta begitu mahal sekali. Harga sewanya tidak sesuai dengan budget yang aku miliki.
"Nanti aku minta bantuan teman aku, buat cari toko yang sesuai dengan uang yang kamu punya. Sekarang kita makan dulu, aku udah lapar banget," Ujar Fathir seraya mengambil buku menu yang ada di meja.
"Terus malam ini aku tidur di mana?"
Fathir menatapku. "Kamu maunya di mana? Kalau ke rumah aku, kamu mau?"
Kepalaku langsung bergeleng cepat menolak tawarannya. "Ada Ibu sama Adik kamu."
"Ya nggak apa-apa. Kan sekalian kenalan."
"Aku belum siap ketemu Ibu kamu. Aku tidur di hotel aja. Eh tapi..." Tiba-tiba aku teringat sesuatu. " Barang-barang aku masih ada di toko tante Maria. Kunci cadangannya juga masih aku pegang. Apa aku tidur di sana dulu?"
"Aku yang nggak akan tenang tidurnya, kalau kamu di sana. Mendingan kamu nginap di rumah teman SMA aku."
Aku terkikik geli. "Makin ke sini, kamu jadi posesif banget."
"Bukan posesif, Kala. Aku hanya menjaga apa yang aku sayang. Itu aja."
"Iya tahu. Tapi aku agak kaget aja. Apalagi kalau dengar kamu panggil sayang ke aku."
Fathir meletakkan kembali buku menunya. Lalu satu tangannya meraih tangan kananku yang ada di atas meja dan dia genggam erat. "Di dunia ini, hanya tiga perempuan yang aku panggil sayang dalam hidupku. Pertama itu Ibu yang melahirkan aku, kedua Adik perempuanku dan terakhir kamu."
"Mantan-mantan kamu?"
"Aku nggak pernah panggil mereka sayang, hanya nama saja. Kamu boleh tanya ke Alma, biar lebih yakin."
"Fathir, kenapa kamu memilih aku? Kamu pria yang pintar, punya kerjaan bagus, sopan, dan berkelas. Di luar sana, ada banyak perempuan yang lebih baik dan cantik yang bisa kamu dapatkan. Kamu nggak akan tahu berapa banyak pria yang udah pernah nyentuh dan melihat tubuhku. Apa kamu nggak malu pilih perempuan bekas seperti aku?"
"Mau cantik atau perawan, kalau hati aku nggak satu frekuensi, bagaimana? Aku nggak pernah menyesal udah bertemu kamu. Jika diberi pilihan pun harus mengulang hidupku lagi... aku akan tetap pilih kamu."
Aku tersenyum dengan air mata yang berlinang. "Makasih udah memilih aku."
"Seharusnya aku yang bilang makasih. Kamu udah izinkan aku buat menjaga, menyayangi dan membahagiakanmu." Ibu jarinya menghapus air mata di pipiku. "Udah jangan nangis, nanti orang-orang di sini pikirnya aku ngapa-ngapain kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eppure Sentire
ChickLitAntara cinta, keragaman, dan kemanusiaan. Bagaimana cara membuktikan manusia saling mencintai? Beri saja perbedaan di antara mereka.