Taman Safari Indonesia
Tulisan itu terlihat jelas di papan besar saat mobil kami masuk ke pintu lokasi wisata, beserta patung-patung satwa pun terpampang ketika sudah berada di mulut objek wisata. Hawa sejuk pegunungan langsung menyelimuti begitu aku turun dari mobil sambil menunggu Fathir yang sedang membeli tiket masuk.
"Tiket udah beres," Seru Fathir tersenyum. "Here we go!"
Fathir menancapkan gas mobil lagi memasuki Safari Journey. Lokasi pertama yang kami temui adalah binatang jinak seperti gajah, unta, kijang, kancil, anoa dan sebagainya. Aku menurunkan kaca jendela mobil untuk melihat seekor kijang yang kami lewati asyik mengunyah dengan tenang di tengah jalan, padahal banyak kendaraan yang lalu-lalang.
"Boleh kasih makan nggak ya?" Tanyaku menoleh ke Fathir.
"Kayaknya boleh. Lagian mereka bukan binatang buas kok." Kemudian Fathir sengaja melambatkan laju mobil saat kancil dan kijang menghampiri mobil kami.
Meskipun agak was-was, tapi aku tetap mengeluarkan tangan dari kaca untuk memberi makan wortel pada dua binatang itu.
Seandainya Kasih masih hidup, dia pasti senang sekali diajak ke sini. Aku sedikit menyesal karena tidak pernah mengajaknya berliburan ke mana pun. Aku terlalu fokus menjaga dia untuk sembuh. Selama Kasih hidup, yang dia tahu hanya pergi sekolah, minum obat dan rumah sakit. Harusnya aku menunjukkan dunia luar yang belum pernah dia nikmati. Bermain di tepi pantai, melihat kebun teh, mengenali hewan yang ada di kebun binatang. Sekarang aku baru menyadari, ternyata aku belum bisa menjadi Ibu yang baik untuk Kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eppure Sentire
ChickLitAntara cinta, keragaman, dan kemanusiaan. Bagaimana cara membuktikan manusia saling mencintai? Beri saja perbedaan di antara mereka.