Jangan lupa tekan * di pojok kiri bawah dan share cerita ini ke teman-teman lainnya. Happy reading :)
....
....
Di pagi hari aku terbangun dan menatap sekeliling kamar. Rasa takut mulai menjalar pada diriku. Takut kalau yang terjadi semalam hanya sekedar mimpi saja. Segera aku turun dari ranjang dan mengambil ponsel untuk mengecek panggilan masuk.
Aku mendekap ponsel ke dada seraya bernapas lega begitu melihat nomor baru milik Fathir. Ternyata itu bukan bunga tidurku. Semalam Fathir benar-benar datang ke sini dan kami sudah saling mengungkapkan perasaan masing-masing. Meskipun aku tidak tahu harus menyebut apa hubungan kami.
Mungkin pacaran? Atau bisa jadi lebih dari itu. Yang jelas, kami berdua sama-sama saling cinta, saling sayang dan saling menjaga. Dan pagiku menjadi lebih semangat karena dia baru saja mengirimkan sebuah pesan romantis untukku.
Fathir
Selamat pagi, kamu yang ada di hati.Me
Pagi juga, kesayangan di hati.Fathir
Senangnya dipanggil sayang.Me
Udah berangkat kerja?Fathir
Ini baru siap-siap pergi.Me
Hati-hati di jalan ya. Jangan ngebut bawa motornya.Fathir
Iya sayaaang.Aku tersenyum dan meletakkan kembali ponsel ke atas meja. Saat sedang membuka pakaian, ponselku berdering. Dan ternyata itu panggilan dari Fathir. Aku menjawabnya seraya melilitkan handuk di tubuhku.
"Kenapa lagi?" Tanyaku bingung.
"Aku lupa bilang ke kamu."
"Bilang apa?
"I love you," Bisiknya lembut dari ujung telepon.
Aku tertunduk malu dengan menggigit bibir bawah. Padahal Fathir sedang tidak ada di sini.
"Hmm.... iya."
"Masa hmm aja? Balas dong. Aku kan mau dengar."
"Nanti aja. Aku mau mandi dulu." Aku berusaha mengelak karena malu mengatakannya.
"Sekarang dong, biar aku tambah semangat kerjanya."
"I love you too," Ucapku secepat mungkin.
"Astagfirullah. Cepat banget, ngomongnya. Agak lambat dong sayang."
"I... love... you... too." Kali ini aku mengucapkannya dengan lambat.
Aku yakin, saat ini Fathir sedang tersenyum di ujung telepon sana mendengar perkataanku tadi.
"Calon istri yang penurut. Jadi makin sayang sama kamu," Gombalnya sebelum menutup telepon.
Percaya atau tidak, saat ini aku merasa mirip seperti ABG yang sedang kasmaran. Ternyata bukan hanya minuman alkohol yang bisa membuat orang mabuk kepayang, tapi cinta juga. Di depan cermin, wajahku tampak memerah seperti kepiting rebus. Dan itu gara-gara gombalan Fathir.
*****
Selesai mandi, aku segera membuka toko satu jam lebih cepat. Biasanya toko buka jam sembilan pagi, tapi hari ini aku bukanya jam delapan. Dan aku cukup terkejut melihat tante Maria sudah datang sepagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eppure Sentire
Literatura FemininaAntara cinta, keragaman, dan kemanusiaan. Bagaimana cara membuktikan manusia saling mencintai? Beri saja perbedaan di antara mereka.