Penjelasan

17.2K 733 119
                                    

Maaf sebelumnya, ini bukan update'an. Tapi gue harus buat AN ini untuk meluruskan satu hal, sebelum nanti ke depannya makin banyak readers yg salah paham dengan karakter tokoh Fathir.

Jadi gini guys...

Sekali lagi gue tegasin dan garis bawahi. Tokoh fiksi Fathir itu bukan sosok yg alim. Dia manusia biasa sama seperti pria normal lainnya. Biar lebih gampang kita bilang saja Fathir itu pria baik.

Orang Alim dan orang Baik itu jelas berbeda.

Alim → orang yg mempunyai pemahaman agama dengan baik dan pengetahuannya itu dipraktekkan dalam sikap, perilakunya serta ibadahnya di kesehariannya.

Tokoh Fathir memang rajin sholat. Karena itu memang wajib buat orang muslim. TAPI pengetahuan Fathir mengenai agama belum bisa dipraktekkan dalam sikap atau perilakunya di keseharian.

Contohnya : Fathir masih mau berduaan dengan lawan jenis, berpacaran, pegangan tangan, pelukan dan cium pipi. Karena dia memang bukan pria alim atau agamis. Kalo dia alim, dia nggak akan mau berduaan atau berpegangan tangan dengan yg bukan muhrimnya.

Baik → orang yang cenderung lebih banyak senyum, jarang memiliki pemikiran yang negatif, sering menyapa lebih dulu, tidak ingin menunjukkan bahwa dirinya baik dan pintar mengendalikan emosi.

Orang baik belum tentu alim. Tapi orang alim sudah pasti baik. (Kira-kira begitulah perbedaannya)

Nah.. menurut gue tokoh Fathir lebih cenderung ke orang yang baik. Ya karena dia memiliki point-point di atas. Gue nggak tahu kenapa sebagian readers terlalu berkekspektasi tinggi ke Fathir hanya karena gue buat doi rajin sholat.

Gue rada sedih baca komen readers yg kecewa sama Fathir hanya karena dia kecup pipi Kala di part kemarin :'(

"Kok Fathir gitu? Itu dosa. Dia kan rajin sholat."

Ayolah guys... Fathir itu bukan pria alim, bukan ulama, bukan manusia suci. Jadi wajar kalo dia punya napsu. Dari awal juga udah gue jelasin dia itu pernah pacaran sebelumnya. Hanya saja dia tahu batas-batas pacaran normal. Bukan yang sampai kebablasan gitu. Enggak.

Gue tahu kok. Ciuman dengan orang yg bukan halalnya itu dosa. Tapi ini kan cerita fiksi. Gue mau tokoh prianya itu layaknya pria dewasa. Bukan pria malaikat yang nyaris suci tanpa dosa sedikitpun :(

Gue cuma mau buat tokoh pria baik yang tahu caranya menghargai seorang wanita seperti Kaladhipa.

Mungkin ini emang salah gue. Penggambaran gue mengenai karakter tokoh Fathir terlalu sempurna. Padahal maksud gue bukan sempurna ke arah ibadahnya tapi lebih ke toleransinya kepada Kala yg berbeda dengan dia.

Sejauh part ini kalian paham nggak sih dengan cerita gue? Tolong dibaca baik-baik dan gunakan pemikiran yg terbuka. Gue tiap bikin part cerita eppure sentire ini mikirnya keras banget loh. Sangat jauh dengan cerita gue yg lainnya. Karena di sini konfliknya lebih banyak dan rumit. Mulai dari strata sosial dan beda agama :(

Semoga dengan adanya penjelasan gue ini, kalian jadi lebih paham dan ngerti ya. Mungkin part2 selanjutnya juga bakal ada hal yg nggak akan sesuai dengan ekspektasi kalian. Jadi gue udah warning dari sekarang. Bahkan endingnya pun udah gue tentuin. Ya terserah kalian suka atau enggak itu hak pribadi masing-masing.

Sebelum gue menutup AN ini gue mau menyampaikan sesuatu. Manusia nggak ada yang sempurna. Karena manusia merupakan tempatnya salah dan khilaf. Begitupun dengan semua tokoh-tokoh gue. Dosa atau enggak ya biarlah itu urusan gue dengan Tuhan. Karena gue yang udah menciptakan cerita ini dari awal.

Sekian dan terimakasih.

Salam anak Medan :)

Eppure SentireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang