Tanganku gemetar memegang testpack itu. Pandanganku mengabur karena menahan air mata saat menatap dua garis merah yang muncul di sana. Hasilnya positif.
TIDAK! AKU TIDAK MUNGKIN HAMIL!
Aku menangis histeris dan membuang jauh benda kecil itu dari tanganku. Kenapa aku harus mengalami kejadian ini? Apa yang harus aku katakan kepada Fathir kalau aku hamil dan tidak tahu siapa pria yang melakukannya?
Aku harus gugurkan janin ini, sebelum ada yang tahu kehamilanku. Ya, itu lebih baik. Aku bangkit berdiri untuk pergi, namun kehadiran Fathir di depan pintu membuatku terkejut. Dia berjalan ke arah kursi lalu menunduk untuk memungut benda kecil di lantai yang kubuang dengan asal.
"Milik siapa ini Kala?" Fathir menatapku serius.
Aku hanya diam dengan kedua mata memerah.
"Apa testpack ini milikmu? Jawab Kala!" Bentaknya kuat. Aku terkejut sekali. Ini pertama kalinya dia berbicara dengan intonasi tinggi padaku.
"A-aku hamil," Jawabku dalam keadaan menangis. Perlahan aku berjalan mendekatinya, namun dia mundur menjauhiku. Detik itu kurasakan nyeri pada hatiku.
"Kenapa kamu mengecewakanku Kala?"
Aku bergeleng menangis. "Aku dibius dan diperkosa, Fathir. Aku tidak tahu siapa yang melakukan itu. Maafkan aku...."
Fathir hanya diam saat aku memeluk tubuhnya. Biasanya dia akan membalas pelukanku dan menenangkanku. Tapi sekarang tidak. Dia begitu kecewa padaku.
Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku juga tidak menginginkan ini terjadi."Aku butuh waktu untuk berpikir, Kala."
"Apa itu artinya kamu akan meninggalkanku sendiri?" Tanyaku dengan suara pilu.
"Aku bisa menerima masa lalumu, tapi untuk kehamilan itu? Aku... aku butuh waktu untuk bisa menerimanya. Maaf, Kala." Dia melepaskan pelukanku dan pergi meninggalkanku sendiri.
"Fathir!" Aku menangis dan mengejarnya. "Fathir jangan pergi, aku mohon. Aku membutuhkanmu di sampingku."
"Aku butuh waktu untuk berpikir. Jadi tolong mengertilah, Kala."
Kepalaku terasa pusing sehingga aku berhenti mengejarnya. Samar-samar aku melihat sosok Fathir pergi dengan motornya. Ingin aku memanggilnya, namun aku terlanjur jatuh dan tak sadarkan diri.
*****
"Fathir!" Teriakku ketika terbangun dari tidur. Napasku terengah-engah dan sekujur tubuhku berkeringat. Ternyata semua itu hanya mimpi.Beberapa minggu setelah kejadian itu, aku memang sering terbangun dengan berkeringat dingin, karena tidurku dihantui mimpi buruk. Tapi mimpi tadi terasa begitu nyata, bahkan tubuhku masih gemetar hebat dan berkeringat dingin seperti ini.
Sehari setelah kejadian di hotel, aku langsung mengantisipasinya dengan meminum pil kb darurat agar tidak hamil. Semoga saja obat itu bekerja dengan baik.
Di pagi harinya, aku memulai aktivitas seperti biasanya. Yaitu menjalankan bisnis toko bunga yang sudah berjalan sebulan lebih. Orderan pelangganku selalu meningkat setiap minggunya. Ditambah lagi Fathir juga ikut mempromosikan kepada teman-temannya sehingga banyak yang memesan di sini. Dan sekarang aku sudah memiliki dua orang pegawai di toko. Karena aku tidak sanggup mengerjakan semuanya sendiri, dengan orderan yang begitu banyak sekali.
"Mbak Kala," Panggil Nila salah satu pegawaiku.
Aku menoleh seraya mengerjakan rangkaian buket bunga untuk ulang tahun. "Ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eppure Sentire
ChickLitAntara cinta, keragaman, dan kemanusiaan. Bagaimana cara membuktikan manusia saling mencintai? Beri saja perbedaan di antara mereka.