Part 1

4.2K 261 12
                                    

Absen dong, pembaca cerita ini dari mana aja, siapa tau kita satu kota..  Atau malah tetangga.

Yang dari Serang Banten Indonesia ada? Yang dari Lembang Bandung, Jawabarat ada? Yang dari Sagalaherang Subang Jawabarat ada tidak?

Selamat membaca ya.. Kiss..

****

"Bunda.... Yang ini di taruh dimana ya?" teriak Alexa dari konter penyimpanan yang terletak tidak jauh dari dapur, saat ini Alexa sedang membantu Bunda membereskan barang-barang belanjaan yang baru Bunda beli dari supermarket. Bunda yang saat itu tengah sibuk didapur menyiapkan untuk makan malam mereka sekeluarga di bantu oleh Mak Ijah asisten Bunda yang biasa ditugaskan Bunda untuk memasak saat Bunda kebetulan sibuk mengurusi butiknya atau saat Bunda tidak ada di rumah.

Bunda tampak menoleh kearah Alexa sebelum beliau berjalan menghampirinya.

"Seperti biasa sayang," jawabnya setelah sampai dihadapan Alexa.

"Ini juga ditaruh di konter sini Bunda?" tanya Alexa sambil mengacungkan sebuah pasta gigi.

Bunda tersenyum, "disini sayang," jawabnya sambil menunjuk sebuah tempat di pojok konter di bawah meja dapur. "Alexa panggil Abang dulu deh, kita makan dulu, itu biar nanti Marni yang beresin sayang,"

Alexa tersenyum malu, "maaf Bunda, Alexa tidak lihat," Alexa terdiam, "Alexa senang kok bisa bantu Bunda,"

"Bunda tahu sayang," kata Bunda sambil meraih kepala Alexa dan mencium keningnya lembut, setelah itu Bunda kembali berjalan dan meneruskan pekerjaannya didapur.

Sepeninggal Bunda Alexa merenung, 'betapa bersyukurnya aku, dilahirkan dari seorang wanita yang bisa mencintaiku dengan tulus, merawatku dengan penuh cinta kasih, entah apa yang akan terjadi padaku, apabila aku terlahir di rahim orang lain, yang tidak sebaik Bunda'.

Alexa tersenyum dan meneruskan pekerjaannya, hingga Bang Jimmy berdiri di pintu dan memanggilnya, "Alexa... makan dulu yuk! Abang udah lapar berat nih!" ajaknya.

"Bentar Bang, tanggung dikit lagi," jawabnya tanpa menoleh padanya.

"Kalau kerjanya sambil ngelamun sih Abang yakin, sampai tahun depan juga nggak akan beres sayang, Abang liat Alexa melamun, ngelamunin apa sih?" candanya sambil menarik hidung Alexa yang mancung dengan wajah penasaran. "Jangan bilang kamu lagi ngelamunin cowok yang suka datang kesini nanyain kamu ya. Abang tidak setuju lho.."

Alexa melongo, "ngelamun? Kapan? Alexa tidak ngelamun kok Bang," tanya Alexa tidak mengerti. "Lagian cowok yang mana yang suka nanyain Alexa kesini?" kening Alexa mengkerut.

"Lha, itu yang suka datang kesini, tiap Malam Minggu," goda Bang Jimmy sambil tertawa kecil.

Alexa makin mengerutkan keningnya, bertanya-tanya siapa? Tapi masih belum terjawab juga.

Bang Jimmy tersenyum, "makan dulu aja yuk," ajaknya sambil menarik tangan Alexa mengajaknya berdiri. "Pekerjaannya biar Marni yang nerusin," sambungnya saat menyadari Alexa enggan berdiri.

Alexa memberengut sebal. "Eeh... tidak boleh, kata Bunda kalau kita ngerjain sesuatu harus sampai selesai lho,"

"Abang sebentar lagi ada janji ketemu sama teman sayang,"

Alexa tersenyum malu, "ya sudah, kirain Abangnya tidak pergi kemana-mana malam ini,"

"Ya sudah, yuk makan dulu," Ajaknya.

Alexa menganggukan kepala, dan berjalan menyusul Bang Jimmy yang telah berjalan mendahuluinya, menyusuri rumah mereka. Di meja makan tampak Bunda tengah duduk dan berbicara dengan Bang Erick, "malam Bang Erick....," sapa Alexa dari pintu ruang tengah.

"Malam Alexa," jawabnya, "eh hari ini tidak jadi latihan taekwondonya?"

Alexa menganggukan kepala. "Tidak Bang, Alexa sakit kepalanya," keluhnya, "padahal pra PON kan sebentar lagi," sambungnya lemah.

Mendengar jawaban Alexa, Bunda mengusap kepala Alexa lembut.

"Tidak apa-apa sayang, yang penting Alexa sehat. Alexa jangan terlalu capek," nasihat Bunda.

Alexa menatap Bunda, dan terlihat tatapan khawatir dimata Bunda, Alexa terharu, Bunda begitu mengkhawatirkan keadaannya yang sekarang ini semakin memburuk, dengan semakin mengganasnya penyakit yang bersarang ditubuhnya.

Ya delapan bulan ini kondisinya semakin memburuk, Dokter Rayhan yang Bunda minta untuk rutin memeriksa Alexa sudah meminta Alexa untuk segera melakukan tindakan operasi, tapi masih banyak hal yang harus Alexa pikirkan, Alexa takut operasinya gagal, dan Alexa lewat di meja operasi saat Alexa belum bisa membahagiakan Bunda.

Dan Alexa tahu, waktunya sudah tidak lama lagi, walaupun selama ini Bunda dan kedua kakaknya menyembunyikan hal itu, tapi ia tahu waktunya tinggal sedikit lagi. 'betapa banyak yang ingin Alexa perbuat untuk bisa membuat Bunda dan Abang bahagia,' pikir Alexa.

Alexa mendesah.

"Insha Allah Alexa baik-baik saja Bunda," jawabnya setelah terdiam lama.

Terjadi keheningan di meja makan itu.

* * * *

Sampai saat ini, Alexa belum tahu apa yang terjadi dengan keluarganya, kenapa Alexa tidak boleh memanggil Oom Bastian dengan sebutan Ayah, apakah Alexa bukan anaknya? Kalau bukan anaknya, tapi kenapa begitu banyak kemiripan diantara mereka, sekilas orang yang melihat Alexa bisa langsung menyimpulkan bahwa Alexa adalah Oom Bastian Tanamaz versi lebih feminim, tapi Oom Bastian sendiri menolak mentah-mentah pernyataan itu, dengan sering kali menghardiknya, mengusir Alexa dengan kata-kata kasar yang tidak pantas di ucapkan, atau menghina Alexa semaunya dia.

Dan Alexa tidak bisa melawan, karena sampai sejauh ini statusnya di keluarga mereka apa, selain sebagai anak Bunda, Alexa tidak tahu apa-apa lagi.

Alexa pernah menyaksikan, saat pada satu kali Oom Bastian dan Bunda bersitegang. Bunda menginginkan Oom Bastian mengijinkan Alexa untuk memanggilnya Ayah seperti anak yang lainnya, dan mengakui Alexa sebagai anaknya, tapi Oom Bastian menolak, dan yang lebih menyakitkan karena Oom Bastian mengeluarkan sumpah serapah yang membuat Alexa sakit hati dan menangis pada saat itu.

Dan kejadian itu yang membuatnya menutup mata, hati dan telinganya, dari semua informasi apapun tentangnya.

Alexa menghindarinya, saat Oom Bastian datang ke rumah mereka saat Bunda tidak ada di rumah, Alexa memilih untuk menyingkir, menginap di rumah temannya, atau pulang ke rumah Eyang di Cisarua.

Alexa tidak mau sakit hati lagi dengan pernyataan yang Oom Bastian keluarkan, biarlah seperti ini, sampai akhirnya waktunya tiba nanti.

****

Serang, Banten, 07 Februari 2018

AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang