SIAPA TAU RESPONS-NYA POSITIF YA...
Belum nemu judul sama cover juga. Ini cerita titipan reader yang ingin kisah hidupnya aku tulis dalam cerita ya.. Sedih sudah pasti, nangis sudah pasti. Tapi jangan tanya kapan mulai posting, karena karena ceritanya masih sepotong-sepotong ya..
****
"Daisy aku yang bawa," teriak Mama malam itu membangunkan Daisy dan Diandra dari tidur lelapnya.
"Tidak, Daisy harus berada di bawah pengasuhanku," suara menggelegar membuat Diandra yang tengah mengumpulkan nyawa setelah suara teriakan membangunkan tidur lelapnya. Tertatih mereka berdua mencoba mengintip ke ruang tengah dimana Mama dan Papanya tengah saling berteriak memperebutkan Daisy. Belakangan ini memang pernikahan kedua orang tuanya tengah bermasalah, karena hal yang hanya orang dewasa yang mengerti, dan saat ini hubungan pernikahan keduanya sudah mencapai titik terkritis, akhirnya Papa memutuskan mengakhiri semuanya. Semuanya yang tidak pernah di mengerti oleh Diandra dan Daniel.
Bukan hanya Diandra dan Daisy yang tengah mengintip orang tuanya. Tapi Daniel, anak laki-laki bungsu kebanggaan orang tuanya juga tengah mengintip, dari selasar undakan tangga menuju lantai dasar, yang mengerti akan apa yang terjadi dengan orang tuanya hanya Daisy, sedangkan Diandra dan Daniel masih dengan tatapan tidak mengerti, untuk Diandra yang masih remaja tanggung, apa yang diterjadi ke keluarganya sungguh tidak ia mengerti, maklum saja, usia Diandra yang masih empat belas tahun dan Daniel yang masih enam tahun.
"Lebih baik kita kembali tidur Dek!" ajak Daisy dan menggiring kedua adiknya untuk kembali masuk ke kamar mereka masing-masing. Meninggalkan percekcokan yang terjadi pada kedua orang tuanya.
Dan itu bukan merupakan puncak dari pertengkaran yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Karena puncak pertengkaran itu terjadi, saat akhirnya papa memutuskan meninggalkan rumah, dan meninggalkan Daisy, Diandra, dan Daniel hanya tinggal bersama Mama yang sekarang ini semakin jarang di rumah karena kesibukannya di kantor dua kali lebih banyak dari biasanya.
****
CHAPTER BERIKUTNYA
Sesampainya dirumah,
"MAMA...., Mama dimana?" teria Diandra memecah keheningan di rumahnya.
Mama keluar dari ruang kerjanya. "Ada apa teriak-teriak?" tanyanya tidak suka.
"Andra ingin bicara dengan Mama!"
"Masuk!" perintah Mama dingin mengajak Diandra masuk ke ruang kerjanya. Diandra mengekor dibelakangnya, dan setelah menutup pintu, ia duduk di kursi depan Mamanya.
"Ma," panggil Diandra, Mama menatap Diandra, "Andra butuh uang!" katanya pelan.
"UANG....?" Teriak Mama, "untuk apa?"
"Andra belum bayar SPP hampir lima bulan Ma, atau sekolah terpaksa akan mengeluarkan Andra, bila Andra tidak bayar juga sampai bulan depan," jelas Diandra.
Mata Mama menyipit, dia terdiam lama.
"Hmm...!" Mama berdeham, memecah keheningan yang lumayan mencekam, "Papa kamu sudah berulang kali berkata, kalau kamu tidak harus melanjutkan sekolah kamu Andra.."
"Ma, kenapa Andra tidak boleh bersekolah? Tapi Kak Daisy boleh? Andra juga ingin merasakan seperti apa sekolah itu..."
Mama menatap Diandra tidak suka, "kenapa kamu menuntut diperlakukan sama dengan Daisy, harusnya kamu sadar diri, siapa kamu?" teriak Mama murka.
Diandra terdiam menatap Mama, "Andra siapa Ma?" tanyanya pelan, ia tidak mau mendengar teriakan Mama lagi.
"Kamu tanya kenapa?" mata Mama kembali menyipit, "karena Mama tidak menyukai kamu Andra!! Karena kamu anak pembawa sial! Kamu pembunuh Andra! Kalau bukan karena kamu, Darel tidak mungkin sampai kecelakaan dan meninggal!" jerit Mama tajam, menumpahkan kemarahannya kepada Diandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa
RandomKisah tentang seorang anak perempuan yang sedang mencari jati dirinya, di balik penolakan seorang Ayah yang diam-diam ia cintai. Terlalu takut Alexa menujukan rasa sayangnya kepada Ayah yang harus ia panggil dengan sebutan Oom Bastian. Yeayyyy... i...