Part 14

2.4K 179 0
                                    


Satu hari kemudian,

Siang yang panas, Jimmy keluar dari Rubicon kesayangannya dan berjalan menghampiri pintu gerbang rumah Ayah, tampak pak satpam sedang duduk terkantuk-kantuk dibelakang posnya yang sederhana.

"Pak... bisa buka pintunya sebentar,"

Pak Satpam terbangun dan menatap Jimmy, "ada perlu sama siapa?"

"Saya mau ketemu dengan Ayah saya Pak,"

"Siapa nama Ayahnya?"

"Memang itu penting ya Pak?"

"Penting banget, apalagi sekarang ini jaman sudah berubah, bisa saja pura-pura menjadi tamu padahal punya niat merampok," kata satpam itu tidak punya perasaan.

'Degh' jantung Jimmy terpukul sakit, "saya bukan mau merampok Pak, saya memang datang benar-benar mau ketemu dengan Ayah saya," jimmy berdalih.

"Tuan melarang saya membukakan pintu untuk tamu yang tidak dikenal, tuan takut kejadian kemarin saat ada gadis cantik bernama Alexa, dan ia pergi malam-malam dengan membawa perhiasan nyonya terulang lagi," jelas satpam itu dengan pandangan menantang dan merasa menang.

'Alexa' piker Jimmy 'sebuah firasat buruk, jangan-jangan terjadi sesuatu dengan Alexa?' duga Jimmy. 'Tapi kenapa Erick tidak bercerita apapun, dan kemana anak itu sekarang?' pikir Jimmy.

"Tapi pak...." Teriak Jimmy saat melihat satpam itu mulai beranjak pergi meninggalkannya.

"Sudah... sudah.... Sana kamu pergi," sahut satpam itu tak acuh, meninggalkan Jimmy yang menatapnya merana.

* * * *

Hampir setengah jam Jimmy mematung di pintu gerbang rumah Ayahnya. Ketika pada akhirnya, "Den Jimmy?" seseorang memanggilnya.

Jimmy mendongak dan menatap ramah Pak Ujang satpam kesayangan Ayahnya, "Pak Ujang?"

"Kok diluar Den?"

Jimmy mengusap peluhnya yang mengalir didahinya, "iya nih Pak, Bapak Satpam yang tadi tidak ngijinin saya masuk,"

"Ooh.. Pak Sobri?"

"Mungkin iya Pak, saya tidak liat namanya tadi,"

Pak Ujang membukakan pintu gerbang rumah itu dan mempersilahkan Jimmy masuk. "Seminggu yang lalu Neng Alexa ada kesini Den, saya seneng banget, karena Nyonya tampak begitu bahagia dengan kedatangan Neng Alexa dan Den Erick malam itu, tapi tidak lama, karena pada Hari Senin yang lalu Neng Alexa pamit untuk pulang malam-malam,"

"Kenapa Pak?"

"Tidak ada yang tahu kejadian yang sebenarnya Den, tapi melihat wajah Neng Alexa malam itu yang seperti habis menangis hebat, saya pikir pasti ada sesuatu yang terjadi dengannya..."

"Ada apa ya Pak?"

"Saya tidak tau Den, Mak Umi juga yang ada di dalem tidak tahu,"

"Terus Erick kemana ya Pak? Kenapa Erick sampai saat ini belum pulang ke rumah?" tanya Jimmy.

"Saya belum lihat Den Erick lagi sejak ia pamit pergi malam itu," jawab Pak Ujang membuat kening Jimmy semakin berkerut, dengan ketiadaannya kedua adiknya itu.

Jimmy menganggukan kepalanya, "kalau begitu saya masuk dulu Pak, mau ketemu Ayah," pamit Jimmy, "ngomong-ngomong, Ayah ada kan Pak?" tanyanya kemudian.

Pak Ujang menganggukan kepalanya, "kalau hari Senin sore seperti ini, biasanya Tuan sudah ada di rumah Den," jawab Pak Ujang.

"Kalau begitu saya masuk dulu ya Pak," pamit Jimmy.

AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang