Part 20 Masa Lalu

2.5K 154 11
                                    

Aku update malam ini Insha Allah dua part ya... Soalnya Minggu besok, dari Senin sampai Jum'at kemungkinan aku akan sangat sibuk, karena lagi ada kerjaan di luar kantor. Jadi jangan di tungguin ya...

BTW busway, padahal aku bukan seorang penulis yang suka membuat cerita sedih lho.. Tapi ada salah satu pembaca yang mempercayakan kisah hidupnya, untuk aku tulis dalam sebuah cerita, draft kasar sih, hanya garis besarnya saja, itu artinya aku mau tidak mau melanjutkan tulisannya ya.. Doakan saja aku selalu diberikan kesehatan, lahir dan batin, biar aku bisa mengerjakannya.

Selesai cerita yang ini aku bakal lama tidak posting cerita, entah berapa lama juga sih, mudah-mudahan tidak lama ya, biar Anda semua tidak pada kangen. Hehehehe...

Jangan lupa tinggalkan jejak vote untuk aku. Kiss...

****

Flashback On

20 tahun yang lalu.

Hari itu, Bunda tampak sangat antusias, saat mendapati testpack yang sudah ia gunakan bergaris merah dua, Bunda tidak sabar mengabarkannya kepada Oom Bastian yang saat itu tengah berada di rumah Tante Irna. Untuk melengkapi kabar bahagia itu, Bunda juga datang ke tempat praktek Dokter yang biasa menanganinya saat kehamilannya, dan mendapatkan hasil cetak photo janin di dalam perutnya. Lima minggu, janin itu sudah ada di perut Bunda.

Berita gembira yang Bunda terima itu hanya bisa ia kabarkan kepada Jimmy dan Erick yang pada waktu itu masih berusia 11 tahun dan 7 tahun. Dan mereka berdua juga kompak merasa bahagia menunggu kehadiran calon anggota baru keluarga, yang mereka tunggu kehadirannya.

Dan musibah itu terjadi,

Satu malam yang hujan, saat semua penduduk perumahan itu tengah terlelap dalam tidurnya, menikmati hangatnya gelungan selimut. Atau berkumpul dengan keluarganya di dalam rumah yang hangat.

Tapi tidak bagi orang ini.

Ia naik ke pagar tinggi rumah Bunda melalui rumah belakang yang kosong dan terlantar, masuk kedalam halaman yang sepi dengan mengendap-endap untuk masuk kedalam rumah yang sepi, saat pemiliknya sedang terlelap.

Sosok itu.

Maling, yang beroperasi di suasana sepi seperti ini, dan maling itu dengan menggunakan alat merusak pintu dan jendela untuk masuk kedalam rumah dan hendak mengambil apapun yang ada di dalam rumah. Dan saat mendapati Bunda hanya sendirian di tengah hujan yang turun dengan deras. Si maling terpesona dengan kecantikan Bunda yang tengah tertidur pulas di ranjangnya, dan dengan teganya maling itu memperkosa Bunda, di tengah malam yang sepi itu, Bunda yang terbangun berusaha melawan tindakan maling tersebut, ia sudah berteriak nyaring, menjerit dan meminta pertolongan siapapun yang mendengar, untuk mencegah kejadian itu, tapi naas bagi Bunda, karena pada malam itu, Oom Bastian tengah menginap di rumah Tante Irna, dan di rumah itu hanya ada Jimmy dan Erick yang masih kecil yang mengkerut ketakutan di kamarnya tidak berani bersuara, atas ancaman salah satu teman maling, sedangkan para pekerja berada di mes yang letaknya jauh dari rumah utama, hingga tidak mengetahu kejadian itu.

Bunda sudah berteriak, menendang, mengigit dan apapun yang bisa ia lakukan untuk mencegah niat buruk perampok itu, tapi apa daya tenaga Bunda tidak seberapa di bandingkan dengan napsu setan perampok itu. Hingga kejadian itu terjadi.

Dan kondisi Bunda yang mengenaskan dan keadaan rumah yang berantakan baru ditemukan keesokan harinya, saat Mak Ijah dan Pak Ujang masuk kedalam rumah untuk memulai aktivitas hariannya.

Sejak kejadian itu Bunda mengalami trauma berkepanjangan, dan harus di tangani oleh psikiater, Bunda sama sekali tidak memikirkan dirinya yang tengah mengandung, ia hanya mengingat kejadian traumatis itu saja. Dan melupakan segalanya. Melupakan suami, anak-anaknya, juga keadaannya yang tidak sendirian ada janin yang harus ia jaga, Bunda hanya asyik dengan dunianya sendiri, menangis histeris, dan melempar apapun yang sekiranya bisa ia jangkau, dan yang lebih parah karena beberapa kali Bunda menyakiti dirinya sendiri.

Hingga pada suatu hari Bunda jatuh pingsan, dan Dokter yang dipanggil ke rumah untuk memeriksanya mengatakan bahwa Bunda saat itu tengah mengandung. Hamil, setelah peristiwa perkosaan membuat sikap Oom Bastian berubah. Ia tidak lagi hangat saat mendampingi Bunda melewati cobaan ini.

Kehangatan pernikahan Bunda dengan Oom Bastian merenggang,

Dan saat usia kehamilan Bunda berusia lima bulan, Bunda yang tersadar dan sudah mau berdamai dengan rasa traumanya, tertatih menceritakan keberadaan janin yang ada di dalam perutnya kepada Oom Bastian, berikut photo USG yang pernah dilakukan saat Bunda mengetahui janin itu ada di perutnya, tapi Oom Bastian bersikeras menolak dan mengatakan bahwa itu bukan janinnya, walaupun Bunda terus membantah dan mengatakan bahwa janin yang tengah ia kandung adalah anak kandung dan darah daging Oom Bastian, dan Bunda hamil satu bulan sebelum kejadian itu, tapi Oom Bastian selalu tegas menolak janin di perut Bunda sebagai darah dagingnya, dan tidak mengakui keberadaan janin itu.

Bunda sudah menyarankan bahwa Oom Bastian bisa melakukan Test DNA saat janin yang ia kandung berusia 25 minggu, tapi Oom Bastian menolak melakukannya dengan tegas.

Tapi yang lebih menyakitkan dari kejadian itu, saat Oom Bastian dengan tega memutuskan untuk berpisah dengan Bunda, walaupun tidak bercerai secara resmi dari Bunda, walaupun Bunda sudah memohon untuk berpisah secara hukum dan agama, tapi Oom Bastian hanya meninggalkan Bunda yang saat itu tengah hamil, dan dampak traumatis atas kejadian itu, Bunda juga harus tertatih menghidupi Jimmy dan Erick.

Sedangkan Oom Bastian sejak saat itu menurut Bunda, Jimmy, dan Erick, berubah menjadi pribadi yang sombong, dengan tega. Melupakan keberadaan Bunda, Jimmy dan Erick dari kehidupannya.

Sampai saat ini, Oom Bastian baru beberapa kali pulang ke rumah Bunda, Oom Bastian juga lupa untuk memberikan nafkah kepada Bunda, karena walau bagaimana pun Bunda masih merupakan Istri Oom Bastian, karena gugatan cerai Bunda di tolak Oom Bastian, dengan alasan anak-anak, padahal kenyataannya Oom membiarkan anak-anaknya terlantar tanpa kasih sayang dari Ayah.

Tapi untunglah Bunda dengan kesabarannya mampu menghibur Jimmy dan Erick yang resah karena keadaan ini.

Saat ini Bunda dengan dengan sedikit bantuan modal dari Akung merintis usaha butik, awalnya dari hobbynya mendesain baju-baju, dan banyak yang berminat memesannya, hingga akhirnya Bunda terjun langsung untuk menekuninya. Dan sukses seperti sekarang, mampu memasarkan produk desainnya sendiri, dan brand-brand ternama dunia sekaligus.

Dan Alhamdulillah, usaha Bunda tidak sia-sia, selama dua puluh tahun ini, usahanya semakin berkembang pesat, dari hanya satu counter di Bandung, akhirnya menyebar ke Jakarta, Surabaya, Bali, Medan dan Makassar.



Serang, 08 April 2018

AlexaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang